Oleh Tabrani Yunis
Musim penerimaan siswa baru tak lama lagi tiba. Musim ini menjadi musim yang berat bagi Orangtua dan anak yang akan melanjutkan pendidikan ke tingkat atau jenjang yang lebih tinggi. Biaya pendidikan, tiap tahun berubah mengikuti arus bisnis, walaupun pendidikan bukan sektor bisnis, tetapi bisnis pendidikan, tetap hidup dan terus menguras dompet, dan terasa begitu berat.
Sehingga untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan lanjutan yang lebih tinggi, orang tua dan anak akan dihadapkan dengan banyak masalah. Selain masalah biaya yang semakin besar, memilih sekolah yang sesuai dengan keinginan anak dan juga sesuai dengan kemampuan keuangan atau finansial keluarga adalah masalah yang selalu mengganggu pikiran.
Sudah menjadi tradisi bahwa anak dan Orangtua dari berbagai strata, baik keluarga miskin, menengah, apalagi keluarga mapan, kaya dan elit, akan selalu ingin memilih sekolah yang bagus, sekolah yang favorit, berkualitas, berlabel unggul dan papan atas.
Alasannya ya macam-macam. Banyak orangtua yang ingin agar anak-anak bisa belajar dengan serius dan benar, bisa meraih prestasi. Pokoknya, semua berharap yang terbaik. Itulah harapan banyak orang tua dan anak dari berbagai kalangan atau strata kehidupan.
Namun, sayangnya sering harapan itu tinggal harapan, karena untuk memeroleh sekolah sekelas itu, ada banyak syarat yang harus dipenuhi. Syarat pertama tentu lah kemampuan akademis yang mendorong seseorang untuk bisa meraih apa yang diharapkan. Ketika kemampuan akademis cukup bagus, maka Jalan untuk memperoleh pendidikan yang terbaik dan berkualitas prima, cukup terbuka. Walau selama ini sering kita temukan para siswa yang memiliki prestasi semu. Artinya, nilai akademis tinggi, tetapi kemampuan intelektual rendah, karena orientasi belajar adalah mengejar angka. Puas dengan nilai -nilai tinggi, tapi ketika diuji kemampuan literasi,numerasi dan sain, kemampuan itu masih bermasalah.
Kedua, alasan klasik dan terus ada dalam kehidupan kita adalah alasan kemampuan finansial atau keuangan orang tua atau keluarga. Sebab banyak yang berkata, walau sebenarnya, untuk bisa masuk ke sekolah atau perguruan tinggi berkualitas tinggi, kemampuan seorang anak sebagai calon siswa harus tinggi pula. Itu adalah realitas atau kondisi nyata dapam masyarakat kita
Jadi, bisa kita fahami bahwa lulus tes masuk dengan baik, belum atau tidak cukup dengan itu saja. Apalagi bagi anak yang berasal dari keluarga miskin, walau pun memiliki nilai rapor tinggi, lulus tes masuk, namun bila tidak didukung oleh kemampuan keuangan atau finansial yang sehat, atau mumpuni, anak-anak akan tidak bisa bersekolah di sekolah yang diinginkan tersebut. Oleh sebab itu, persiapan kemampuan finansial untuk kelanjutan pendidikan memang harus dipersiapkan dengan cukup terencana dan berkelanjutan. Sebab, sesungguhnya tidak ada sekolah atau pendidikan gratis, semuanya perlu biaya.
Oleh sebab itu, ketika kita tidak mampu menyiapkan kekuatan finansial untuk biaya pendidikan, seperti halnya asuransi pendidikan anak, yang mungkin bisa dilakukan adalah mencari sumber pembiayaan alternatif. Beasiswa adalah salah satu alternatif tersebut. Banyak organisasi atau badan/ Lembaga dan bahkan perusahaan dan pemerintah di berbagai negara yang menyediakan beasiswa untuk semua orang, namun bukan berarti semua orang bisa dapat. Sebab selalu ada syarat dan ketentuan untuk mendapatkan beasiswa tersebut.
Kita bisa mencari informasi mengenai beasiswa dari berbagai sumber. Paling tidak kita akan bisa mengerti sejumlah syarat umum untuk mendapatkan beasiswa. Beberapa syarat umum tersebut di antaranya adalah kualifikasi akademik. Maksudnya setiap orang yang mengajukan beasiswa harus memiliki nilai akademi yang baik yang tertera dalam transkrip nilai atau rapor. Tidak hanya itu, juga diperlukan rekomendasi dari sekolah atau lembaga yang mendukung kita. Kemampuan bahasa yang biasanya dibuktikan dengan sertifikat kemampuan berbahasa seperti hasil test TOEFL, IELTS atau lainnya, selalu menjadi syarat yang harus dipenuhi. Selain itu, setiap pelamar beasiswa juga harus mempersiapkan esai atau pernyataan pribadi yang menjelaskan alasan untuk mendapatkan beasiswa serta membuat rencana belajar atau study dengan beasiswa tersebut. Tentu saja, kelengkapan administrasi berupa dokumen administrasi seperti tanda pengenal, KTP, ijazah surat keterangan lulus dan dokumen lainnya termasuk foto, harus sudah dilengkapi.
Kemudian yang harus diingat adalah bahwa program beasiswa memiliki batasan usia tertentu. Sesuaikan usia dengan program yang akan diikuti. Kalau sudah terlalu tua, ya tentu beasiswa sudah tak tersedia, tapi kalau masih muda, bergegaslah.
Persyaratan umum yang lain, bila kita sudah bekerja, adalah data tentang pengalaman organisasi atau juga prestasi. Ini merupakan persyaratan terkait pengalaman keterlibatan dalam organisasi yang sering menjadi nilai tambah selain prestasi akademik.
Jadi, kalau ingin mendapatkan beasiswa hingga ke luar negeri, sebaiknya jangan malas mencari atau searching alias berselancar di internet. Semakin rajin mencarinya, semakin banyak informasi beasiswa didapatkan. Hal ini penting, karena setiap program beasiswa juga memiliki tambahan persyaratan yang mungkin lebih spesifik.
Jadi, kalau mau mencari informasi beasiswa secara sungguh-sungguh penting pula bagi kita untuk membaca lebih teliti panduan pendaftaran, sehingga tidak menjadi penghalang dalam merebut kesempatan memperoleh beasiswa.
Nah, di sini, bagi orangtua dan anak harus bergerak lebih maju dan kreatif. Tentu saja kunci utama ada pada upaya peningkatan kapasitas yang berkualitas. Karena kuncinya ada pada kualitas diri kita, bukan pada relasi dan kolusi. Setelah semua itu dimiliki, tantangan biaya sekolah yang semakin lama semakin mahal dan kebutuhan bersekolah semakin banyak dan canggih, kita harus mau dan mampu mencari sumber alternatif itu, yakni beasiswa. Jadi, kita memang harus selalu optimis, bahwa selalu ada jalan, asal kita mau bersusaha. Seperti kata pepatah jadul, there is a will, there is away. Bukankah sudah banyak contoh orang miskin dan kaya, sukses karena mendapat beasiswa di dalam negeri dan luar negeri? Belajar lah pada mereka