BALON HIJAU
Oleh: Safri Naldi
Anak-anak asik menyanyikan lagu riang gembira
‘Balonku Ada Lima’
Hijau semua warnanya
Melambung ke angkasa
Meledak di dapur warga
Di SPBU dan pangkalan tertera harga
HET tulisannya
Rp. 16.600,- (saja)
Harga seperti itu, bisa dibeli di mana?
Kami bingung mencarinya
Balon hijau melambung kian tinggi ke angkasa
Warnanya sampai tak terlihat mata
Dicari sampai ke mana-mana
Kami resah … kompor tak mau menyala
Balon hijau susah ditangkapnya
Pemerintahku luar biasa
Mengatasi masalah tanpa masalah (katanya)
Eh, itu motto Pegadaian, ya
Maaf saya terlupa
Balon hijau tak jua saya jumpa
Balon hijau balon langka
Melambung ke angkasa
Meledak di dapur warga
Anak-anak tak lagi nyanyikan ‘Balonku Ada Lima’
Warna hijau sudah tidak ada
Ciwidey, 22-10-16
GURU-GURUAN DAN SEKOLAH-SEKOLAHAN
Oleh : Safri Naldi
Di sini—kami belajar menimba ilmu. Di sekolah-sekolahan. Tanpa dinding utuh, atap hampir rubuh. Genteng berderak-derak mau jatuh.
Di sini—kami mengajar memberi ilmu. Di sekolah-sekolahan. Dengan semilir angin, terkadang berbasah-basah ketika hujan. Kami tetap bertahan di atas nama pendidikan.
Di sini—kami terdidik menjadi anak bangsa. Di sekolah-sekolahan. Bertahan di keprihatinan, pada ucap – ‘kasihan’ dari Tuan dan Puan.
Di sini—kami mendidik anak bangsa, menjadi generasi muda. Di sekolah-sekolahan. Tanpa tunjangan dan tanpa status jabatan—hanya pengabdian.
Di sini—kami berjuang mengejar masa depan. Di sekolah-sekolahan. Pendidikan tanpa perhatian dari pusat pemerintahan. Tanpa kecukupan peralatan dalam memberikan pelajaran, tapi kami tetap bertahan di atas nama kemanusiaan.
Di sini—kami memperjuangkan masa depan. Di sekolah-sekolahan. Dipaksa untuk bertahan, agar tak melihat Indonesia menangis karena belum mapan.
Di sini—aku kehabisan kata. Di sekolahan mewah ibu kota.
Bandung. Juni 2016