Oleh Gimien Artekjursi
di tanah air ini
tak ada lagi yang merdeka
semua telah dijajah dan menjajah dirinya
merdeka hanya mimpi
di setiap pikiranmu
tak akan bisa terungkap yang kau inginkan
pada langkahmu
tak akan pernah sampai
pada yang mesti jadi tujuan
karena ketakutan menjajahmu dari dalam
siapa menunggu gerimis di halaman?
tiap tetesnya diharap menyuburkan
padahal tanah ini menyimpan mata air di balik air matanya
dan tak pernah kering
hanya kau yang tak mengerti bagaimana merawat tunas
pucuk-pucuknya kau pangkas
karena merasa merdeka mengibarkan kemauan
telah lama, sangat lama
sejak moyang kita merintis peradaban
dan negeri ini masih berupa puing-puing berserakan
kita tak pernah percaya pada diri sendiri
lebih suka memelihara sekawanan tikus di lumbung
lalu bertikai
siapa menanam, siapa berhak berpesta
:di ladang
jangankan umbi, sepotong batang pun
tak lagi tersisa
lalu apa?
memelihara kebodohan:
menggandeng penipu di setiap transaksi
dan mempercayakan si dungu jadi pengendali
kita baru akan sadar keliru
nanti jika sudah terdampar di dasar jurang
tapi itulah kita, kawan
sangat indonesia
lebih suka ditindas daripada bebas
tak pernah percaya kawan
bangga pada pendatang
jika saudara berbeda dianggapnya durjana
sampai kapan kita pelihara mimpi
jadi tuan di rumah sendiri?
(sssstt jangan bilang pada siapapun:
tuhan masih menyembunyikan sang ratu adil
nanti akan dimunculkan ketika kiamat sudah dekat)
Kumendung, 19 Maret 2025