https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Sunday, May 25, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Aceh

Konsep Birul Walidain di Era Digital

Siti Hajar Oleh Siti Hajar
4 months ago
in Aceh, digital, Digitalisasi
Reading Time: 4 mins read
A A
0
13
Bagikan
126
Melihat


Oleh: Siti Hajar

Birul Walidain adalah istilah dalam Islam, yang merujuk pada sikap berbakti kepada orang tua. Kata birrberarti kebaikan, kasih sayang, atau kebajikan, sedangkan walidain berarti keduaorang tua. Maka, birul walidain berarti melakukan kebaikan, menghormati, dan mematuhi orang tua, selama tidakbertentangan dengan ajaran agama.

Era digital yang ditandai dengan perkembangan teknologi menghadirkan perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari, termasuk media sosial, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), dan perangkat pintar lainnya. Kecanggihan ini sangat memengaruhi peradaban manusia, termasuk kehidupan anak dan remaja masa kini.

Perubahan ini membuat para orang tua khawatir terhadap pola pikir dan tingkah laku anak-anak mereka. Ketergantungan pada gawai yang menawarkan informasi tanpa filter sering kali meresahkan orang tua dan guru. Anak-anak cenderung lebih memilih menyendiri bersama ponsel mereka dari pada berbincang dengan orang tua.

Tidak jarang kita melihat di warung kopi atau kafe, saat acara keluarga, anak-anak sibuk dengan ponsel, sementara orang tua membiarkan mereka.

Hal ini menciptakan jarak antara orang tua dan anak. Ikatan batin di antara mereka menjadi renggang. Tidak sedikit orang tua merasa diabaikan oleh anak-anak mereka. Bahkan, anak-anak yang tinggal bersama pun kerap terasa jauh.

Acara keluarga yang seharusnya menjadi momen untuk berbicara dari hati ke hati malah menjadi ajang individualitas dengan dunia masing-masing. Fenomena ini menunjukkan bahwa screen timemendominasi aktivitas harian anak dan remaja.

Kita tunda dahulu perdebatan tentang siapa yang salah dalam situasi ini.

Hari ini, banyak orang tua merasa anak-anaknya tidak lagi mengindahkan nasihat mereka. Mereka tidak peduli terhadap tanggung jawab sebagai Muslim, seperti melaksanakan salat, mengaji, atau membantu orang tua. Karena itu, banyak orang tua memutuskan mengirim anak-anak mereka ke pesantren, berharap anak-anak lebih mendalami agama sekaligus menjauh dari kecanduan gawai.

Namun, apakah ini menjadi solusi?
Tidak dapat disangkal bahwa langkah tersebut efektif bagi sebagian keluarga. Namun, ada pula yang gagal, terutama pada anak yang telah mengalami tingkat kecanduan gawai yang parah.

Tantangan Remaja di Era Digital

Remaja, menurut definisi WHO, adalah individu berusia 10โ€“19 tahun. Pada usia ini, mereka mengalami pubertas dengan perubahan hormon yang signifikan. Masa ini penuh gejolak karena mereka mencari jati diri. Sering kali, mereka mempertanyakan nilai-nilai yang diajarkan dalam keluarga.

Pada usia sekolah, seperti SMP dan SMA, remaja mulai membentuk hubungan sosial di luar rumah, seperti pertemanan, kelompok sebaya, dan hubungan romantis.

Di era digital, mereka menghadapi tantangan berupa pengaruh media sosial, tekanan kelompok sebaya, dan paparan informasi berlebihan. Hal ini menjadi salah satu akar persoalan yang dihadapi remaja masa kini.

Birul Walidain: Tuntunan dalam Al-Qur’an dan Hadis

Konsep birul walidain tercantum dalam Al-Qur’an, salah satunya dalam Surah Al-Isra ayat 23โ€“24:

“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’, dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.”

Peringatan ini menunjukkan pentingnya berbuat baik kepada orang tua. Bahkan perkataan “ah” saja tidak diperbolehkan, apalagi membentak atau menyakiti hati mereka.

Dalam Surah Luqman ayat 14, Allah SWT juga berfirman:

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu; hanya kepada-Kulah kembalimu.”

Rasulullah SAW bersabda:
“Keridhaan Allah tergantung pada keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah tergantung pada kemurkaan orang tua.” (HR. Tirmidzi)

Berikut adalah bentuk-bentuk Birul Walidain.

1. Menghormati dan memuliakan orang tua dengan perkataan serta sikap yang sopan. Perkataan yang lembut dan sikap sopan santun harusnya kepada semua orang, apalagi untuk orang tua kita sendiri. Tidak menyakiti hati mereka dengan kata-kata kasar dan tingkah laku yang tidak pantas.

Jadilah anak yang meutuah. Anak yang baik, yang mendengar petuah orang tua.

2. Mematuhi perintah mereka, selama tidak bertentangan dengan syariat Islam. Jika kalian masih bersekolah, ikuti perintah orang tua. Jika kalian diminta untuk bersekolah, bersekolahlah yang rajin. Jika orang tua kalian meminta untuk mengerjakan salat dan puasa. Kerjakan, karena apa yang mereka perintahkan adalah untuk kebaikan hidup kalian di dunia dan akhirat.

3. Membantu dan memenuhi kebutuhan mereka, baik secara fisik maupun finansial. Jika kamu adalah anak yang masih tinggal bersama orang tua, bantulah mereka mengurus rumah. Membantu membersihkan rumah, menyapu, mengepel, mencuci memasak. Lakukan semampu kalian. Apalagi bila orang tua kalian sudah tua, sudah tidak kuat lagi. Bantulah.

4. Mendoakan kebaikan untuk mereka. Mendoakan kebaikan untuk orang tua, yang masih hidup maupun yang telah meninggal. Hadirkan orang yang telah menyebabkan kalian lahir, yang merawat serta mendidik kalian. Dalam setiap doa yang kamu panjatkan mintalah, โ€œAmpuni dosa kedua orang tuaku, ya Allahโ€. Doakan kebaikan di dunia dan di akhirat. Orang tua yang telah meninggal, hanya sedekah jariyah, amalan yang baik serta doa dari anak yang saleh yang mampu menyelamatkan mereka di alam kubur.

5. Menjaga hubungan baik dengan teman-teman dan kerabat mereka. Apabila kedua orangtua kalian telah meninggal jalinlah hubungan yang baik dengan teman-teman dan kerabat mereka. Kunjungilah mereka jika kamu ada kesempatan. Jika jarak yang jauh hubungi dan tanyakan kabar mereka.

Siapapun tentu senang apabila ada yang perhatian dan peduli kepada mereka. Apalagi usia mereka sudah sepuh. Seringkali mereka kesepian karena anak-anak yang sudah jauh dan juga teman-teman mereka banyak yang sudah meninggal dunia. Kunjungi dan tanya kabar mereka, buat mereka bahagia.

Birul walidain merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat ditekankan dalam Islam. Keutamaannya setara dengan ibadah kepada Allah, dan menjadi sebab turunnya keberkahan dalam hidup.

Bagaimana mengaitkan birul walidain dengan generasi sekarang? Generasi yang merasa bisa hidup sendiri, tidak mau ikut apa kata orang tua. Generasi sekarang yang cenderung merasa independent. Mereka dirasakan kurang menghargai nasihat orang tua.

Relevansi Birul Walidain dengan Nilai Kekinian

Generasi saat ini lebih menyukai pendekatan rasional. Birulwalidain dapat dipahami sebagai investasi emosi yang memberikan stabilitas hubungan keluarga. Sebagai langkah konkrit, bisa dibentuk program seperti seminar, youth camp, atau komunitas yang menanamkan nilai-nilai birul walidain. Kisah-kisah inspiratif dari mereka yang sukses berkat doa orang tua juga dapat menjadi motivasi.

Dengan pendekatan yang relevan dan empati, konsep birulwalidain tetap menjadi harapan di era digital dan menjadi pedoman dalam membangun generasi yang lebih baik.[]

ย 

Share5SendShareScanShare
Siti Hajar

Siti Hajar

Siti Hajar adalah seorang perempuan lahir di Sigli pada 17 Desember. Saat ini tinggal di Banda Aceh dan bekerja sebagai tenaga kependidikan di Fakultas Pertanian USK. Menggemari dunia literasi karena baginya menulis adalah terapi dan cara berbagi pengalaman. Beberapa buku yang sudah cetak, di antaranya kumpulan cerpen, โ€œKisah Gampong Meurandehโ€ Novel, Sophia dan Ahmadi, Patok Penghalang Cinta, Beberapa novel anak, di antaranya The Spirit of Zahra, Mencari Medali yang Hilang, Petualangan Hana dan Hani. Ophila si Care Taker. Dan buku Non Fiksi, Empati Dalam Dunia Kerja (Bagaimana Menjadi Bos dan karyawan yang Elegan) Ingin berkomunikasi lebih lanjut bisa menghubungi nomor WhatsApp 085260512648. Email: sthajarkembar@gmail.com

Postingan Selanjutnya
OCCRP, Jokowi, dan Konspirasi Tingkat Dewa

Mengapa Filsafat

Rumah dan Ibu,  Akar Kebahagiaan

Rumah dan Ibu, Akar Kebahagiaan

Kartini: Fajar di Balik Tirai Keheningan

Kartini: Fajar di Balik Tirai Keheningan

BESOK: MAJALAH POTRET BERUSIA 22 TAHUN MENGAWAL PENCERDASAN ANAK BANGSA

Gema Pantun di Milad ke 22 POTRET

Imamku Kakak Angkatku

Imamku Kakak Angkatku

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Edisi Mei

Oleh Redaksi
May 10, 2025
0
346

27 tahun yang lalu (1998) nilai tukar rupiah terhadap dolar, dari Rp 2,575.00 berangsur turun menjadi Rp 16.000 pada Maret...

Baca SelengkapnyaDetails
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Tema Lomba Menulis Maret 2025

March 22, 2025
342

Responden Terpilih

March 14, 2025
124
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Pemenang Lomba Menulis Februari 2025

March 2, 2025
360

Jajak Pendapat #KaburAjaDulu

February 22, 2025
232

SELAKSA

  • All
  • Tabrani Yunis
Jejak Kelelawar

Jejak Kelelawar

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/24
0
69

Oleh Tabrani Yunis  Burung-burung kelelawar datang berkunjung Berkerumun -kerumun saling sambung Terbang tinggi jauh melambung Langit terang kelihatan mendung Burung-burung...

Gerimis Turun Menjelang Petang

Gerimis Turun Menjelang Petang

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/18
0
71

Oleh Tabrani Yunis Mendung berarak menjelang petang Kala mentari bergegas pulang Berbalut pelangi jingga luas membentang Diguyur gerimis bergoyang kencangย ...

Merevitalisasi PDIA, Merawat Ingatan Membangun Ketangguhan

Merevitalisasi PDIA, Merawat Ingatan Membangun Ketangguhan

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/17
0
91

Oleh Tabrani Yunis Perasaan hati bercampur aduk, kala masuk ke ruang pertemuan di gedung  BAST -ANRI atawa gedung Balai Arsip Statis...

Bhoi Morica: Inovasi Kue Tradisional Acehย Oleh 3 Mahasiswi USKย Sebagai Solusi Anti-Stunting dan Anti-Cacingan

Bhoi Morica: Inovasi Kue Tradisional Acehย Oleh 3 Mahasiswi USKย Sebagai Solusi Anti-Stunting dan Anti-Cacingan

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/16
0
182

Oleh: Tabrani Yunis Bhoi Morica merupakan inovasi pangan fungsional berbasis kue tradisional Aceh yang dikembangkan sebagai solusi lokal untuk mengatasi...

Populer

  • Memaknai Kekhususan Hari Jumโ€™at

    Abu Syech Mud; Syekhul Masyayikh Ulama Dayah Aceh Periode Awal.ย 

    10 shares
    Share 4 Tweet 3
  • Bunda Literasi di Era Artificial Intelligence

    10 shares
    Share 4 Tweet 3
  • Nol Saldo di Masjid Jogokariyan; Literasi Keuangan

    9 shares
    Share 4 Tweet 2
  • Jejak Kelelawar

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • The Rise of IIUM as a Leading Choice for Indonesian Students

    14 shares
    Share 6 Tweet 4
POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00