Dengarkan Artikel
/1/
*Dua Dasawarsa Memotret Negeri*
Puisi: *Leni Marlina*
Kau bidik cahaya di tepi Lhoknga,
tempat ombak menari di pasir perak.
Kau bawa aroma pantai Aceh
ke layar yang menggenggam dunia,
menyatukan jejak waktu
dengan denyut piksel tanpa batas.
O, Media Potret Online,
kau lahir dari bumi rencong,
tempat rimba dan laut berpadu,
tempat perempuan-perempuan cerdas, berani, dan mandiri,
mewartakan suara mereka seantero Nusantara.
Di pucuk gunung Seulawah,
jejak langkahmu tertanam,
menyusuri sungai-sungai bening,
mengalir ke layar negeri,
menghapus kabut bias,
membawa berita dan karya ke ujung layar kecil.
Kau adalah saksi gelombang zaman,
dari riuh mesin cetak yang berdebu
hingga keheningan algoritma,
namun napasmu tetap sama:
menggetarkan, menghidupkan.
Teruslah beraksi di atas panggung dunia,
dengan latar belakang hutan Aceh dan ombak Samudera Hindia,
potretlah mimpi bangsa
di setiap sudut kenyataannya.
Selamat ulang tahun, Media Potretonline.com!
Dalam potretmu,
kekuatan perempuan dan
masa depan kebenaran terus bersuara.
Padang, Sumbar
Januari 2025
/2/
*Napas Digital di Arus Zaman*
Puisi: *Leni Marlina*
Kau mengalir dari Krueng Aceh,
membawa cerita dari hulu kenangan
ke hilir pemahaman,
seperti aliran air yang tak pernah kering,
kau basuh wajah negeri ini
dengan berita yang jernih.
Lahir di tanah rencong,
di bawah naungan Gunung Leuser,
Potretonline,
kau menyuarakan perempuan-perempuan kuat dan inspiratif,
mengangkat cerita mereka
hingga timur Nusantara.
Tak lagi kau terikat oleh debu cetak,
tak lagi suara mesin mendesakmu,
hanya angin pegunungan
dan desau layar digital
yang membawa suaramu ke seluruh negeri.
Di bawah bimbingan yang bijaksana,
kau tak hanya mencatat,
kau menjadi saksi bagi kejujuran
yang sering ditinggalkan.
Teruslah mengalir dari lembah ke lembah,
menyentuh hati di tiap sudut negeri,
kau seperti sungai keberanian,
mengaliri mimpi,
demi indahnya masa depan.
Padang, Sumbar
Januari 2025
/3/
*Bara di Layar Tak Bertepi*
Puisi: *Leni Marlina*
Dulu, kau hanyalah percikan
di antara lembaran-lembaran sunyi,
seperti lentera kecil di pedalaman Alas,
kini, kau bagaikan bara
yang membakar sunyi itu,
melahirkan cahaya
yang menembus kabut kebodohan.
Di rimba Aceh yang hijau,
kau mulai menyalakan api kebenaran.
dari cerita perempuan yang berjuang,
kau menjelma suara bangsa,
membangunkan mereka yang tertidur.
Media Potretonline
di bawah langit Ulee Lheue,
kau berbicara dengan lembut
namun mengguncang,
kilat pikselmu beraksi seperti obor,
menyala dalam malam yang pekat,
membawa kepingan keadilan
yang tak boleh diabaikan.
Teruslah menjadi bara yang tak padam,
memanaskan hati,
menerangi nurani,
potretlah sejarah dengan napas Samudera Hindia,
agar kebenaran tak pernah hilang dari ingatan sesama.
📚 Artikel Terkait
Padang, Sumbar
Januari 2025
/4/
*Potret di Batas Tanpa Akhir*
Puisi: *Leni Marlina*
Engkau tak lagi terkurung oleh bingkai kertas,
tak lagi terbatas oleh lipatan halaman.
Kini, kau adalah wajah Samudera Hindia,
terbentang luas,
menyentuh cakrawala tanpa ujung.
Media potretonline.com,
kau lahir dari Aceh,
tempat rembulan mengintip
di balik Gunung Seulawah
di sana kau mulai memotret dunia,
mengabadikan cerita perempuan pemberani,
yang kini bergema di negeri ini.
Kini kau hadir di genggaman,
di sela-sela waktu yang begitu cepat berlalu,
namun kau tetap setia,
merekam rintik hujan di Batee Iliek,
membawa aroma pantai dari Sabang
ke layar kecil kami.
Di bawah kepemimpinan yang setia pada keberanian dan keadilan,
kau menembus batas maya
untuk menyuarakan kebenaran yang harus diperjuangkan.
Teruslah hadir di setiap ruang,
menjadi cermin bagi mereka
yang berani menatap ke depan,
kau bagaikan bentangan Aceh yang tak gentar,
mewartakan dan menyuarakan perempuan dan membela kebenaran.
Padang, Sumbar
Januari 2025
/5/
*Keberanian dan Kebenaran*
Puisi: *Leni Marlina*
Di dunia yang penuh gema,
kau hadir seperti sinar matahari di Lamreh,
memancar di antara bayangan pepohonan.
Media Potretonline.com,
kau tidak hanya berbicara,
kau menyentuh jiwa-jiwa yang haus akan keberanian dan kebenaran.
Kau lahir dari bumi Aceh,
tempat ombak dan gunung bersatu.
Kau memulai langkah dengan cerita perempuan
yang mengubah duka menjadi suara,
dan kini menyentuh bangsa ini dengan cahaya.
Narasimu seperti aliran Krueng Sabee,
gambarmu seperti pantulan matahari
di laut Ujung Blang,
mengisi ruang kosong
dengan kejujuran dan semangat hidup.
Di bawah pimpinan yang penuh kebijaksanaan,
kau suara keberanian untuk keadilan
di atas panggung layar digital,
yang dulu bermula dari lembaran.
Di layar kecil yang akrab,
kau membawa dunia ke tangan kami.
Bukan hanya berita,
tapi makna yang meresap.
Teruslah menyala seperti lava di gunung,
menyusuri lembah waktu,
dan membawa cerita yang tak lekang
oleh batas-batas zaman.
Padang, Sumbar
Januari 2025
————————–
*”Selamat Ulang Tahun ke-22 untuk Media Potretonline.com”.*
*Leni Marlina* merupakan anggota aktif Asosiasi Penulis Indonesia, SATU PENA cabang Sumatera Barat sejak berdiri tahun 2022. Selain itu, ia juga merupakan anggota aktif Komunitas Penyair dan Penulis Sastra Internasional ACC di Shanghai, serta dipercaya sebagai Duta Puisi Indonesia untuk ACC Shanghai Huifeng International Literary Association. Leni pernah terlibat dalam Victoria’s Writer Association di Australia. Sejak tahun 2006, ia telah mengabdikan diri sebagai dosen di Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang.
Leni juga mendirikan dan memimpin komunitas digital/ kegiatan lainnya yang berfokus pada bahasa, sastra, literasi, dan sosial, di antaranya:
1. World Children’s Literature Community (WCLC): https://shorturl.at/acFv1
2. Poetry-Pen International Community
3. PPIPM (Pondok Puisi Inspirasi Masyarakat), the Poetry Community of Indonesian Society’s Inspirations: https://shorturl.at/2eTSB; https://shorturl.at/tHjRI
4. Starcom Indonesia Community (Starmoonsun Edupreneur Community Indonesia):
https://rb.gy/5c1b02
5. Linguistic Talk Community
6. Literature Talk Community
7. Translation Practice Community
8. English Languange Learning, Literacy, Literary Community (EL4C)
————————–
Info singkat geografis yang tentang lokasi dalam puisi di atas:
1. Lhoknga
Puisi: Dua Dasawarsa Memotret Negeri (Puisi 1)
Lhoknga adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Terkenal dengan pantainya yang berpasir putih dan ombak yang cocok untuk berselancar, Lhoknga menyajikan panorama indah dari pantai yang dipadukan dengan perbukitan hijau. Lokasi ini menjadi simbol alam Aceh yang menenangkan dan inspiratif.
2. Gunung Seulawah
Puisi: Dua Dasawarsa Memotret Negeri (Puisi 1)
Gunung Seulawah, gunung berapi nonaktif dengan dua puncak utama—Seulawah Agam dan Seulawah Dara—berada di Aceh Besar. Dengan ketinggian 1.726 meter di atas permukaan laut, gunung ini menjadi simbol keindahan alam dan identitas budaya Aceh, serta menawarkan kekayaan ekosistem yang luar biasa.
3. Krueng Aceh
Puisi: Napas Digital di Arus Zaman (Puisi 2)
Krueng Aceh adalah sungai utama di Provinsi Aceh yang mengalir dari pegunungan Aceh Besar hingga ke Samudera Hindia, melewati Banda Aceh. Sungai ini menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat lokal, menyediakan air untuk irigasi, minum, dan aktivitas sehari-hari.
4. Gunung Leuser
Puisi: Napas Digital di Arus Zaman (Puisi 2)
Gunung Leuser adalah bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser, yang mencakup Aceh dan Sumatera Utara. Dengan ekosistem yang kaya, gunung ini menjadi rumah bagi flora dan fauna langka seperti orangutan Sumatra. Wilayah ini adalah salah satu kawasan konservasi terpenting di Indonesia.
5. Lamreh
Puisi: Keberanian dan Kebenaran (Puisi 5)
Lamreh adalah desa yang terletak di Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar. Lokasinya yang berada di pesisir, dikelilingi perbukitan hijau dan tebing-tebing tinggi, menjadikannya destinasi wisata alam yang menawarkan ketenangan dan keindahan pemandangan laut.
6. Ulee Lheue
Puisi: Bara di Layar Tak Bertepi (Puisi 3)
Ulee Lheue adalah pelabuhan di Banda Aceh yang menjadi gerbang menuju Pulau Weh, Sabang. Selain memiliki nilai historis terkait tsunami 2004, Ulee Lheue menawarkan pantai yang tenang dan pemandangan laut yang indah, menjadikannya salah satu kawasan penting di Aceh.
7. Batee Iliek
Puisi: Potret di Batas Tanpa Akhir (Puisi 4)
Batee Iliek, yang berarti “batu licin” dalam bahasa Aceh, adalah sebuah sungai di Kabupaten Bireuen. Sungai ini dikenal dengan airnya yang jernih dan berbatu halus, serta menjadi tempat rekreasi alami yang populer bagi masyarakat setempat.
🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

















