https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Sunday, July 13, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda POTRET Budaya

Puisi-Puisi Mengenang Tsunami Aceh

Rindu Ibu dan Pulanglah Nak

Redaksi Oleh Redaksi
3 years ago
in POTRET Budaya, Puisi, Sastra, tsunami Aceh
Reading Time: 3 mins read
A A
0
18
Bagikan
180
Melihat


Rindu Ibu

Delia Rawanita

Besok pertemuan kita,bu

Aku tak pernah lupa menghitungnya tanggalnya

Selamanya

Pagi itu aku bersama ibu

Kita menunggu ayah pulang

Membawa ikan hasil tangkapan

Ibu memasakknya untuk lauk sarapan

 

Agak lama kita menunggu

Aku mulai bosan

Ibu mengusap kepalaku dan berkata

โ€œ Sabar ya, sebentar lagi ayah pulangโ€

 

Memeluk ibu membuat rasa lapar hilang

Aroma tubuhnya membuat perutku kenyang

Ibuku memang perempuan luar biasa

Kekuatan hidupku yang tak terhingga

 

Tiba tiba gempa datang kuat sekali

Aku makin erat memeluk ibu

Sesaat kemudian air laut surut

Ikan berlompatan keluar menuju pantai

 

Lalu terdengar suara gemuruh

Orang orang di pantai panik, berlarian

Air laut naik menutup langit

Hitam

 

Tak ada yang bisa dilakukan

Kulihat ibu pasrah pada takdirNya

Aku memeluk ibu

Ibu dipeluk laut

 

Hari ini belasan tahun yang lalu

Aku berdiri menanti dengan rindu

Menunggu di tepian pantai ย menatap gelombang

Mengharap lambaian tangan, ibu

Seperti ayah melihat lambaian tanganku waktu itu

 

Aku masih di sini bu

Di tepian laut dekat rumah kita dulu

Menatap laut membayangkan dirimu

Peluklah aku, bu

Seperti laut memeluk ibu.

 

Banda Aceh , 25 Desember 2022

 

PULANGLAH, NAK

Delia Rawanita

Aku ingat betul pagi itu

Kedua anakku ย bermain di halaman

Sambil menyapu kulihat mereka berlarian gembira

Saddam 6 tahun dan Tata 10 tahun

Tiba tiba bumi berguncang

Gempa besar datang

Mereka ketakutan dalam dekap

Kami berpelukan erat

Tak lama suara gemuruh

Seperti suara angin badai

โ€œ Air laut naik, air laut naik

Semua panik menyelamatkan diri

Ombak tinggi menjulang menerjang

Menghantam apa saja di hadapanย 

Aku berlari mengendong anakku

Saddam meronta ingin turun

โ€œ Biarkan Saddam lari,makโ€ dia memelas

Aku tetap memeluknya ย erat

Tak boleh ada yang terpisah

โ€œKita ย tetap bersamaโ€ teriakku di sela ย deru

Gelombang besar menghantam tubuhku

Mereka terlepas entah kemana

Timbul tenggelam di dalam ย air hitam.

Anak anakku hilang seketika

Aku tak tahu rencana Allah

Aku selamat atas kuasaNYa

Namun apalah artinya

Aku kini ย sebatang kara

Kadang rasa rindu datang begitu pekat

Perih bagai disayat sayat

Kubenamkan diri dalam doa

Anakku engkau di mana..

Malam itu hujan ย tak juga reda

Aku tertidur dengan mukena

Bermimpi bertemu Tata

โ€œ Ibu, datanglah , pusaraku tak jauh

di kawasan pantai โ€œ

Aku pasrah pada kehendakNya

Anakku Tata sedang ย di taman surga

*****

Ibu menggantung harap

Kau ย datang dalam mimpi

Terasa hangat tubuhmu dalam gendongan ibu

Menunggu mukjizat sampai

Jika kau masih hidup ย datanglah lagiย 

kuhitung dengan jari

Kiranya umurmu 24ย tahun kini

Sudah berbagai tempat ibu jelajahi

Panti asuhan, tempat penitipan atau hunian di kolong jembatan

Berharap suatu hari kau tak lupa jalan pulang

Kantor berita tentang anak hilang

Ibu masih di sini , nak

Di rumah ย kita yang hancur dulu

Syukur ada yang prihatin dengan kita

Bantuan mengalir dari mana saja

Namun berita tentang kau belum tiba

Tapi tetap merasa kau masih ada

Beberapa orang berkata dibawa orang ke Jakarta

Itulah mengapa harapan terpelihara di dada

Bahagiakah kau nak, di sana..

Kabarkan kami tentang dirimu

Menunggu kau pulang setiap waktu

Sampai ajal datang menjemput ibu.

Catatan :

1.https://www.bbc.com>Indonesia Tsunami Aceh 15 tahun kemudian :โ€ Saya yakin anak saya masih hidupโ€

Share7SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Postingan Selanjutnya
RENUNGAN DI UJUNG TAHUN

RENUNGAN DI UJUNG TAHUN

Mengenang Ridwan Saidi

Mengenang Ridwan Saidi

RENUNGAN DI UJUNG TAHUN

TANGIS ACEH DI PAGI KELABU

Ayah Kapan Kembali

Ayah Kapan Kembali

COT LAMKUWEUH

COT LAMKUWEUH

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Edisi Mei

Oleh Redaksi
May 10, 2025
0
431

27 tahun yang lalu (1998) nilai tukar rupiah terhadap dolar, dari Rp 2,575.00 berangsur turun menjadi Rp 16.000 pada Maret...

Baca SelengkapnyaDetails
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Tema Lomba Menulis Maret 2025

March 22, 2025
383

Responden Terpilih

March 14, 2025
138
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Pemenang Lomba Menulis Februari 2025

March 2, 2025
395

Jajak Pendapat #KaburAjaDulu

February 22, 2025
244

SELAKSA

  • All
  • Tabrani Yunis
Diamuk Rindu

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani Yunis
2025/07/12
0
105

Oleh Tabrani Yunis  Tak sempat menulis, atau belum ada waktu menulis. Itulah dua ungkapan yang sangat sering kita dengar, keluar...

BENGKEL OPINI RAKyat

Sengketaย Terpelihara

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/05
0
142

Oleh Tabrani Yunisย  Pulau Panjang, Mangkir Ketek, Mangkir Gadang dan Lipan Tidak seperti Pulau Sipadan dan Ligitan Yang durebut Malaysia  karena...

EleฤŸi Negerikuย ย Yang Gelap Gulita

EleฤŸi Negerikuย ย Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/03
0
92

Oleh Tabrani Yunis Negeri mutu manikam berkabut gelap Yang terbentang di garis Khatulistiwa  Apakah ada matahari yang disadap  Hingga seluruh...

Kegalauan Bapak

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/29
0
122

Oleh Tabrani Yunis  Nak, Kemarilah duduk sejenak Kuharap kau dapat menyimak Setiap kata dan kalimat Bapak Walau usiamu masih anak-anak...

Populer

  • Pahitnya Kopi Tak Sepahit Nasib Guru

    12 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Tak Sempat Menulis

    11 shares
    Share 4 Tweet 3
  • In Memorial Bapak Dr.Qismullah Yusuf, Sang Inspirator.ย 

    16 shares
    Share 6 Tweet 4
  • A Book in Hand Is Worth a Thousand on a Pen Drive

    10 shares
    Share 4 Tweet 3
  • Hidup Bukan Lomba, Tapi Perjalanan: Untukmu, yang Baru Lulus Tapi Belum Jadi Apa-Apa

    8 shares
    Share 3 Tweet 2
POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan
  • Saat Plastik Bertemu AI

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00