Oleh Tabrani Yunis
Direktur Centre for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh
Semasa Pandemi Covid19 ini, pertumbuhan istilah atau kata, semakin banyak. Banyaknya kata, istilah atau bahkan ungkapan itu terus terjadi. Salah satunya yang kini sering muncul adalah istilah Isoman, bukan Isoma seperti biasa digunakan dalam kegiatan pelatihan dan sebagainya. Kata Isoman merupakan sungkatan dari isolasi mandiri. Sebuah kegiatan yang dijalankan seseorang yang sedang terpapar virus corona atawa Covid19.
Saat ini, banyak orang yang secara sadar dan atau terpaksa menjalankan tindakan Isoman atau isolasi mandiri di rumah. Hal ini dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus corona kepada keluarga, anak dan istri atau suami dan juga masyarakat umum. Dengan melakukan Isoman, seorang yang sedang terpapar virus corona menyelamatkan orang lain dari serangan virus. Pelaku Isoman, bisa kita kategorikan sebagai orang yang cerdas dalam bersikap dan bertindak menyelamatkan orang lain. Pokoknya, seorang yang melakukan Isoman dengan baik dan disiplin, ia sudah berusaha agar orang lain tidak mendapatkan mudharat dari yang terpapar.
Pernahkah anda, para pembaca menjalani masa Isoman? Tentu saja ada dan juga banyak yang tidak menjalankan tindakan Isoman, kareng belum terpapar.Namun bagi yang sudah pernah terpapar Covid 19, pasti sudah merasakan bagaimana proses dan perasaannya kala menjalankan proses isoman tersebut. Dapat dipastikan bahwa selama masa isoman yang menghabiskan waktu lebih dua ini, adalah masa-masa yang sangat membosankan bagi banyak orang. Apalagi kalau waktu yang dihabiskan seharan di kamar terus. Pasti berat dan bisa membuat stress. Semakin stress ketika tidak ada kegiatan-kegiatan yang produktif.
Nah, tanpa disengaja, tak diharapkan, penulis sendiri juga mengalami nasib harus melakukan aksi Isoman. Hingga hari Jumat, 16 Juli 2021 ini, penulis masih menjalankan proses Isoman, karena terpapar Covid 19. Entah di mana terinfeksi, penulis tidak tahu. Padahal, sebagai orang yang selalu waspada, selalu mematuhi protokol kesehatan, namun ternyata ujian Allah ini juga menimpa penulis. Diawali dengan batuk-batuk yang tidak begitu berat, lalu deman. Padahal penulis termasuk sangat jarang demam, tapi sekitar tanggal 5 Juli 2021 kepala terasa panas. Malamnya perikasa ke klinik, ternyata demam. Kemudian diikuti rasa gatal di kerongkongan.
Apa yang membuat penulis cemas adalah ketika tidak bisa merasakan bau. Artinya indera penciuman terganggu, hingga tak bisa mencium bau. Kondisi ini semakin meyakinkan penulis bahwa penulis sudah terpapar Covid 19, sehingga perlu melakukan swab. Penulis pun melakukan swab di Prodia pada hari Sabtu, 10 Juli 2021 dan hasilnya baru keluar pada Senin, 12 Juli 2021 dengan status positif. Begitulah ceritanya.
Status itu menjadi legal standing bagi penulis melakukan isoman. Maka, proses Isoman terus dilanjutkan dengan tidak boleh merasa stress atau merasa cemas. Sebab Kalau hati tidak senang atau Happy, bisa membuat stress. Itu jelas berbahaya dan semakin membuat kondisi parah. Kita harus punya cara untuk membunuh rasa bosan di rumah atau di kamar saja. Tentu masing-masing orang punya cara untuk itu. Begitu pula halnya dengan penulis.
Apa yang pertama penulis lakukan adalah melakukan refleksi dan kontemplasi, bertafakur dengan apa yang sedang penulis hadapi. Ternyata ada banyak hikmahnya. Misalnya, punya waktu istirahat di rumah yang cukup. Kita bisa mengisi waktu dengan membaca buku yang selama ini sudah kita tinggalkan di lemari buku. Bisa belajar isi Al-Quran, dengan membaca terjemahan, karena selama ini hanya membaca dan mengaji saja. Karena saat ini, kita hidup di era digital, maka sudah menjadi kebiasan pula dalam masa isoman ini, penulis tetapi ikut membaca postingan-postingan para penghuni dunia maya dengan berbagai macam sajian informasi. Tinggal kita memilih dan memilah mana yang berguna dan mana yang tidak. Kita sorting yang baik-baik dan ambil pelajaran dari semua itu. Insya Allah bisa memperkaya khasanah pengetahuan kita. Yang penting mau membaca dan bacalah dengan tuntas, agar tidak sia-sia.Lalu, setelah banyak membaca, kita juga akan kaya dengan ide yang dapat dijadikan tulisan
Maka, sebagai orang yang suka menulis dan mengelola www.potretonline.com, penulis setiap hari membuat postingan dengan memosting tulisan-tulisan yang dikirim oleh para kontributor di mana saja berada. Bukan hanya tulisan-tulisan, tetapi juga rilis dari ACT Aceh dan dari Humas Walikota Banda Aceh yang penulis lakukan tanpa berharap materi. Alhamdulillah, penulis bisa membuat para penulis bahagia. Penulis pun ikut bahagia.
Sebagai orang yang punya ketrampilan menulis, penulis menjadikan waktu Isoman dengan cara kreatif dan produktif. Selain membaca, mengedit serta memosting tulisan yang masuk, penulis juga melakukan kegiatan menulis. Ya, salah satunya tulisan ini, yang sedang anda baca. Jadi, ini adalah salah satu cara untuk mengisi waktu isoman. Cara ini sebenarnya adalah cara menjalankan proses isolasi mandiri yang produktif. Bagaimana dengan anda? Apa yang anda lakukan?