LRCI yang baru tiba di Banda Aceh dalam tuoring yang bertajuk LRCI Annual Touring. Komunitas yang sudah berusia 30 tahun ini memulai petualangan dari Medan melalui sejumlah daerah menuju Sabang dan kembali ke Medan.
Tiba di Banda Aceh, LRCI yang dipimpin Adi Susanto dijamu Walikota bersama Kadis Pariwisata Aceh, Reza Fahlevi.
Kata Aminullah, Banda Aceh merupakan ibukota Provinsi Aceh yang memiliki destinasi wisata menarik dengan konsep wisata Islaminya. Selain itu, Banda Aceh juga memiliki banyak cagar budaya yang harus dikunjungi.
“Masjid Raya Baiturrahman kebanggaan masyarakat Aceh punya sejarah panjang sejak zaman penjajahan Belanda. Ada juga makam Syekh Abdurrauf As Singkil yang dikenal dengan Syiah Kuala. Silakan dikunjungi dan mungkin dapat diceritakan didaerahnya masing-masing,” pinta Aminullah.
Hal menarik lain, lanjut Aminullah, Banda Aceh dan Aceh sangat khas dengan kulinernya. Mie, Kopi hingga kuah belanga merupakan kuliner yang memiliki cita rasa tinggi dan layak dinikmati.
“Seperti yang kita nikmati malam ini, ini merupakan kuliner khas Aceh,” ungkap Walikota.
Lanjut Aminullah, Banda Aceh dan Aceh juga memiliki keunikan dari sisi budaya. Ini dapat dilihat dari sejumlah tarian yang sudah mendunia seperti tari Saman, Rapai Geleng dan tarian tradisional lainnya. Khusus tari Saman merupakan tarian yang sudah terdaftar di Unicef sebagai warusan dunia.
“Seperti yang baru kita saksikan tadi adalah tari Saman. Dan masih banyak tarian lain yang juga tak kalah menarik,” kata Aminullah.
Dari sejumlah keunikan tersebut, Aminullah meminta komunitas LCRI dapat menyanpaikan ke luar sana bahwa Banda Aceh adalah daerah yang layak dikunjungi karena keindahan budayanya, wisatanya dan kekhasan kulinernya.
“Jadilah duta wisata kami, karena setiap tamu yang datang kami anggap duta yang akan menyampaikan keindahan yang kami punya. Saya pikir dengan mempromosikan Banda Aceh, Bapak dan Ibu yang hadir disini akan mendaptkan pahala juga,” ujar Aminullah. (mkk)
