https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Saturday, November 8, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Budaya

Nilai Yang Bergeser

Redaksi Oleh Redaksi
8 years ago
in Budaya, Globallisasi, Nilai
Reading Time: 3 mins read
A A
0
5
Bagikan
50
Melihat
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh : Lukyana Arsa
Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Unsyiah, Banda Aceh

Globalisasi merupakan sebuah proses yang mendunia. Setiap orang yang ingin terhubung tidak lagi dibatasi oleh batas-batas wilayah atau batas-batas negara. Artinya, setiap individu dapat terhubung dan bertukar informasi di mana saja dan kapan saja. Globalisasi membuat batas-batas dalam suatu wilayah menjadi sempit, karena setiap individu bisa dengan mudah untuk bertukar informasi, melakukan interaksi dengan individu-individu lainnya yang berada dalam jaringan wilayah atau negara yang berbeda dengan dirinya. Jika dibilang, bahasan globalisasi sudah sering dikupas oleh banyak penulis atau media. Namun kali ini penulis ingin kembali berbagi informasi tentang pengaruh globalisasi dan pergeseran nilai-nilai tradisional.

Dalam perkembangannya, globalisasi telah memberikan banyak perubahan dan pengaruh dalam pergeseran nilai-nilai budaya Indonesia. Perkembangan internet, informasi, teknologi digital yang diharapkan mampu membantu pekerjaan manusia, malah menjauhkan kita dari nilai-nilai tradisional yang sudah lama melekat di benak setiap generasi muda. Dunia semakin sempit dan efek yang diberikan oleh globalisasi terlalu cepat diserap oleh generasi muda kita saat ini. Sehingga dengan mudahnya segala informasi dari dunia luar dapat diketahui dalam waktu yang sekejap.

Penerimaan masyarakat terhadap pengaruh globalisasi juga mendukung globalisasi untuk terus tumbuh di tengah-tengah masyarakat. Biasanya masyarakat tradisional akan sulit menerima berbagai pengaruh-pengaruh dari budaya luar ke lingkungannya, karena dianggap merusak atau jauh dari falsafah, ideologi ataupun nilai-nilai yang selamat ini telah mereka anut. Namun fakta yang kita lihat saat ini mau tidak mau masyarakat ikut terseret ke dalam arus globalisasi. Masyarakat juga membutuhkan perubahan, tanpa perubahan masyarakat akan terus tertinggal oleh zaman yang semakin hari hari semakin gencar dengan perubahannya.

📚 Artikel Terkait

Waspada Kemunduran Iman

Perkasa

🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

Aspirasi Para Bunda Indonesia Dapat Menjadi Pusat Pengendali Sekaligus Pemberi Arah Bersatunya Gerakan Perlawanan Budaya Bersama di Indonesia

Ada banyak sekali nilai-nilai yang telah bergeser di masyarakat yang ditimbulkan oleh pengaruh globalisasi. Kemudahan teknologi yang semakin hari semakin maju perlahan membuat banyak orang seolah-olah tidak lagi membutuhkan bantuan orang lain, mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Hilangnya budaya gotong royong, sikap ramah tamah, enggan memperhatikan orang lain saban hari semakin memudar. Orang-orang sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Tidak sedikit pun mereka berpikir untuk orang lain, padahal tanpa orang lain kita tak akan bisa berdiri sendiri, misalnya tanpa ada petani, tanpa nelayan, tanpa pekebun kita tak bisa makan.

Sikap individual dan tidak pedulikan seseorang pada orang lain akan merembes pada kesenjangan sosial di masyarakat. Kesenjangan sosial akan menyebabkan jarak dan sikap keengganan untuk berinteraksi dengan sesama, misalnya kesenjangan si kaya dengan si miskin, kesenjangan juragan dengan pembantunya, kesenjangan dalam pendidikan dan berbagai kesenjangan lainnya yang ujung-ujungnya akan merusak nilai-nilai persatuan dan persaudaraan umat manusia. Kesenjangan juga akan memicu prasangka terhadap orang lain, sikap iri hati dan dengki, timbulnya persaingan tidak sehat antar manusia hingga munculnya tindakan kriminal seperti pembunuhan, perampokan, dan kejahatan lainnya.

Objek paling besar yang menerima terpaan pergeseran nilai-nilai tradisional ini adalah remaja sebagai generasi penerus bangsa. Sebagai sosok yang masih mencari jati diri remaja terbilang sebagai individu yang labil, belum kuat pendirian, dan sangat mudah terpengaruh dengan berbagai arus globalisasi. Kecanggihan perangkat komunikasi yang ada saat ini membuat para remaja dengan mudah mengakses apa saja yang mereka inginkan, apakah itu tentang idola mereka, informasi tentang musik, film, Fashion dan hal-hal yang kekinian lainnya. Fatalnya lagi adalah akibat pengaruh teknologi banyak dari remaja-remaja kita saat ini yang terpengaruh dengan video porno, yang berawal dari rasa penasaran, lalu melihat dan akhirnya melakukan perbuatan yang sangat tercela itu.

Itu adalah sebagian kecil dari pergeseran-pergeseran yang timbul akibat globalisasi yang melahirkan banyak sekali penyakit-penyakit di masyarakat. Sebagai orang yang juga masuk ke dalam arus kita tidak bisa menyalahkan, kita tidak bisa berlari atau pun menyangkal. Dunia pasti berubah dan kita selalu membutuhkan perubahan. Maka dari itu diperlukannya benteng diri yang kuat dalam menghadapi dunia yang kian hari kian menjolak. Arus globalisasi harus benar-benar kita sikapi dengan baik, mencegah untuk tidak terjerumus terlalu dalam terpaan yang ada.

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
27 Feb 2025 • 118x dibaca (7 hari)
Kala Anak Negeri, Tak Mengenal Negerinya
Kala Anak Negeri, Tak Mengenal Negerinya
13 Mar 2025 • 111x dibaca (7 hari)
Mengenal Cryptocurrency: Mata Uang Digital yang Semakin Popular
Mengenal Cryptocurrency: Mata Uang Digital yang Semakin Popular
15 Mar 2025 • 97x dibaca (7 hari)
Pria Yang Merindukan Prostatnya
Pria Yang Merindukan Prostatnya
28 Feb 2025 • 86x dibaca (7 hari)
Perempuan Penggenggam Pasir
Perempuan Penggenggam Pasir
5 Mar 2025 • 66x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Related Postingan

Aceh

TRADISI ACEH ‘MAKMEUGANG’ TETAP TERJAGA DI PADANGPANJANG

Oleh Redaksi
2022/05/01
0
55

Oleh: Dr. Sulaiman Juned, S.Sn., M.Sn TRADISI Makmeugang atau Meugang bagi masyarakat Aceh telah menjadi budaya. Meugang tetap dilaksanakan bagi...

Baca SelengkapnyaDetails

Sanggar Seni dan Upaya Pelestarian nilai-nilai Budaya

Wajah Lain Takengon, Beragam Kesenian dan Budaya

Postingan Selanjutnya

Si Capcin Yang Murah Meriah

Pulang ke Kampung Nenek

Ayah

Pesta Pernikahan Yang Menggalaukan

Mengikis Hoax, Mengikis Ketidaksejahteraan

POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00