https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Monday, October 6, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Artikel

Menjaga Arsip, Menjaga Kedaulatan di Tengah Aksi Massa

Redaksi Oleh Redaksi
1 month ago
in Artikel
Reading Time: 3 mins read
A A
0
8
Bagikan
82
Melihat
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh: Dr. Kandar, MAP.
Deputi Bidang Penyelamatan dan Pelestarian ANRI

Senin pagi, 1 September 2025. Layar-layar komputer di berbagai penjuru negeri menyala serentak. Dari Jakarta, Bogor, Bandung, hingga Banda Aceh, pegawai Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) hadir dalam satu ruang virtual. Tak ada barisan fisik di lapangan, tak ada derap langkah di halaman kantor, namun apel pagi tetap berlangsung dengan khidmat.

Wajah-wajah dalam kotak-kotak kecil itu sejenak menunduk, mengheningkan cipta. Doa dipanjatkan, bukan hanya untuk para pahlawan bangsa yang telah gugur, tetapi juga untuk rekan kerja yang baru saja dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Dari ruang kerja masing-masing, kesunyian itu terasa menyatukan.

Namun, apel kali ini bukan sekadar rutinitas. Di luar sana, bangsa tengah diuji. Aksi massa pecah di berbagai kota, menelan korban jiwa, melukai banyak orang, dan menyisakan luka di hati kita semua. Jalanan bergolak, spanduk protes terbentang, dan suara demonstran menggema. Di tengah riuh itu, amanat apel pagi hadir dengan pesan tegas:

“Arsip harus tetap dijaga, apapun yang terjadi.”

Arsip, Benteng Sunyi Bangsa

Bagi sebagian orang, arsip mungkin hanya tumpukan kertas tua, berdebu di rak penyimpanan. Padahal, di dalam setiap lembar arsip tersimpan denyut nadi bangsa: keputusan penting, perjanjian bersejarah, rekam jejak pengabdian. Arsip adalah memori kolektif yang memastikan bangsa ini tetap punya pijakan.

“Kehilangan arsip berarti kehilangan pertanggungjawaban publik, bahkan kedaulatan bangsa.”

Konvensi Den Haag 1954 menyebutkan, dalam perang sekalipun, arsip tak boleh dihancurkan karena ia bagian dari kekayaan budaya umat manusia. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 menegaskan hal yang sama: negara wajib melindungi arsip dari bencana alam, sabotase, spionase, hingga terorisme.

Sejarah yang Mengajarkan

Tanggal 1 September juga menyimpan makna lain. Enam puluh empat tahun lalu, di Beograd, Indonesia bersama Mesir, India, Yugoslavia, dan Ghana melahirkan Gerakan Non-Blok. Sebuah sikap berani: berdiri independen di tengah tarikan Blok Barat dan Blok Timur pada masa perang dingin.

Arsip peristiwa bersejarah itu kini tersimpan rapi di ANRI. Pada 2023, arsip KTT GNB berhasil diakui UNESCO sebagai Memory of the World, hasil nominasi bersama Indonesia, Serbia, India, Mesir, dan Aljazair.

📚 Artikel Terkait

Tiga “Wahyu” dari Menkes untuk Umat Negeri Ini

Muntah Oleh Borok Korupsi

Memek, Makanan Nan Menggoda Lidah

Ibu, Aku Ingin Memelukmu

“Dari ruang arsip yang sunyi, Indonesia bisa bicara di panggung dunia.”

Prestasi ini menunjukkan, arsip bukan sekadar dokumen masa lalu. Ia bisa menjadi instrumen diplomasi lunak, mengangkat nama bangsa di forum internasional.

ASN: Penjaga Memori, Penjaga Stabilitas

Dalam apel pagi online itu, pesan lain juga ditegaskan. Bahwa aparatur sipil negara (ASN) bukan hanya birokrat yang mengisi formulir atau menuntaskan laporan. ASN adalah penjaga memori kolektif bangsa.

Tiga sikap ditekankan: Proaktif, Partner, dan Problem Solving. ASN harus hadir dengan inisiatif, membangun kolaborasi, dan menjadi solusi, bukan masalah.

“ASN bukan sekadar birokrat, melainkan pengelola memori bangsa.”

Di tengah suasana sosial yang memanas, sikap ini menjadi kunci. ASN yang proaktif bisa menenangkan situasi dengan pelayanan sigap. ASN yang mau bermitra bisa menjembatani komunikasi antar lembaga. ASN yang berpikir solusi bisa mencegah konflik melebar.

Ritual Senin yang Berarti

Apel pagi online setiap Senin mungkin tampak sederhana. Tak ada bendera dikibarkan, tak ada mikrofon menggema. Namun, di balik kesederhanaan itu ada makna besar. Ia adalah ritual yang mengingatkan kita setiap pekan, bahwa pekerjaan kita bukan sekadar rutinitas kantor. Ia adalah bagian dari menjaga ingatan bangsa.

Doa bersama di awal apel menjadi pengingat bahwa jabatan hanyalah titipan. Amanat pimpinan menjadi kompas kecil yang menuntun langkah sepekan. Wajah-wajah di layar virtual menjadi tanda bahwa meski terpisah jarak, kita tetap terhubung dalam satu semangat pengabdian.

Menjaga Kedaulatan Melalui Arsip

Demonstrasi akan mereda. Spanduk akan diturunkan, jalanan akan kembali tenang. Namun, jika arsip hilang di tengah gejolak, kerugiannya akan jauh lebih lama. Bangsa bisa kehilangan pijakan sejarah, pemerintah kehilangan dasar pertanggungjawaban, masyarakat kehilangan identitas kolektif.

“Menjaga arsip sama dengan menjaga kedaulatan bangsa.”

Itulah sebabnya apel pagi kali ini mengingatkan kita: menjaga arsip bukan sekadar tugas teknis, melainkan amanah sejarah. Ia bukan hanya pekerjaan ASN, melainkan misi kebangsaan.

Di tengah riuh aksi massa, apel online ANRI adalah benteng sunyi yang meneguhkan arah. Dari layar ke layar, kita saling menyapa, saling menguatkan, dan saling menegaskan komitmen: menjaga arsip, menjaga bangsa. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang tak pernah kehilangan ingatannya.

📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Share3SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Related Postingan

Artikel

Menjarah Dalam Musibah

Oleh Tabrani Yunis
2025/02/25
0
117

Oleh Tabrani Yunis Negeri kita yang kaya raya raya, dengan sumber alam yang melimpah, hingga semua kini terus dijarah secara...

Baca SelengkapnyaDetails

Nenek Gila

Panggilan BOHATE, Kunci Sukses Lita Tangani Siswa Bermasalah

Postingan Selanjutnya
Berkunjung ke BUNKASAI USK : Festival Seni dan Budaya Jepang di AAC Dayan Dawood Banda Aceh

Berkunjung ke BUNKASAI USK : Festival Seni dan Budaya Jepang di AAC Dayan Dawood Banda Aceh

Menjadi Guru Tangguh

Cahaya Kecil Bernama Apis

Langkah Panjang Menuju Keabadian

Kisah Heroik Keluarga Ibrahim serta Doa-doanya dalam Al-Qur’an

Menuju Satu Abad Kemerdekaan, Keadilan Sosial Masih Menjadi Tanda Tanya Besar

Menuju Satu Abad Kemerdekaan, Keadilan Sosial Masih Menjadi Tanda Tanya Besar

POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

🔥 Artikel Paling Banyak Dibaca

Kabar Redaksi
Kabar Redaksi
👁️ 1,898 pembaca 📅 2 Feb 2025
Mengelabui Kata Mulia Untuk Senantiasa Istiqamah
Mengelabui Kata Mulia Untuk Senantiasa Istiqamah
👁️ 2,070 pembaca 📅 7 Sep 2025
Menanti Buah Hati di Negeri Orang
Menanti Buah Hati di Negeri Orang
👁️ 1,965 pembaca 📅 11 Sep 2025
Mengintegrasikan Pendidikan Kebangsaan Indonesia dalam Pelatihan Beauty Queen yang Berbudaya dan Berkepribadian Indonesia
Mengintegrasikan Pendidikan Kebangsaan Indonesia dalam Pelatihan Beauty Queen yang Berbudaya dan Berkepribadian Indonesia
👁️ 1,512 pembaca 📅 7 Sep 2025
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00