• Terbaru
Nias 2005: Mengukir Sejarah, Menyelamatkan Arsip

Nias 2005: Mengukir Sejarah, Menyelamatkan Arsip

March 26, 2025

Menangguh Politik Hukum Ijazah Palsu

November 14, 2025

Nyanyian Terakhir Cenderawasih

November 14, 2025

Menjaga Integritas dan Kesehatan Finalis Melalui Gerakan Self Love

November 13, 2025

Serangkai Puisi Alkhair Aljohore

November 13, 2025

Rumah Tuhan pun Dikorupsi, Kurang Brengsek Apa Korupsi di Negeri Ini

November 13, 2025

Puisi-Puisi S.Sigit Prasojo

November 13, 2025

Membaca Anugerah Fiksi Szalay dan Deem

November 13, 2025

Bali Istimewa (yang) bukan Daerah Istimewa

November 13, 2025
Pendekatan Parindra Terhadap Kaum Marhaen di Jambi: Nasionalisme dan Gerakan Ekonomi Rakyat

Pendekatan Parindra Terhadap Kaum Marhaen di Jambi: Nasionalisme dan Gerakan Ekonomi Rakyat

November 12, 2025

Hening, Diam dan Sunyi

November 12, 2025

BENGKEL OPINI RAKyat

November 12, 2025
Benang Kusut Personal Branding dan Pencitraan

Benang Kusut Personal Branding dan Pencitraan

November 12, 2025
Friday, November 14, 2025
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
  • Login
  • Register
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
Plugin Install : Cart Icon need WooCommerce plugin to be installed.
POTRET Online
No Result
View All Result

Nias 2005: Mengukir Sejarah, Menyelamatkan Arsip

RedaksiOleh Redaksi
March 26, 2025
0
Reading Time: 4 mins read
Nias 2005: Mengukir Sejarah, Menyelamatkan Arsip
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh Muhamad Ihwan

Gelombang Guncangan di Tengah Malam

Tanggal 28 Maret 2005, pukul 23.00, bumi Sumatera Utara berguncang dahsyat. Gempa berkekuatan 8,9 skala Richter meluluhlantakkan Kepulauan Nias dan sekitarnya. Hanya berselang empat bulan setelah tsunami Aceh yang mengguncang dunia, kini Sumatera kembali diterjang bencana. Namun, berbeda dengan Aceh yang ditetapkan sebagai bencana nasional, gempa Nias berstatus bencana lokal, karena dampaknya yang terpusat di wilayah tersebut. 

Gempa tersebut menyebabkan 1.300 orang meninggal dunia, menyebabkan hancurnya pertokoan, perkatoran, masjid, gereja, jalan dan jembatan.

Sebagai seorang yang bekerja sebagai Humas di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), tugas saya bukan hanya mendokumentasikan peristiwa sejarah, tetapi juga memastikan jejak dokumentasi tetap terjaga. Perintah datang langsung dari Kepala ANRI saat itu, Djoko Utomo, segera ke Nias dan laporkan kondisi kearsipan pasca-bencana.

Perjalanan Penuh Tantangan

Saya berangkat ke Medan seorang diri, dengan peralatan liputan seadanya: kamera digital Nikon dan kamera video digital yang baru saja dibeli. “One man show,” begitu istilah kami untuk perjalanan sendiri, karena anggaran yang terbatas. Dari Medan, saya bergabung dengan relawan dan wartawan yang juga akan menuju Nias. Mereka membawa bantuan, tenaga medis, hingga terapi pemulihan trauma bagi anak-anak.

Bandara Polonia Medan menjadi pusat komando bantuan. Di sana, saya mendokumentasikan pengiriman logistik sambil mencari cara agar bisa sampai ke Nias. Namun, selama dua hari penuh, seluruh penerbangan baik pesawat, maupun helicopter hanya diperuntukkan bagi tenaga medis, evakuasi korban, dan distribusi bahan makanan. 

Laporan saya ke Jakarta hanya mendapat satu balasan singkat: “Kami tidak mau tahu, yang penting ada kabar dari Nias.” Jawaban itu membuat saya berpikir keras mencari jalur alternatif. Akhirnya, saya menemukan solusi: jalur darat menuju Pelabuhan Sibolga, lalu menyeberang ke Nias dengan kapal. Bersama tim dari Kementerian Kesehatan dan kementerian lainnya, saya berangkat menggunakan mobil travel ke Sibolga. Perjalanan panjang ini menjadi pengalaman pertama saya melintasi jalur darat Sumatera Utara, melewati Danau Toba yang megah, dan medan yang berat. 

Sebuah ban pecah sempat menghambat perjalanan kami, namun akhirnya menjelang maghrib, kami tiba di Sibolga. Di pelabuhan, ada dua pilihan kapal: kapal ferry milik ASDP yang penuh dengan muatan bantuan dan pasukan, atau kapal kayu yang lebih kecil tetapi berangkat lebih cepat. Saya memilih kapal kayu. Di antara ratusan penumpang yang berdesakan, saya duduk di ruang kemudi bersama nakhoda—seorang pelaut tradisional yang membaca tanda-tanda alam tanpa instrumen canggih. “Aman,” katanya singkat saat saya bertanya soal cuaca. 

📚 Artikel Terkait

Kapak dan Guru Berkualitas

SEANDAINYA AKU TAK MENJADI GURU

Abu Ujong Rimba – Review Artikel

Let’s Bring Out the Writer Within Us

Malam itu, kami berlayar menuju Nias dalam kegelapan Samudera Hindia, dengan doa dan harapan.

Nias dalam Puing-Puing

Fajar menyingsing ketika kapal merapat di Pelabuhan Gunungsitoli. Suasana masih kacau. Orang-orang berjubel, entah mencari keluarganya atau berusaha pergi dari pulau yang baru saja dilanda bencana. 

Saya menyewa ojek ke posko pusat kendali bencana di Kantor Bupati. Di sepanjang perjalanan, kehancuran kota begitu nyata: bangunan masjid, gereja, sekolah, kantor pemerintahan, dan rumah-rumah warga ambruk. Warga tampak linglung, berduka atas kehilangan harta, keluarga, dan mata pencaharian.

Saya berkeliling mendokumentasikan kondisi arsip di kantor-kantor pemerintahan. Berbeda dengan Aceh, di mana tsunami menyapu dan merendam dokumen dalam lumpur, di Nias arsip berserakan di antara reruntuhan bangunan. Kantor pemerintahan yang roboh membuat banyak dokumen tercerai-berai. Saya segera melaporkan kondisi ini ke pimpinan di Jakarta dan mengusulkan agar dinas terkait di Sumatera Utara segera mengambil langkah penyelamatan arsip.

Tiga hari di Nias, saya menelusuri daerah terdampak, dari Gunungsitoli hingga Teluk Dalam. Di pesisir, saya menyaksikan fenomena luar biasa: garis pantai yang turun beberapa sentimeter akibat pergeseran tektonik. Saya tinggal bersama relawan, tidur di tenda, berbagi cerita dengan warga yang selamat, dan mengabadikan momen-momen penting dalam kamera.

Kepulangan yang Tak Terlupakan

Saat tugas di Nias selesai, saya mencari transportasi pulang. Kebetulan, di Lapangan Bola Gunungsitoli pusat distribusi bantuan militer Singapura, saya menemukan helikopter Chinook yang akan kembali ke Medan. Relawan dan wartawan diperbolehkan menumpang. Saya pun naik ke helikopter raksasa itu, mengakhiri perjalanan yang luar biasa ini dengan cara yang tak terduga.

Dari Jakarta naik pesawat, ke Sibolga naik mobil, ke Nias naik kapal kayu, keliling Nias dengan ojek, dan akhirnya pulang ke Medan dengan helikopter. Sebuah perjalanan penuh pelajaran, yang semakin menguatkan keyakinan saya bahwa profesionalisme bukan hanya soal pelatihan atau pendidikan formal, tetapi juga pengalaman nyata di lapangan.

Dua Dekade Pasca-Gempa

Dua puluh tahun telah berlalu sejak gempa Nias mengguncang. Arsip-arsip tentang rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh-Nias kini tersimpan rapi di Balai Arsip Statis dan Tsunami ANRI Aceh, lembaga yang kini saya pimpin. Kisah ini bukan hanya tentang perjalanan jurnalistik, tetapi juga refleksi tentang bagaimana arsip menjadi saksi bisu sejarah, menyimpan memori kolektif bangsa.

Hari ini ketika saya menulis cerita ini dan untuk kepentingan pameran foto, kami menanyakan dokumentasi tentang peristiwa gempa bumi Nias di Lembaga-lembaga kearsipan di Nias, maupun di Sumatera Utara, ternyata mereka tidak meyimpannya. Kondisi ini sangat meprihatinkan bagi kita bagaimana Sejarah bangsa bisa menjadi utuh, kalau banyak Sejarah yang menjadi penggalan cerita kita sebagai sebuah bangsa yang pernah mengalami sebuah bencana tidak terkelolah dengan baik. Jangankan mengelolahnya, menyimpan dan memilikinyapun tidak. 

Dari Nias, kita belajar bahwa bencana tak hanya meruntuhkan bangunan, tetapi juga mengguncang ingatan. Dan tugas kita, sebagai penjaga sejarah, adalah memastikan bahwa ingatan itu tidak hilang, agar generasi mendatang bisa belajar dari masa lalu.

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Pria Yang Merindukan Prostatnya
Pria Yang Merindukan Prostatnya
28 Feb 2025 • 227x dibaca (7 hari)
Oposisi Itu Terhormat
Oposisi Itu Terhormat
3 Mar 2025 • 209x dibaca (7 hari)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
2 Oct 2025 • 180x dibaca (7 hari)
Hancurnya Sebuah Kemewahan
Hancurnya Sebuah Kemewahan
28 Feb 2025 • 168x dibaca (7 hari)
Hari Ampunan
Hari Ampunan
1 Mar 2025 • 159x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Artikel

Menulis Dengan Jujur

Oleh Tabrani YunisSeptember 9, 2025
#Gerakan Menulis

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani YunisJuly 12, 2025
#Sumatera Utara

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani YunisJune 5, 2025
Puisi

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani YunisJune 3, 2025
Puisi

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani YunisMay 29, 2025

Populer

  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    162 shares
    Share 65 Tweet 41
  • Inilah Situs Menulis Artikel dibayar

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Peran Coaching Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

    145 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Korupsi Sebagai Jalur Karier di Konoha?

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Lomba Menulis Agustus 2025

    51 shares
    Share 20 Tweet 13

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis November 2025

Oleh Redaksi
November 10, 2025
Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

Oleh Redaksi
October 7, 2025
Haba Mangat

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

Oleh Redaksi
September 10, 2025
Postingan Selanjutnya
Benturan Peradaban Barat Dengan Agama Akan Membuat Islam Semakin Berjaya dan Berkembang Pesat di Masa Mendatang

Tradisi Mudik Produk Budaya Masyarakat Urban

  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami

INFO REDAKSI

Tema Lomba Menulis November 2025

November 10, 2025

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

October 7, 2025

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

September 10, 2025

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat

© 2025 Potret Online - Semua Hak Cipta Dilindungi

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00