Dengarkan Artikel
Oleh Tabrani Yunis
Pada tetesan-tetesan hujan
suatu sore kala mentari menyulam malam
Kala burung -burung bergegas pulang
Suara azan pun berkumandang
Rinduku padamu begitu bergayutan
kupendam menghujam begitu dalam
Menusuk kalbu hingga tak tertahan
Ulu hati terus menggerigi menghujam
Kala membayangi wajahmu nan menawan
Mungkin telah begitu lama rindu itu disulam
Sekian musim berganti tak terbilang
Rindu yang semakin membeku sangatlah menyakitkan
Dada begitu memanas membakar ilalang kering kering kerontang
Bagai menanti hujan kala api memanggang
Karena rindu begitu dalam dan menghilangkan dentang rintik hujan
Kencang menghujam kemarau yang begitu menggalaukan
Perlahan rindu mengerucut
Dihembus angin risau, galau, kacau
Karena hujan tlah datang bersama petang
Daun-daun dan rerumputan menyambut guyuran hujan
Dihembus sejuknya semilir angin
Menyejukkan sekujur badan
Hujan di ambang petang membawa isyarat bahwa kemarau tlah usai
Menghapus rindu pada guyuran hujan kala panasnya terik mentari yang membakar pori-pori nadi
Kala hujan turun di minggu sore