https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
Thursday, June 19, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
Pariwara
Beranda Biografi

SEANDAINYA AKU TAK MENJADI GURU

Bagian 9

Redaksi Oleh Redaksi
3 years ago
in Biografi
Reading Time: 2 mins read
A A
0
5
Bagikan
51
Melihat

Bussairi D. Nyak Diwa

Biasanya setiap sore Sabtu, sepulang sekolah, aku bergegas mengemasi pakaianku, terutama pakaian kotor. Pakaian itu kumasukkan ke dalam โ€˜Umpang Sikeeโ€™ hasil anyaman ibu yang khusus diberikan untukku. Umpang Sikee itu kugantungkan di setang sepada onta. Selesai menggantikan pakaian sekolah dengan pakaian biasa dan melaksanakan shalat dhuhur, aku bergegas mengayuh sepeda menelusuri jalan yang berbatu-batu menuju kampung halaman.

Makan siang cukup kugantikan dengan memakan sebuah pisang brat yang dijual di kios tepi jalan, atau cukup dengan hanya meminum satu kerat tebu betung sepanjang sehasta tangan orang dewasa. Rasa manis air tebu dan pisang brat menyatu memberikan kenikmatan yang luar biasa.

Setelah kurang lebih dua jam lamanya aku menempuh perjalanan pulang dengan mengendarai sepeda onta, aku sampai di rumah. Biasanya ibu sudah tahu kalau sore Sabtu aku bakal pulang. Itulah sebabnya setiap aku membuka sange alias tudung nasi sesampai di rumah, aku selalu menemukan nasi dan lauk-pauk secukupnya yang dipersiapkan ibu. Acapkali aku menemukan daging ayam kampung atau telur dadar ayam kampung di bawah sange yang dipersiapkan ibu sebagai teman nasiku, atau gorengan sambal ikan teri dengan asam sunti kegemaranku. Aku pun makan dengan lahap sekali, meskipun ibu sering tidak ada di rumah. Sore hari biasanya ibu sibuk mengutip pinang jatuh di kebun atau bekerja di sawah jika sedang musim turun ke sawah.Tapi mulai sore Sabtu ini aku tak pulang.

Melalui surat yang kutitip sama teman kukabarkan bahwa aku tidak pulang karena aku sudah ada kerja setiap sore sepulang sekolah. Aku tahu ibu pasti kecewa, karena nasi dan lauk-pauk makan sore yang disiapkannya untukku di sore Sabtu ini akan dingin membeku. Tapi sebaliknya aku juga yakin, bahwa ibu sangat senang mendengar aku sudah diberikan โ€˜pekerjaanโ€™ oleh Nek Abu yang mulia.

Singkat cerita, seminggu aku bekerja banyak sekali pengalaman dan pengetahuan yang diberikan oleh Nek Abu kepadaku. Misalnya, bagaimana cara menghaluskan batu kapur hingga menjadi serbuk/tepung halus untuk bahan pengecatan. Bagaimana cara memegang kuas saat mengecat agar hasilnya nampak rapi dan merata. Bagaimana mencampur air dengan cat yang kental sehingga catnya tidak terlalu cair atau terlalu kental. Bagaimana cara mendompul dasar papan yang kasar sehingga sewaktu dicat nanti kelihatan halus. Pokoknya semua hal yang menyangkut cat-mengecat, Nek Abu ajarkan kepadaku. Terkadang langsung dengan praktiknya. Semua itu Beliau ajarkan sehabis shalat ashar berjamaโ€™ah. Dan alhamdulillah, hasilnya dalam waktu dua minggu hampir sebagian besar bangunan induk pesantren berwarna putih bersih.

Aku biasanya bekerja sepulang sekolah usai shalat dhuhur dan makan siang dan berhenti menjelang shalat ashar. Selesai shalat ashar aku tidak bekerja lagi, tetapi aku manfaatkan untuk kegiatan lain seperti olahraga dengan teman-teman atau membaca di perpustakaan. Sering juga waktu antara ashar dan menjelang magrib itu aku manfaatkan untuk membersihkan tanaman sayur yang kutanam di kebun mini di belakang perpustkaan.

Ada bermacam-macam tanaman di kebun miniku itu, seperti kacang panjang, terong, tomat, cabe, singkong, kangkung, bawang, dan lain-lain. Pokoknya untuk sayur-mayur kebutuhanku sehari-hari terpenuhi dari hasil kebun itu. Bahkan, terkadang hasil kebun itu sering kubagikan kepada Teungku Cunda dan Teungku Rusli, teman seasramaku.

ย 

(Bersambung)

Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Postingan Selanjutnya
Teungku Chiek Kuta Karang:  Ulama Pejuang, Ahli Falak dan Penasehat Perang Aceh.

Teungku Chiek Kuta Karang: Ulama Pejuang, Ahli Falak dan Penasehat Perang Aceh.

DI BULAN SABIT KURINDU DI

EGO

NEGARA INDONESIA

NEGARA INDONESIA

Kerahasiaan RUU Sisdiknas

The Old Man and The Bus

Parlemen, Pencapresan dan Kebutuhan Sistem Alternatif

Parlemen, Pencapresan dan Kebutuhan Sistem Alternatif

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Edisi Mei

Oleh Redaksi
May 10, 2025
0
392

27 tahun yang lalu (1998) nilai tukar rupiah terhadap dolar, dari Rp 2,575.00 berangsur turun menjadi Rp 16.000 pada Maret...

Baca SelengkapnyaDetails
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Tema Lomba Menulis Maret 2025

March 22, 2025
358

Responden Terpilih

March 14, 2025
130
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Pemenang Lomba Menulis Februari 2025

March 2, 2025
380

Jajak Pendapat #KaburAjaDulu

February 22, 2025
239

SELAKSA

  • All
  • Tabrani Yunis
BENGKEL OPINI RAKyat

Sengketaย Terpelihara

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/05
0
129

Oleh Tabrani Yunisย  Pulau Panjang, Mangkir Ketek, Mangkir Gadang dan Lipan Tidak seperti Pulau Sipadan dan Ligitan Yang durebut Malaysia  karena...

EleฤŸi Negerikuย ย Yang Gelap Gulita

EleฤŸi Negerikuย ย Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/03
0
81

Oleh Tabrani Yunis Negeri mutu manikam berkabut gelap Yang terbentang di garis Khatulistiwa  Apakah ada matahari yang disadap  Hingga seluruh...

Kegalauan Bapak

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/29
0
104

Oleh Tabrani Yunis  Nak, Kemarilah duduk sejenak Kuharap kau dapat menyimak Setiap kata dan kalimat Bapak Walau usiamu masih anak-anak...

Senja Merah

Senja Merah

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/28
0
91

Oleh Tabrani Yunis Senja merah Merekah Bagaikan darah Tumpah Ruah  Senja merah darah Mengalir menjarah lembah Di ufuk barat tampak...

Populer

  • Christiaan Snouck Hurgronje, Antropolog yang Selalu Membela Aceh dan Islam

    Surat Wasiat Christiaan Snouck Hurgronje akan Dibuka Tahun 2036 oleh Notaris di Leiden, Belanda

    16 shares
    Share 6 Tweet 4
  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Begitu Susahnya Tito Minta Maaf pada Rakyat Aceh

    25 shares
    Share 10 Tweet 6
  • Ali Hasyimi Tokoh Multitalenta

    10 shares
    Share 4 Tweet 3
  • Christiaan Snouck Hurgronje, Antropolog yang Selalu Membela Aceh dan Islam

    14 shares
    Share 6 Tweet 4
POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan
  • Saat Plastik Bertemu AI

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00