https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
Thursday, June 19, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
Pariwara
Beranda Indonesia

INDONESIA SEBAGAI LUMBUNG PANGAN DUNIA PADA 2045, OPTIMISME ATAU PESIMISME?

Redaksi Oleh Redaksi
7 years ago
in Indonesia, Lumbungpangan, Pertanian, POTRET Budaya
Reading Time: 4 mins read
A A
0
5
Bagikan
50
Melihat
Oleh Mulkan Kausar
Duta Wisata Bireuen 2018/Duta Wisata Aceh Intelegensia 2018, Berdomisili di Bireun, Aceh
Pangan merupakan sebuah kata yang telah mempengaruhi hajat hidup milyaran penduduk dunia saat ini. Pada dasarnya, pangan dihasilkan oleh tanaman yang notabenenya ditanam, mengingat keterbatasan pangan yang dihasilkan secara alami. Permasalahan datang dari alih fungsi lahan produktif menjadi pemukiman penduduk serta penebangan tanaman yang merajalela menjadi penyebab menipisnya jumlah pasokan pangan. Di samping itu, penurunan kualitas lahan oleh berbagai sebab, termasuk pencemaran turut meramaikan permasalahan lahan pertanian.
Penduduk semakin bertambah, sedangkan luas lahan tidak pernah bertambah menjadi puisi lama sebagai tugas besar para pakar pertanian. Bahkan teknik intensifikasi pun masih perlu banyak pemikiran baru untuk menjanjikan ketersediaan pangan bagi dunia. Tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan hidup  manusia yang terus bertambah berlawanan arah dengan sumber daya alam yang sangat terbatas. Lain halnya dengan banyak program pemerintah yang hanya jadi angin lalu saja dalam mewujudkan sebuah negara yang mandiri dalam swasembada pangan.
Pada tahun 2017 lalu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman memberi angin surga dengan optimistis bahwa Indonesia dapat memenuhi target menjadi lumbung pangan dunia pada 2045. Sebuah bentuk kepercayaan diri yang sangat baik mengingat itu akan terjadi pada 28 tahun ke depan dan bertepatan dengan dirgahayu Republik Indonesia ke-100. Pertanyaannya adalah, apakah mungkin Indonesia bisa mewujudkan hal ini?. Salah satu catatan penting yang diberikan oleh menteri pertanian yaitu masalah benih dan bibit yang merupakan bagian penting penopang terwujudnya ide tersebut. Keoptimisan ini diikuti dengan janji pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp.5,5 triliun yang dipakai untuk pengembangan bibit dan benih pangan, hortikultura, serta perkebunan.
Sebagai catatan, untuk mencapai target Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045,  pemerintah memiliki rancangan pembangunan dan rancangan kerja jangka pendek maupun jangka panjang. Persiapan jangka panjang melalui infrastruktur, pembangunan waduk dan irigasi, benih, mekanisasi, teknologi alat dan mesin pertanian. Jangka pendeknya mempercepat luas penambahan lahan dan peningkatan produksi. Di samping itu, Kementerian Pertanian pun menerapkan standar kebijakan yang ketat bagi daerah untuk mencapai target produksi setiap komoditas strategis. Khusus untuk pengembangan pertanian di wilayah perbatasan, Kementerian Pertanian  juga meminta setiap kepala daerah yang berbatasan langsung dengan negara lain untuk memaksimalkan pembangunan lumbung pangan di wilayah perbatasan agar proses ekspor pangan unggulan Indonesia ke luar negeri tercukupi.
Rencana ini tentu tidak mudah mengingat selain berbagai permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya, Indonesia mengalami krisis pemuda pencinta pertanian. Bisa dikatakan bahwa hanya sedikit sekali, bahkan hampir tidak ada anak-anak di Indonesia yang bercita cita menjadi petani. Kalaupun ada yang kuliah di bagian pertanian masih dilihat dengan sebelah mata sebagai mahasiswa yang dicap tidak cerdas. Padahal, untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan membutuhkan pemikiran baru para calon sarjana pertanian dalam menemukan dan mengembangkan inovasi pertanian.
Di luar daripada berbagai permasalahan dan spekulasi terhadap masa depan negara ini dalam swasembada pangan, setidaknya ada 4 alasan kuat yang menopang Indonesia untuk mewujudkan mimpi tersebut. Pertama, Indonesia merupakan negara yang sangat luas dengan total lebih dari 17 ribu pulau dan sebagian besarnya masih belum digarap. Lahan pertanian Indonesia masih sangat menjanjikan untuk dimanfaatkan. Kedua, Penduduk Indonesia berada di peringkat ke 4 didunia dengan total mencapai lebih dari 260 juta jiwa. Dengan angkatan kerja yang besar dan sebagian besar masih berada di usia produktif, Indonesia masih sangat perkasa untuk mampu menjadi negara agraris yang masyhur.
Ketiga, potensi letak dan sebagai negara yang dilewati oleh garis khatulistiwa menjadikan Indonesia dianugerahi musim kemarau dan musim menghujan. Dengan kondisi ini, tanaman yang tumbuh di Indonesia menjadi sangat beraneka ragam serta mendapatkan pasokan cahaya dan hujan sepanjang tahun. Keempat, ilmu yang semakin berkembang menghasilkan bibit bibit unggul serta teknologi sarana produksi yang lebih mutakhir dan modern. Walaupun doktrin saat ini menyatakan bahwa pertanian tidak lagi menjadi primadona, namun kenyataannya masih banyak jiwa muda di Indonesia yang melahirkan pemikiran-pemikiran baru dan memiliki ide cerdas dalam menciptakan inovasi baru dalam bidang pertanian.
Dalam 28 tahun sejak optimisme pemerintah didengungkan menjadi waktu yang sangat panjang bagi pemerintah, pakar dan petani Indonesia dalam mewujudkan program besar ini. Tidak mudah membangunkan Indonesia kembali menjadi macan Asia setelah tidur bertahun tahun lamanya. Perlu adanya upaya kerja sama dari berbagai pihak serta komitmen besar untuk mewujudkannya. Ditambah ada banyak negara lain di luar sana yang juga memiliki mimpi yang sama dengan Indonesia. Adapun harapan terbaik yaitu pada tahun 2045 menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia dalam bingkai 100 tahun kemerdekaan. Dengan adanya kerja sama berbagai pihak, tentunya Indonesia akan segera mencapai tujuan besar ini.
Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Postingan Selanjutnya

MEDIA SOSIAL: BOM DUA ARAH TERHADAP DISKRIMINASI, INTOLERANSI DAN KEKERASAN EKSTRIMISME

Rinduku Semakin Menggebu

Begitu Susahkah Mencari Pekerjaan di Negeri ini?

Musibah Menghancurkan Negeri Kami

Gelapnya Malam

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Edisi Mei

Oleh Redaksi
May 10, 2025
0
392

27 tahun yang lalu (1998) nilai tukar rupiah terhadap dolar, dari Rp 2,575.00 berangsur turun menjadi Rp 16.000 pada Maret...

Baca SelengkapnyaDetails
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Tema Lomba Menulis Maret 2025

March 22, 2025
358

Responden Terpilih

March 14, 2025
130
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Pemenang Lomba Menulis Februari 2025

March 2, 2025
380

Jajak Pendapat #KaburAjaDulu

February 22, 2025
239

SELAKSA

  • All
  • Tabrani Yunis
BENGKEL OPINI RAKyat

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/05
0
129

Oleh Tabrani Yunis  Pulau Panjang, Mangkir Ketek, Mangkir Gadang dan Lipan Tidak seperti Pulau Sipadan dan Ligitan Yang durebut Malaysia  karena...

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/03
0
81

Oleh Tabrani Yunis Negeri mutu manikam berkabut gelap Yang terbentang di garis Khatulistiwa  Apakah ada matahari yang disadap  Hingga seluruh...

Kegalauan Bapak

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/29
0
104

Oleh Tabrani Yunis  Nak, Kemarilah duduk sejenak Kuharap kau dapat menyimak Setiap kata dan kalimat Bapak Walau usiamu masih anak-anak...

Senja Merah

Senja Merah

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/28
0
91

Oleh Tabrani Yunis Senja merah Merekah Bagaikan darah Tumpah Ruah  Senja merah darah Mengalir menjarah lembah Di ufuk barat tampak...

Populer

  • Christiaan Snouck Hurgronje, Antropolog yang Selalu Membela Aceh dan Islam

    Surat Wasiat Christiaan Snouck Hurgronje akan Dibuka Tahun 2036 oleh Notaris di Leiden, Belanda

    16 shares
    Share 6 Tweet 4
  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Begitu Susahnya Tito Minta Maaf pada Rakyat Aceh

    25 shares
    Share 10 Tweet 6
  • Ali Hasyimi Tokoh Multitalenta

    10 shares
    Share 4 Tweet 3
  • Christiaan Snouck Hurgronje, Antropolog yang Selalu Membela Aceh dan Islam

    14 shares
    Share 6 Tweet 4
POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan
  • Saat Plastik Bertemu AI

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00