Oleh : Isra Yauminnisa
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsyiah
Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Sensus terakhir oleh BPS pada tahun 2010 menyatakan terdapat 1.340 suku bangsa yang tersebar di setiap daerah di Indonesia. Penduduk indonesia yang homogen ini memiliki bahasa daerahnya sendiri. Maka dari itu Indonesia kaya akan bahasa daerah yang dimiliki oleh setiap suku yang terdapat di Indonesia.
Namun banyaknya bahasa daerah ini bukan tak mungkin pada suatu masa bahasa-bahasa daerah ini akan punah jika tidak dilestarikan. Badan Bahasa Kementrian Pendidikan dan kebudayaan belum lama ini mengungkapkan data terbaru bahwasanya terdapat 67 bahasa daerah yang terancam punah. Banyak faktor yang membuat bahasa daerah ini punah. Salah satunya penutur bahasa daerah yang kian hari semakin berkurang.
Negara Indonesia memiliki bahasa sendiri atau bahasa nasional untuk menyatukan penduduknya yaitu bahasa indonesia. Bahasa Indonesia ini sering menjadi pilihan penduduk indonesia untuk memudahkan melakukan komunikasi dengan semua orang yang berasal dari suku yang berbeda atau daerah berbeda. Namun penggunaan bahasa indonesia ini sudah menjadi kebiasaan, kasarnya sudak keenakan. Dan ada alasan lainnya seperti gengsi. Kerap kali kita menemukan fakta ada sebagian penduduk Indonesia yang memiliki pemikiran jika menggunakan bahasa daerah takut dikira ndeso (kampungan). dan parahnya lagi ini bukan lagi rahasia umum jika pemikiran ini sudah ada didalam hati penduduk Indonesia.
Memang tidak mudah melawan gengsi bahkan sangat sulit bagi sebagian orang untuk melawan gengsi. Banyak cara agar bahasa daerah ini tetap terlestarikan, salah satunya kita dapat memulainya di rumah masing-masing. Rumah yang diisi ayah ibu, abang, kakak, dan adik masing-masing memiliki kedekatan emosional.
Keluarga cenderung lebih memahami dan tentu lebih mendukung. Dan elemen-elemen ini tentu akan lebih mudah bagi kita untuk melestarikan bahasa daerah tanpa malu atau bahkan merasa gengsi untuk menggunakan bahasa daerah sebagai alat komunikasi dengan keluarga. Jika bukan dirumah dimana tempat yang bisa kita gunakan untuk melakukan komunikasi dengan menggunakan bahasa daerah.
Kalau di sekolah sebagian besar guru dalam melakukan kegiatan belajar dan mengajar akan menggunakan bahasa indonesia. Mengacu pada bahasa yang digunakan di buku pelajaran yaitu bahasa indonesia. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman dalam kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa atau sesama siswanya.
Sama halnya seperti di kampus, mahasiswa yang terdiri dari berbagai daerah juga akan menemui kesulitan jika mahasiswa dari masing-masing daerah menggunakan bahasa daerahnya untuk melakukan komunikasi dengan mahasiswa lain yang berasal dari suku berbeda dan juga memiliki bahasa daerah yang berbeda. Sebenarnya bisa saja kita melakukan komunikasi menggunakan bahasa daerah jika kita bertemu dengan mahasiswa yang berasal dari satu daerah. Namun ini juga bukan hal yang mudah. Contohnya saja penggunaan Bahasa Aceh di lingkup Universitas Syiah Kuala yaitu salah satu perguruan tinggi negeri di aceh. Pada lingkup Universitas Syiah Kuala ini, mahasiswa aceh menjadi mayoritas. Namun mahasiswa aceh ini tidak semua menggunkan bahasa aceh dalam berkomunikasi dengan sesama mahasiswa aceh lainnya.
Hanya sebagian saja yang menggunakannya. Terkadang mahasiswa ini cenderung menggunakan bahasa aceh disaat ia tidak berada dikampungnya dan menjadi minoritas di tempat lain. Ia akan menggunakan bahasa daerah dengan dalih rindu kampung halaman, agar lebih cepat akrab, agar orang tahu dari mana mereka berasal, dan dengan alasan lain-lainya.
Sepertinya menerapkan bahasa daerah di rumah bisa menjadi solusi terbaik. Apalagi jika dalam satu keluarga tersebut ayah dan ibu berasal dari suku yang sama tentu ini akan sangat memudahkan dalam mempraktikkannya. Berbeda dengan keluarga yang ayah dan ibunya berasal dari suku yang berbeda, terkadang bahasa indonesia menjadi jalan tengah untuk digunakan sebagai alat komunikasi didalam keluarga. Padahal tidak menutup kemungkinan juga antara ayah dan ibu saling mengajarkan bahasa daerahnya masing-masing pada anaknya untuk memperkaya kemampuan berbahasa pada anak.
Bahasa daerah adalah identitas yang menjadi ciri khas suatu daerah. Kekayaan suatu negara tidak hanya terbatas pada sumber daya alam saja. Melainkan juga pada kebudayaan yang beragam yang menjadi daya tarik bagi negara lain. Maka dari itu Bahasa daerah yag menjadi salah satu kekayaan kebudayaan indonesia ini patut dijaga dan dilestarikan agar tidak punah. Penduduk indonesia wajib menjaga dan melestarikan bahasa-bahasa daerah ini. Jika bukan penduduknya yang melestarikan siapa lagi! yuk mulai berbahasa daerah dari rumah!