https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Monday, May 19, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Bingkai

Disorientasi Profesi Guru

Redaksi Oleh Redaksi
9 years ago
in Bingkai, Edukasi, Guru, Pendidikan
Reading Time: 3 mins read
A A
0
5
Bagikan
51
Melihat
Oleh : Pangki T Hidayat
Masih ingat jelas bagi penulis, lirik pilu Winarno Surahmat, “Apakah artinya bertugas mulia, ketika kami hanya terpinggirkan, tanpa ditanya, tanpa disapa”. Perlahan namun pasti, ironi seperti itu pun mulai pupus. Pada awal 2009, pemerintah akhirnya memenuhi amanat Undang-Undang Dasar 1945 yaitu dengan mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20% dari total jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hal itulah yang menjadi awal mula tonggak perubahan kesahteraan bagi profesi guru. Menjadi guru sudah tidak lagi menjadi pilihan yang dilematis, melainkan telah menjadi pilihan yang prestisius. Presitius karena di tengah sulitnya mencari lahan pekerjaan dan gelimangan gaji guru yang saat ini jauh lebih dari menjanjikan.
Jika dulu, guru berjalan dalam kesunyian, kini guru berjalan dengan tubuh tegak berdiri. Seolah ingin berkata ‘Saya adalah guru’. Maka tidak heran jika di Perguruan Tinggi yang menyediakan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (FKIP), ribuan orang kemudian berlomba-lomba mendaftar. Tujuan mereka hanya satu, yakni menjadi seorang guru. Meski begitu, tak semua guru mempunyai nasib yang sama. Ratusan, bahkan ribuan guru honorer nasibnya tetap saja masih memprihatinkan. Hidup sehari dengan gaji sebulan, tentu menjadi cermin buram guru-guru honorer kita.
Guru adalah profesi yang telah eksis sejak sejarah peradaban manusia ada. Guru diyakini sebagai salah satu penjamin keberlangsungan peradaban itu sendiri. Henri Adam, seorang sejarawan terkemuka, pernah mengatakan “A techer effects eternity, he can never tell where his influence stops”(seorang guru itu berdampak abadi, ia tidak pernah tahu di mana pengaruhnya itu berhenti). Mengingat demikian pentingnya keberadaan guru dalam membangun sebuah peradaban bangsa, maka tak heran jika Kaisar Jepang bertanya berapa jumlah guru yang tersisa di negerinya pasca-peristiwa bom atom tahun 1945. Dengan kata lain, untuk mengumpulkan puing-puing peradaban Jepang yang hancur pasca terkena bom atom, maka guru dirangkul dan diposisikan secara terhormat dan bermartabat. Tak heran jika dalam perkembangannya kemudian, negeri Dai Nippon itu mampu menjadi salah satu ‘Macan Asia’, bahkan dunia. Kemudian muncul pertanyaan, bisakah Indonesia menyamai atau bahkan melebihi prestasi Jepang dengan cara yang sama, yakni dengan menempatkan guru pada posisi yang bermartabat dan terhormat?. Sampai sejauh ini usaha pemerintah untuk menempatkan guru pada posisi yang bermartabat dan terhormat memang sedang diupayakan. Salah satunya dengan merealisasikan UU Nomor 14 Tahun 2005 (UU Guru dan Dosen) tentang tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok. Meski begitu, nyatanya sampai detik ini tak nampak sedikitpun mutu dan kualitas pendidikan Indonesia menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Jika menilik ke belakang, guru tempo dulu adalah sosok yang benar-benar berdedikasi tinggi pada pendidikan dan karakter. Dengan segala keterbatasan, mereka mampu menghasilkan insan-insan yang berkualitas. Mereka sering kali abai terhadap gaji. Merekapun rela tidak digaji demi pendidikan anak bangsa, sebagaimana tergambar pada sosok Bu Mus dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Namun, sekarang banyak guru tergiur kemewahan. Mereka rela melakukan apapun demi mendapat selembar surat lulus sertifikasi. Kerja-kerja instanpun seringkali dilakukan demi hal itu. Tidak aneh, jika kualitas guru saat ini jauh dari harapan. Mereka tidak memutakhirkan teknik mengajar dan bacaan, sehingga kegiatan pembelajaran seringkali menjadi membosankan. Semua itu tentu berimbas kepada siswa. Di luar hal-hal yang terkait bidang akademik, prestasi guru sekarang juga bisa dikatakan kurang bagus. Contoh nyatanya yakni semakin masifnya intensitas tawuran di kalangan pelajar dan kenakalan-kenakalan pelajar lainya. Inilah akibat dari misorientasi yang terjadi pada profesi guru saat ini. Menjadi seorang guru tak lagi murni karena keinginan untuk mengabdi dan mendidik generasi bangsa, melainkan sudah terkontaminasi oleh keinginan yang kuat untuk memperkaya diri. Akibatnya, banyak guru yang kemudian muncul ke permukaan tanpa memiliki filosofi mengajar seorang guru. Mereka hanya mengajar seadanya tanpa didasari dengan rasa tanggung jawab dan pengabdian seperti yang bisa kita lihat pada guru-guru zaman dulu. Filosofi luhur itulah yang kini tergerus oleh arus deras konsumerisme pendidikan kita. Oleh karena itu, sudah selayaknya guru kembali pada khittah guru yang sebenarnya yakni menjadi guru yang digugu lan ditiru. Tidakkah kita pikirkan, generasi apa yang akan terbentuk oleh orang-orangyang termotivasi menjadi guru hanya karena persoalan reward semata. Huallah Hualam.
Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Postingan Selanjutnya

Jurang Kenistaan

Potret Kejahatan Seksual Online di Indonesia

Proyek Berkelanjutan dan Mentalitas Pembangunan Kita

Sindiran Terhadap Nabi Umat Islam

Menelisik Psikososial Aceh Melalui Buku Blak-Blakan

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Edisi Mei

Oleh Redaksi
May 10, 2025
0
322

27 tahun yang lalu (1998) nilai tukar rupiah terhadap dolar, dari Rp 2,575.00 berangsur turun menjadi Rp 16.000 pada Maret...

Baca SelengkapnyaDetails
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Tema Lomba Menulis Maret 2025

March 22, 2025
331

Responden Terpilih

March 14, 2025
121
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Pemenang Lomba Menulis Februari 2025

March 2, 2025
356

Jajak Pendapat #KaburAjaDulu

February 22, 2025
228

SELAKSA

  • All
  • Tabrani Yunis
Gerimis Turun Menjelang Petang

Gerimis Turun Menjelang Petang

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/18
0
69

Oleh Tabrani Yunis Mendung berarak menjelang petang Kala mentari bergegas pulang Berbalut pelangi jingga luas membentang Diguyur gerimis bergoyang kencang ...

Merevitalisasi PDIA, Merawat Ingatan Membangun Ketangguhan

Merevitalisasi PDIA, Merawat Ingatan Membangun Ketangguhan

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/17
0
83

Oleh Tabrani Yunis Perasaan hati bercampur aduk, kala masuk ke ruang pertemuan di gedung  BAST -ANRI atawa gedung Balai Arsip Statis...

Bhoi Morica: Inovasi Kue Tradisional Aceh Oleh 3 Mahasiswi USK Sebagai Solusi Anti-Stunting dan Anti-Cacingan

Bhoi Morica: Inovasi Kue Tradisional Aceh Oleh 3 Mahasiswi USK Sebagai Solusi Anti-Stunting dan Anti-Cacingan

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/16
0
161

Oleh: Tabrani Yunis Bhoi Morica merupakan inovasi pangan fungsional berbasis kue tradisional Aceh yang dikembangkan sebagai solusi lokal untuk mengatasi...

Nikmat Hujan Turun

Nikmat Hujan Turun

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/14
0
87

Oleh Tabrani Yunis Hujan turun sejak semalam hingga fajar datang menyulam kelam Daun-daun yang terkulai kusam merimbun dalam cahaya temaram...

Populer

  • Kyai Tiga Kitab

    Kyai Tiga Kitab

    9 shares
    Share 4 Tweet 2
  • Ironi Papua

    8 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Puisi-Puisi Mustiar Ar

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Abu Kruengkalee; Syekhul Masyayikh Ulama Aceh Periode Awal

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Gerimis Turun Menjelang Petang

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025