https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Saturday, November 8, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Sastra

Cinta yang Keliru

Redaksi Oleh Redaksi
9 years ago
in Sastra
Reading Time: 4 mins read
A A
0
5
Bagikan
52
Melihat
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh Dina Triani GA

Marlina baru sehari berada di Singapura untuk mengisi masa liburan waktu pertama kali bertemu Reza. Pagi itu, orang – orang hilir mudik di sepanjang Esplanade Park mengenakan pakaian – pakaian longgar yang nyaman. Reza baru saja turun dari taksi. Ia hendak menyelesaikan artikel yang harus diserahkan ke meja redaksi minggu depan. Berjalan menuju taman dimana tampak seorang gadis tengah duduk di bangku dengan separuh wajah tertutup oleh buku yang sedang dibacanya.

Reza memilih bangku menghadap Marlina. Meskipun sedang membaca, Marlina memperhatikan waktu Reza duduk tidak jauh darinya. Ia mengenakan kemeja army dan bersepatu boot. Reza lalu mengeluarkan laptop dan mulai mengetik dengan penuh konsentrasi. Di balik buku, yang ditaruh persis di depan wajahnya, Marlina menebak – nebak usia Reza. Sepertinya tiga puluh tahunan dan pastilah sudah menikah. Setelah itu, Marlina kembali membaca bukunya.

Mata mereka bertemu ketika sekumpulan burung dara tiba – tiba berterbangan saat dua orang bocah berlarian. Reza melempar senyum, namun si gadis tidak membalas. Reza bisa melihat buku yang dibaca gadis itu karangan Lily Franky yang berjudul Tokyo Tower. Reza juga bisa melihat gadis itu memiliki rambut ikal dan kaki panjang terbungkus jeans. Gadis itu tidak cantik, tapi begitu Reza mengamatinya, ia mendapati dirinya tak ingin mengalihkan pandangannya ke mana pun.

Ketika Marlina melirik, ia melihat Reza sedang memperhatikannya. Pria itu masih memegang laptop di pangkuannya, tapi kepalanya menoleh, dengan terang – terangan dan tanpa malu memperhatikan Marlina. Marlina kembali membaca bukunya. Tapi ia tidak bisa meneruskan bacaanya. Ia melirik lagi ke arah Reza dan memberi seulas senyuman.

Reza lalu mendekati si gadis dan memperkenalkan diri. Marlina berkata ia sedang menunggu seorang teman. Ia kuliah di Bandung pada fakultas ekonomi. Reza tidak memberitahu apa pun, kecuali nama dan cerita sepintas mengenai dimana ia menginap dan mengapa ia berada di Singapura. Kemudian Reza minta nomor handphone gadis itu dan Marlina mengucapkan kata perpisahan begitu seorang kawan menghampiri.

Sehari kemudian, Reza menghubungi sang gadis. Mengajaknya bertemu di Bukit Timah Road. Meskipun terkejut, Marlina mengiyakan ajakan itu.

“ Kau sering melakukan ini? “ tanya Marlina ketika mereka duduk – duduk di Living Cafe & Deli.

“ Tidak, “ jawab Reza. “ Aku tak pernah minum berduaan dengan gadis yang baru kukenal selama ini. “

Marlina meneguk kecil jus ABC yang berisi campuran dari buah apel, wortel dan bit. Reza mengamati dari seberang meja. Ia berpikir: Segelas minuman tak kan cukup bagiku.

Reza berkata, “ Aku hanya seminggu di Singapura. “

“ Sama, “ sahut Marlina. Logat Sunda dalam nada bicaranya sangat kental. “ Kau sudah menikah? “

“ Ya. Aku juga sudah memiliki seorang anak, “ Reza menyeruput Soy Chocolate panasnya, “ Tapi kau kelihatannya tidak punya pacar. “

📚 Artikel Terkait

Ia Penyandang Disabilitas

Menolak Tegas PROKER Irrasional BEM USK Banda Aceh

Nilai Prabowo

KAMPUS INDONESIA JAGO KANDANG DAN KANIBAL

“ Memang. “

Reza menatapnya dan berkata dengan sungguh – sungguh, “ Syukur lah kalau begitu. Aku senang mendengarnya. “

Reza bersikeras mengantar Marlina sampai ke Park Sovereign, hotel tempat ia menginap. Marlina tak kuasa menolak. Laki – laki itu terlalu menarik untuk diabaikan.

Sehari setelah pertemuan itu, mereka sering membuat janji di lain tempat. Hangout di Holland Village, jalan – jalan di Orchard Road, jajan di Woodland Center. Marlina mulai jatuh cinta kepada Reza, dan Reza berusaha keras untuk mengelak perasaan yang sama terhadapnya. Namun perasaan itu begitu kuat hingga pada hari terakhir, Reza mengajak gadis itu ke Singapore Botanic Gardens.

Mereka berjalan menyusuri jalan setapak melewati danau Simfoni dimana sebuah patung Frederic Chopin terpajang. Udara terasa hangat dan cerah. Reza membimbing Marlina menjauhi kerumunan orang serta anak kecil yang berlarian di Palm Valley dan berjalan menuju pohon tembesi yang rindang. Mereka duduk dalam keheningan. Menyadari inilah waktunya mengucapkan kata – kata perpisahan.

“ Aku benci perpisahan, “ keluh Marlina.

“ Aku juga, “ sahut Reza.

Marlina berkata, matanya menatap rumput, “ Dari awal aku tahu hubungan kita ini akan berakhir. Dan dari awal aku tahu hubungan kita akan menyakitkan, tapi aku tidak pernah tahu akan mencitaimu seperti ini. “

“ Bagaimana kau bisa mengetahuinya? “ kata Reza. “ Kau tidak pernah mengalami kejadian seperti ini sebelumnya. Begitu pula aku. “

Marlina mendesah, “ Jadi, beginilah akhir kisahnya. “

“ Kurasa begitu, Marlina. “

“ Bagaimana dengan cinta kita… ? “

“ Takkan pernah sirna, “ ujar Reza berusaha tergar.

Marlina berlutut dan mulai menarik pucuk – pucuk rumput yang baru tumbuh. Ia berkata, “ Aku telah keliru mencintaimu. “

Reza menoleh kearah Marlina, “ Aku pun keliru, Marlina. “

Sore harinya mereka menuju puncak gedung Ion Sky. Menyaksikan hamparan kota selagi angin kencang dari utara menerpa gedung. Mereka sadar waktu mereka di Singapura hanya tinggal hitungan jam.

Ketika mengucapkan selamat tinggal, Reza berjalan cepat – cepat menuju pintu taksi tanpa melihat ke belakang. Tapi Marlina memanggil nama Reza dan ia menoleh dan Reza mendengar Marlina berkata, “ Reza, jangan pernah melupakan aku ya? “

Reza mengangguk. Kemudian Marlina diam terpaku dan sangat berat bagi Reza untuk meninggalkannya ketika ia berkata untuk berjanji bila ia telah pulang ke Banda Aceh, bermimpilah untuknya…

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
Ketika Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah
27 Feb 2025 • 118x dibaca (7 hari)
Kala Anak Negeri, Tak Mengenal Negerinya
Kala Anak Negeri, Tak Mengenal Negerinya
13 Mar 2025 • 111x dibaca (7 hari)
Mengenal Cryptocurrency: Mata Uang Digital yang Semakin Popular
Mengenal Cryptocurrency: Mata Uang Digital yang Semakin Popular
15 Mar 2025 • 97x dibaca (7 hari)
Pria Yang Merindukan Prostatnya
Pria Yang Merindukan Prostatnya
28 Feb 2025 • 86x dibaca (7 hari)
Perempuan Penggenggam Pasir
Perempuan Penggenggam Pasir
5 Mar 2025 • 66x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Related Postingan

Empe Awe
POTRET Budaya

Empe Awe

Oleh Redaksi
2024/07/27
0
51

  Oleh Usfa Hampir setiap hari Kutelusuri jalan ini Seakan tiada pernah lelah Karna kutahu kehabagiaanku ada di sini Kutelusuri...

Baca SelengkapnyaDetails

Aku Ingin Seperti Permata

MENANTI TAKDIR

Postingan Selanjutnya

Remaja Muslim vs Pacaran

Uang, Perang, dan Damai

Pengentasan Permukiman Kumuh Melalui Program KOTAKU

Nindita Aldila, Pengusaha Muda Klaten yang Beautiful dan Smart

Niva Adillah, Modeling yang Ingin Jadi Pengusaha Sukses

POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00