• Terbaru

Melihat Perempuan Aceh Kini

October 17, 2016

Menangguh Politik Hukum Ijazah Palsu

November 14, 2025

Nyanyian Terakhir Cenderawasih

November 14, 2025

Menjaga Integritas dan Kesehatan Finalis Melalui Gerakan Self Love

November 13, 2025

Serangkai Puisi Alkhair Aljohore

November 13, 2025

Rumah Tuhan pun Dikorupsi, Kurang Brengsek Apa Korupsi di Negeri Ini

November 13, 2025

Puisi-Puisi S.Sigit Prasojo

November 13, 2025

Membaca Anugerah Fiksi Szalay dan Deem

November 13, 2025

Bali Istimewa (yang) bukan Daerah Istimewa

November 13, 2025
Pendekatan Parindra Terhadap Kaum Marhaen di Jambi: Nasionalisme dan Gerakan Ekonomi Rakyat

Pendekatan Parindra Terhadap Kaum Marhaen di Jambi: Nasionalisme dan Gerakan Ekonomi Rakyat

November 12, 2025

Hening, Diam dan Sunyi

November 12, 2025

BENGKEL OPINI RAKyat

November 12, 2025
Benang Kusut Personal Branding dan Pencitraan

Benang Kusut Personal Branding dan Pencitraan

November 12, 2025
Friday, November 14, 2025
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
  • Login
  • Register
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
Plugin Install : Cart Icon need WooCommerce plugin to be installed.
POTRET Online
No Result
View All Result

Melihat Perempuan Aceh Kini

RedaksiOleh Redaksi
October 17, 2016
0
Reading Time: 4 mins read
🔊

Dengarkan Artikel

ilustrasi /qureta.com

Oleh Audivia Monica

Perempuan, harusnya menjadi harta terindah di dunia. Ya, harusnya menjadi sebuah anugerah yang luar biasa dari sang Maha Kuasa. Namun, mengapa kini banyak perempuan malah menjadi racun dunia? Mengapa malah menjadi sumber dosa bagi kaum lainnya?

Perempuan

Perempuan di belahan dunia mana yang tak indah dilihat dengan mata?

Tidak ada.

Namun, seindah indahnya perempuan di pandangan kaum lainnya, apakah telah tentu indah ia di mata sang pencipta?

Selayaknya kita berfikir dan ingat bahwa yang terindah itu hanya “menjadi baik di mata Nya, Allah Swt.”

Perempuan di negara kita seringkali dipuji, karena kelembutannya, karena kesopanannya, kecantikan alaminya, dan adab serta adat istiadat yang menyelimutinya.

Sayangnya, perempuan di kota kita dahulu tak banyak disukai dunia, dunia yang sebagian besarnya menjajah indonesia.

Tapi itulah suatu kebanggaan yang kita miliki. Hanya perempuan di kota kita, Aceh yang berani menentang dunia. Berani membela kebenaran, demi persatuan, demi kesatuan, demi masa depan dan kehormatan bangsa.

Perempuan Aceh, tempo dulu

Ya, dulu

Yang tak kenal takut untuk menjunjung tinggi rasa cinta terhadap diri sendiri dan bangsanya. Yang tak kenal takut untuk memperjuangkan hak bersamaan dengan kewajiban yang juga ia jalankan. Yang tak pernah lalai berjihad di jalan Allah. Lagi lagi demi sebuah kebenaran, kenyamanan hidup juga kesejahteraan. Yang menjaga dirinya lebih dari menjaga apapun di hidupnya, yang menjaga kehormatannya demi tetap menjadi indah di mata sang pencipta. Yang bahkan bisa mempimpin dengan apik adil dan bijaksana mengalahkan pemerintahan kaum sebelumnya.

📚 Artikel Terkait

Sepucuk Surat Yang Kuterima bersama Bingkisan dan THR Untuk Lebaran Tahun Ini

Catatan Sehabis Hujan di Cimahi

Cut Jeumpa

Guru SMAN Unggul Darussaadah Kluet Raya Lolos Seleksi Beasiswa Microcredential, Di Michigan State University, Amerika

Yang menjadi sorotan para pengamat pengamat penting dunia, sampai dikutip dalam beberapa buku seperti “On The History of Acheen” oleh Thomas Braddel , “Een Mekkaansche Gezentschap Naar Atjeh in 1683” oleh Snouck Hurgronje, dan “Atjeh” oleh Zenttgraaf yang rata rata menyebutkan bahwa perempuan Aceh pada zaman tertulis ( Nurul ‘Alam, Cut Nyak Dhien, Cut Nyak Meutia dan kawan-kawan ) adalah para pejuang hebat yang bahkan bisa mengalahkan kehebatan Rosa Luxemburg, Seorang perempuan Jerman yang pada awal abad ke 19 terkenal sebagai penganut radikal-Marxis dalam gerakan demokrasi sosial. Seperti singa betina yang sangat buas dan kejam, tapi memiliki kelembutan dalam melayani keluarga dan kerabatnya. atau setingkat lebih hebat dari Maria Stuart yang pernah sekaligus menjadi tokoh dua negara, yaitu sebagai Ratu Inggris (1662-1694) dan menjadi tokoh politik Skotlandia (1684-1694). Atau bahkan mungkin juga setingkat lebih hebat dari Cory Aquino dari Philipina atau Margaret Thatcher dan Elizabeth Taylor dari Inggris atau Benazir Bhutto dari Pakistan.

Luar biasa keberanian perempuan Aceh di mata dunia, tak heran jika perempuan kita ditakuti dan disegani. Namun, bagaimana dengan perempuan Aceh tempo sekarang? Perempuan Aceh masa kini

Yang sebagian telah lalai mementingkan dunianya untuk keluar dari Serambi Makkah ini. Selangkah melewati batas Aceh saja bahkan bisa terbang tudung yang menutupi kepalanya. Tak usah orang, bahkan saya sendiri juga dulu seperti itu.

Apa yang terjadi pada masa kini?

Apa globalisasi dan moderenisasi benar benar menghancurkan ahklak, akidah dan adat istiadat yang dulunya kental di kota kita ini? Yang dahulunya menggunakan celana dengan balutan rok lagi di luarnya, yang menggunakan baju lengan panjang serta jilbab yang menutupi auratnya? Yang hanya mengabdi di jalan Allah dan muhrimnya? Bukan seperti sekarang yang dengan bangga memamerkan auratnya, yang dengan bangga menampilkan rambut indahnya, yang dengan bangga menampakkan lekuk tubuhnya di balik balutan ketat baju dan celana jeans dengan jilbab yang hanya menutupi rambutnya saja.

Yang dengan bangga memamerkan dosa pada sosial media, yang dengan mudah melakukan zina hanya demi cinta buta yang lagi lagi belum tentu akan menjadi masa depannya. Yang hanya menikmati hedonisme dan meninggalkan aturan aturan Tuhan Yang Maha Esa.

Yang mengenyampingkan urusan akhirat demi dunia yang sementara. Yang tak perduli dengan qanun qanun dan mengabaikan apa yang benar benar harus dilakukannya.

Bahkan sampai dipandang sebelah mata oleh warga kota tetangga. Pengalaman pribadi saya saat berdesakan di kereta api tujuan Bekasi – Depok , ada yang bertanya pada saya “Asalnya darimana dek?” saya menjawab dengan singkat dan bangga, “Aceh”

Lalu, jawaban yang tak pernah saya sangka dikeluarkan lewat bibir pria yang sepertinya sudah menginjak umur 29an itu dengan sekelompok temannya

“wah, orang Aceh ya? Senang dong desak desakan di kereta sama cowok – cowok. Saya punya temen temen perempuan dari Aceh. Kayanya pada begitu rata rata. Kasihan sih di Aceh dibatasin pergaulan antara perempuan dan laki lakinya lebay banget. Jadi begitu keluar dari Aceh, kaya ayam lepas dari kandang deh liar banget.”

“ayam – lepas – dari – kandang”

Aku luarbiasa malu, marah, kesal, ingin menjawab dengan panjang lebar dan menjelaskan bahwa itu bukan watak perempuan Aceh yang aslinya. Bahwa kesalahan beberapa perempuan tidak seharusnya membuat seluruh perempuan yang berasal dari kotanya menjadi seperti itu juga. Bahwa pribadi setiap orang itu belum tentu mencerminkan kota tempat tinggalnya.

Apa yang harus kita lakukan demi kembali menggapai Serambi Makkah yang kita dambakan dahulu?

Kembali menegakkan peraturan peraturan ketat yang malah makin membuat “ayam lepas dari kandang” itu terlihat dimata masyarakat?

Tidak.

Yang harusnya dibenahi itu sebenarnya dari diri masing masing, dari hati masing masing. Bukan dari paksaan semata. Bukan dari ancaman manusia. Pada dasarnya, hukum Tuhan itu tertulis dengan jelas di Al quran. Jadi mungkin akan lebih baik, lebih berguna dan lebih manjur apabila pemerintah menekankan pelajaran agama lebih banyak sejak dini daripada harus terus menerus memaksa sampai sampai perempuan dari kota kita dijuluki “ayam lepas dari kandang” lagi.

Yang bahkan tak perduli dari mana ia berasal, yang penting ia bahagia. Tapi, apabila telah tertanam dari diri masing masing perempuan, mungkin mereka akan lebih baik dalam menjaga auratnya, sikapnya, adab, adat serta istiadatnya dalam menjalankan kehidupan yang islami tanpa harus takut dengan kencangnya arus globalisasi dan moderenisasi yang menerpa pemuda pemudi di manapun mereka menginjakkan kakinya.

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Pria Yang Merindukan Prostatnya
Pria Yang Merindukan Prostatnya
28 Feb 2025 • 227x dibaca (7 hari)
Oposisi Itu Terhormat
Oposisi Itu Terhormat
3 Mar 2025 • 209x dibaca (7 hari)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
2 Oct 2025 • 180x dibaca (7 hari)
Hancurnya Sebuah Kemewahan
Hancurnya Sebuah Kemewahan
28 Feb 2025 • 168x dibaca (7 hari)
Hari Ampunan
Hari Ampunan
1 Mar 2025 • 159x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Artikel

Menulis Dengan Jujur

Oleh Tabrani YunisSeptember 9, 2025
#Gerakan Menulis

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani YunisJuly 12, 2025
#Sumatera Utara

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani YunisJune 5, 2025
Puisi

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani YunisJune 3, 2025
Puisi

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani YunisMay 29, 2025

Populer

  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    162 shares
    Share 65 Tweet 41
  • Inilah Situs Menulis Artikel dibayar

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Peran Coaching Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

    145 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Korupsi Sebagai Jalur Karier di Konoha?

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Lomba Menulis Agustus 2025

    51 shares
    Share 20 Tweet 13

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis November 2025

Oleh Redaksi
November 10, 2025
Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

Oleh Redaksi
October 7, 2025
Haba Mangat

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

Oleh Redaksi
September 10, 2025
Postingan Selanjutnya

Berfikir Nasionalis Untuk Majukan Perfilman Indonesia

  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami

INFO REDAKSI

Tema Lomba Menulis November 2025

November 10, 2025

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

October 7, 2025

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

September 10, 2025

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat

© 2025 Potret Online - Semua Hak Cipta Dilindungi

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00