https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
Monday, June 16, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
Pariwara
Beranda Bidik

Melihat Perempuan Aceh Kini

Redaksi Oleh Redaksi
9 years ago
in Bidik
Reading Time: 4 mins read
A A
0
6
Bagikan
55
Melihat
ilustrasi /qureta.com

Oleh Audivia Monica

Perempuan, harusnya menjadi harta terindah di dunia. Ya, harusnya menjadi sebuah anugerah yang luar biasa dari sang Maha Kuasa. Namun, mengapa kini banyak perempuan malah menjadi racun dunia? Mengapa malah menjadi sumber dosa bagi kaum lainnya?

Perempuan

Perempuan di belahan dunia mana yang tak indah dilihat dengan mata?

Tidak ada.

Namun, seindah indahnya perempuan di pandangan kaum lainnya, apakah telah tentu indah ia di mata sang pencipta?

Selayaknya kita berfikir dan ingat bahwa yang terindah itu hanya โ€œmenjadi baik di mata Nya, Allah Swt.โ€

Perempuan di negara kita seringkali dipuji, karena kelembutannya, karena kesopanannya, kecantikan alaminya, dan adab serta adat istiadat yang menyelimutinya.

Sayangnya, perempuan di kota kita dahulu tak banyak disukai dunia, dunia yang sebagian besarnya menjajah indonesia.

Tapi itulah suatu kebanggaan yang kita miliki. Hanya perempuan di kota kita, Aceh yang berani menentang dunia. Berani membela kebenaran, demi persatuan, demi kesatuan, demi masa depan dan kehormatan bangsa.

Perempuan Aceh, tempo dulu

Ya, dulu

Yang tak kenal takut untuk menjunjung tinggi rasa cinta terhadap diri sendiri dan bangsanya. Yang tak kenal takut untuk memperjuangkan hak bersamaan dengan kewajiban yang juga ia jalankan. Yang tak pernah lalai berjihad di jalan Allah. Lagi lagi demi sebuah kebenaran, kenyamanan hidup juga kesejahteraan. Yang menjaga dirinya lebih dari menjaga apapun di hidupnya, yang menjaga kehormatannya demi tetap menjadi indah di mata sang pencipta. Yang bahkan bisa mempimpin dengan apik adil dan bijaksana mengalahkan pemerintahan kaum sebelumnya.

Yang menjadi sorotan para pengamat pengamat penting dunia, sampai dikutip dalam beberapa buku seperti โ€œOn The History of Acheenโ€ oleh Thomas Braddel , โ€œEen Mekkaansche Gezentschap Naar Atjeh in 1683โ€ oleh Snouck Hurgronje, dan โ€œAtjehโ€ oleh Zenttgraaf yang rata rata menyebutkan bahwa perempuan Aceh pada zaman tertulis ( Nurul โ€˜Alam, Cut Nyak Dhien, Cut Nyak Meutia dan kawan-kawan ) adalah para pejuang hebat yang bahkan bisa mengalahkan kehebatan Rosa Luxemburg, Seorang perempuan Jerman yang pada awal abad ke 19 terkenal sebagai penganut radikal-Marxis dalam gerakan demokrasi sosial. Seperti singa betina yang sangat buas dan kejam, tapi memiliki kelembutan dalam melayani keluarga dan kerabatnya. atau setingkat lebih hebat dari Maria Stuart yang pernah sekaligus menjadi tokoh dua negara, yaitu sebagai Ratu Inggris (1662-1694) dan menjadi tokoh politik Skotlandia (1684-1694). Atau bahkan mungkin juga setingkat lebih hebat dari Cory Aquino dari Philipina atau Margaret Thatcher dan Elizabeth Taylor dari Inggris atau Benazir Bhutto dari Pakistan.

Luar biasa keberanian perempuan Aceh di mata dunia, tak heran jika perempuan kita ditakuti dan disegani. Namun, bagaimana dengan perempuan Aceh tempo sekarang? Perempuan Aceh masa kini

Yang sebagian telah lalai mementingkan dunianya untuk keluar dari Serambi Makkah ini. Selangkah melewati batas Aceh saja bahkan bisa terbang tudung yang menutupi kepalanya. Tak usah orang, bahkan saya sendiri juga dulu seperti itu.

Apa yang terjadi pada masa kini?

Apa globalisasi dan moderenisasi benar benar menghancurkan ahklak, akidah dan adat istiadat yang dulunya kental di kota kita ini? Yang dahulunya menggunakan celana dengan balutan rok lagi di luarnya, yang menggunakan baju lengan panjang serta jilbab yang menutupi auratnya? Yang hanya mengabdi di jalan Allah dan muhrimnya? Bukan seperti sekarang yang dengan bangga memamerkan auratnya, yang dengan bangga menampilkan rambut indahnya, yang dengan bangga menampakkan lekuk tubuhnya di balik balutan ketat baju dan celana jeans dengan jilbab yang hanya menutupi rambutnya saja.

Yang dengan bangga memamerkan dosa pada sosial media, yang dengan mudah melakukan zina hanya demi cinta buta yang lagi lagi belum tentu akan menjadi masa depannya. Yang hanya menikmati hedonisme dan meninggalkan aturan aturan Tuhan Yang Maha Esa.

Yang mengenyampingkan urusan akhirat demi dunia yang sementara. Yang tak perduli dengan qanun qanun dan mengabaikan apa yang benar benar harus dilakukannya.

Bahkan sampai dipandang sebelah mata oleh warga kota tetangga. Pengalaman pribadi saya saat berdesakan di kereta api tujuan Bekasi โ€“ Depok , ada yang bertanya pada saya โ€œAsalnya darimana dek?โ€ saya menjawab dengan singkat dan bangga, โ€œAcehโ€

Lalu, jawaban yang tak pernah saya sangka dikeluarkan lewat bibir pria yang sepertinya sudah menginjak umur 29an itu dengan sekelompok temannya

โ€œwah, orang Aceh ya? Senang dong desak desakan di kereta sama cowok โ€“ cowok. Saya punya temen temen perempuan dari Aceh. Kayanya pada begitu rata rata. Kasihan sih di Aceh dibatasin pergaulan antara perempuan dan laki lakinya lebay banget. Jadi begitu keluar dari Aceh, kaya ayam lepas dari kandang deh liar banget.โ€

โ€œayam โ€“ lepas โ€“ dari โ€“ kandangโ€

Aku luarbiasa malu, marah, kesal, ingin menjawab dengan panjang lebar dan menjelaskan bahwa itu bukan watak perempuan Aceh yang aslinya. Bahwa kesalahan beberapa perempuan tidak seharusnya membuat seluruh perempuan yang berasal dari kotanya menjadi seperti itu juga. Bahwa pribadi setiap orang itu belum tentu mencerminkan kota tempat tinggalnya.

Apa yang harus kita lakukan demi kembali menggapai Serambi Makkah yang kita dambakan dahulu?

Kembali menegakkan peraturan peraturan ketat yang malah makin membuat โ€œayam lepas dari kandangโ€ itu terlihat dimata masyarakat?

Tidak.

Yang harusnya dibenahi itu sebenarnya dari diri masing masing, dari hati masing masing. Bukan dari paksaan semata. Bukan dari ancaman manusia. Pada dasarnya, hukum Tuhan itu tertulis dengan jelas di Al quran. Jadi mungkin akan lebih baik, lebih berguna dan lebih manjur apabila pemerintah menekankan pelajaran agama lebih banyak sejak dini daripada harus terus menerus memaksa sampai sampai perempuan dari kota kita dijuluki โ€œayam lepas dari kandangโ€ lagi.

Yang bahkan tak perduli dari mana ia berasal, yang penting ia bahagia. Tapi, apabila telah tertanam dari diri masing masing perempuan, mungkin mereka akan lebih baik dalam menjaga auratnya, sikapnya, adab, adat serta istiadatnya dalam menjalankan kehidupan yang islami tanpa harus takut dengan kencangnya arus globalisasi dan moderenisasi yang menerpa pemuda pemudi di manapun mereka menginjakkan kakinya.

Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Postingan Selanjutnya

Berfikir Nasionalis Untuk Majukan Perfilman Indonesia

Mengapa Hari Kartini ? Bukan yang Lain

Mau Sekolah Dulu

Ancaman Sistemik Indonesia

Penyair Muda dari Pulo Nasi

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Edisi Mei

Oleh Redaksi
May 10, 2025
0
388

27 tahun yang lalu (1998) nilai tukar rupiah terhadap dolar, dari Rp 2,575.00 berangsur turun menjadi Rp 16.000 pada Maret...

Baca SelengkapnyaDetails
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Tema Lomba Menulis Maret 2025

March 22, 2025
355

Responden Terpilih

March 14, 2025
129
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Pemenang Lomba Menulis Februari 2025

March 2, 2025
375

Jajak Pendapat #KaburAjaDulu

February 22, 2025
237

SELAKSA

  • All
  • Tabrani Yunis
BENGKEL OPINI RAKyat

Sengketaย Terpelihara

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/05
0
127

Oleh Tabrani Yunisย  Pulau Panjang, Mangkir Ketek, Mangkir Gadang dan Lipan Tidak seperti Pulau Sipadan dan Ligitan Yang durebut Malaysia  karena...

EleฤŸi Negerikuย ย Yang Gelap Gulita

EleฤŸi Negerikuย ย Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/03
0
81

Oleh Tabrani Yunis Negeri mutu manikam berkabut gelap Yang terbentang di garis Khatulistiwa  Apakah ada matahari yang disadap  Hingga seluruh...

Kegalauan Bapak

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/29
0
104

Oleh Tabrani Yunis  Nak, Kemarilah duduk sejenak Kuharap kau dapat menyimak Setiap kata dan kalimat Bapak Walau usiamu masih anak-anak...

Senja Merah

Senja Merah

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/28
0
91

Oleh Tabrani Yunis Senja merah Merekah Bagaikan darah Tumpah Ruah  Senja merah darah Mengalir menjarah lembah Di ufuk barat tampak...

Populer

  • Ali Hasyimi Tokoh Multitalenta

    Ali Hasyimi Tokoh Multitalenta

    8 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Mengenal Tito Karnavian yang Memutasi Empat Pulau ke Sumut

    14 shares
    Share 6 Tweet 4
  • Aceh Selatan: Negeri Kutukan bagi Orang-Orang Hebat?

    23 shares
    Share 9 Tweet 6
  • Dana Desa dan Qurban yang Hilang. Tragedi Ketimpangan di Serambi Mekkah

    16 shares
    Share 6 Tweet 4
  • Kopdes Merah Putih Perusak Kemandirian Bangsa

    5 shares
    Share 2 Tweet 1
POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan
  • Saat Plastik Bertemu AI

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00