https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Wednesday, October 1, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Aceh

Dari Geng Motor ke Jalan Lurus

Redaksi Oleh Redaksi
4 months ago
in Aceh, Artikel, Generasi emas, Generasi Milenial, Generasi Y, ISBI Aceh, Khas Aceh, POTRET Budaya
Reading Time: 3 mins read
A A
0
10
Bagikan
101
Melihat
🔊

Dengarkan Artikel

Seruan Budaya Aceh untuk Menyelamatkan Anak Bangsa

Oleh Nyakman Lamjame

Mereka melaju di jalanan malam, memecah sunyi dengan raungan mesin dan keberanian tanpa arah. Kita menyebut mereka geng motor. Tapi di balik atribut dan knalpot bising itu, mereka bukan penjahat, mereka adalah anak-anak kita yang sedang mencari makna dalam kebingungan zaman.

Aceh pernah menjadi mercusuar peradaban, tempat syariat dan adat menyatu dalam keindahan nilai. Di tanah ini, lahir ulama, pejuang, dan pemuda-pemuda gagah yang menggetarkan dunia. Namun hari ini, sebagian generasi mudanya kehilangan kompas, terseret gelombang zaman yang tidak menyediakan peta pulang.

Apa yang salah?

Pemuda Bukan Musuh, Mereka Adalah Amanah

Pemuda adalah api. Jika tidak diarahkan, ia bisa membakar. Tapi jika dibimbing, ia akan menjadi cahaya. Rasulullah SAW tahu itu. Karena itu beliau tidak pernah memadamkan semangat anak muda—beliau mengarahkannya.

Lihat Mus’ab bin Umair—pemuda tampan, kaya, penuh gaya. Ketika hidayah menyentuh hatinya, ia tinggalkan kemewahan dan menjadi duta Islam pertama ke Madinah. Lihat Umar bin Khattab—keras, ditakuti, bahkan sempat hendak membunuh Nabi. Tapi ketika cahaya Qur’an merobek keangkuhannya, ia berubah menjadi simbol keadilan sepanjang masa.

Anak muda tak butuh dimaki. Mereka butuh diteladani.

Aceh dan Reusam: Panggilan untuk Memeluk, Bukan Mengusir

Aceh bukan tanah kosong. Ini tanah bertuah. Kita punya reusam—tata nilai yang tak tertulis, tapi meresap ke tulang. Kita punya meunasah—bukan sekadar tempat salat, tapi sekolah akhlak, ruang bertumbuh, panggung pengasuhan. Kita punya tambo, hikam ulama, dan syair yang dulu jadi cahaya di tengah gelap.

📚 Artikel Terkait

Fakta Mengerikan Tentang Riba

Wisata Kawasan Rebana Tengah Digodok Dalam Kawah Candramuka, Diawali Dengan Diskusi Grup Terpumpun

Puisi-Puisi Delia Rawanita

Penulis Juga Punya Rasa

Namun, ketika meunasah ditinggalkan, ketika reusam hanya jadi simbol, ketika adat dikerdilkan menjadi seremoni tanpa ruh, maka generasi akan berjalan tanpa arah. Dan geng motor hanyalah gejala dari luka yang lebih dalam: hilangnya ruang makna dan rasa memiliki.

Anak muda kita tak menolak nilai, mereka hanya belum diajak bicara dengan bahasa yang mereka pahami: bahasa cinta, keteladanan, dan kesempatan.

Menggeser Pendekatan: Dari Represi ke Restorasi

Hari ini kita melihat aparat bergerak: razia, patroli, dan pembubaran. Tapi sejatinya, masalah ini tak bisa diselesaikan dengan seragam dan sirine. Karena luka mereka bukan di permukaan, tapi di hati dan struktur sosial.

Apa gunanya menangkap anak-anak muda, jika kita tak pernah menyentuh akar mengapa mereka memilih jalan itu?

Kita butuh restorasi sosial, bukan sekadar penegakan hukum. Kita butuh ruang transformatif, tempat mereka bisa mengalihkan energi liar menjadi karya. Kita butuh pendekatan kultural, yang tak sekadar melarang, tapi mengundang. Yang tak sekadar menertibkan, tapi memanusiakan.

Ikhtiar Kultural: Membangun Jalan Pulang

Bayangkan jika para mantan anggota geng motor dibina untuk menjadi mentor bagi adik-adiknya. Bayangkan jika meunasah kembali jadi tempat nongkrong yang keren—dengan ngaji yang hidup, diskusi yang tajam, dan seni yang memikat. Bayangkan jika seniman, ulama, pendekar adat, dan aktivis budaya bersatu membangun ekosistem pemuda yang bermartabat.

Aceh pernah melahirkan Malahayati, perempuan pemimpin armada laut. Aceh pernah melahirkan Teungku Chik di Tiro, ulama yang memimpin revolusi. Maka tidak mustahil kita melahirkan generasi baru: pemuda-pemuda tangguh yang bukan hanya patuh hukum, tapi teguh di jalan nilai.

Penutup: Aceh, Pulanglah ke Dirimu Sendiri

Kita sering bertanya: kenapa anak-anak muda itu menyimpang?

Tapi jarang kita bertanya: siapa yang membuat mereka merasa tidak punya rumah untuk pulang?

Aceh bukan hanya warisan masa lalu. Aceh adalah harapan masa depan. Tapi harapan itu hanya akan hidup, jika kita berani kembali ke akar: membina, bukan menghina. Memeluk, bukan mengusir. Menyediakan jalan pulang, bukan sekadar pagar larangan.

Karena pada akhirnya, anak-anak yang kita sebut “geng motor” itu bukan orang lain. Mereka adalah kita, yang pernah muda dan mencari arti. Mari kita bimbing mereka. Bukan dengan amarah. Tapi dengan cinta yang berakar pada adat, syariat, dan ruh kebangsaan.

Jika ingin perubahan, jangan hanya bangun pagar – bangunlah pelukan.

📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Share4SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Related Postingan

Prestasi Diraih SMKN 1 Teunom Selama Tahun 2023.
Aceh

Prestasi Diraih SMKN 1 Teunom Selama Tahun 2023.

Oleh Redaksi
2023/12/04
0
50

  Potretonline.com- CALANG - Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK Negeri 1 Teunom Kabupaten Aceh Jaya, selama tahun 2023 terus berbenah...

Baca SelengkapnyaDetails

Ayo Bersepeda!

JAK TA MEUSEUDEUKAH

Postingan Selanjutnya
Puisi-Puisi Minah Ahmad

Puisi-Puisi Minah Ahmad

Menyelamatkan Masa Depan Lewat Arsip

Menyelamatkan Masa Depan Lewat Arsip

Bangsa yang Jangan Sampai Ketiduran

Bangsa yang Jangan Sampai Ketiduran

🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

Kuliah Tanpa Beban: Kritik Terhadap Klaim Kuliah yang Terlalu Mudah

Miss Management dan Mental Inlander: Resep Cepat Kehancuran Negara dalam Cengkeraman Kapitalisme Global

POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

🔥 Artikel Paling Banyak Dibaca

Kabar Redaksi
Kabar Redaksi
👁️ 1,649 pembaca 📅 2 Feb 2025
Mengelabui Kata Mulia Untuk Senantiasa Istiqamah
Mengelabui Kata Mulia Untuk Senantiasa Istiqamah
👁️ 1,874 pembaca 📅 7 Sep 2025
Menanti Buah Hati di Negeri Orang
Menanti Buah Hati di Negeri Orang
👁️ 1,782 pembaca 📅 11 Sep 2025
Mengintegrasikan Pendidikan Kebangsaan Indonesia dalam Pelatihan Beauty Queen yang Berbudaya dan Berkepribadian Indonesia
Mengintegrasikan Pendidikan Kebangsaan Indonesia dalam Pelatihan Beauty Queen yang Berbudaya dan Berkepribadian Indonesia
👁️ 1,374 pembaca 📅 7 Sep 2025
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00