https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Wednesday, October 22, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Aceh

Dari Geng Motor ke Jalan Lurus

Redaksi Oleh Redaksi
5 months ago
in Aceh, Artikel, Generasi emas, Generasi Milenial, Generasi Y, ISBI Aceh, Khas Aceh, POTRET Budaya
Reading Time: 3 mins read
A A
0
10
Bagikan
101
Melihat
🔊

Dengarkan Artikel

Seruan Budaya Aceh untuk Menyelamatkan Anak Bangsa

Oleh Nyakman Lamjame

Mereka melaju di jalanan malam, memecah sunyi dengan raungan mesin dan keberanian tanpa arah. Kita menyebut mereka geng motor. Tapi di balik atribut dan knalpot bising itu, mereka bukan penjahat, mereka adalah anak-anak kita yang sedang mencari makna dalam kebingungan zaman.

Aceh pernah menjadi mercusuar peradaban, tempat syariat dan adat menyatu dalam keindahan nilai. Di tanah ini, lahir ulama, pejuang, dan pemuda-pemuda gagah yang menggetarkan dunia. Namun hari ini, sebagian generasi mudanya kehilangan kompas, terseret gelombang zaman yang tidak menyediakan peta pulang.

Apa yang salah?

Pemuda Bukan Musuh, Mereka Adalah Amanah

Pemuda adalah api. Jika tidak diarahkan, ia bisa membakar. Tapi jika dibimbing, ia akan menjadi cahaya. Rasulullah SAW tahu itu. Karena itu beliau tidak pernah memadamkan semangat anak muda—beliau mengarahkannya.

Lihat Mus’ab bin Umair—pemuda tampan, kaya, penuh gaya. Ketika hidayah menyentuh hatinya, ia tinggalkan kemewahan dan menjadi duta Islam pertama ke Madinah. Lihat Umar bin Khattab—keras, ditakuti, bahkan sempat hendak membunuh Nabi. Tapi ketika cahaya Qur’an merobek keangkuhannya, ia berubah menjadi simbol keadilan sepanjang masa.

Anak muda tak butuh dimaki. Mereka butuh diteladani.

Aceh dan Reusam: Panggilan untuk Memeluk, Bukan Mengusir

Aceh bukan tanah kosong. Ini tanah bertuah. Kita punya reusam—tata nilai yang tak tertulis, tapi meresap ke tulang. Kita punya meunasah—bukan sekadar tempat salat, tapi sekolah akhlak, ruang bertumbuh, panggung pengasuhan. Kita punya tambo, hikam ulama, dan syair yang dulu jadi cahaya di tengah gelap.

📚 Artikel Terkait

Sejarah Kampung yang Keramat

Barong Bola

SULAIMAN JUNED LATIH GURU DAN SISWA CIPTA DAN BACA PUISI

Desa Suka Makmur Kampungnya Ubi Jalar dan Pasarnya Kepiting Bakau

Namun, ketika meunasah ditinggalkan, ketika reusam hanya jadi simbol, ketika adat dikerdilkan menjadi seremoni tanpa ruh, maka generasi akan berjalan tanpa arah. Dan geng motor hanyalah gejala dari luka yang lebih dalam: hilangnya ruang makna dan rasa memiliki.

Anak muda kita tak menolak nilai, mereka hanya belum diajak bicara dengan bahasa yang mereka pahami: bahasa cinta, keteladanan, dan kesempatan.

Menggeser Pendekatan: Dari Represi ke Restorasi

Hari ini kita melihat aparat bergerak: razia, patroli, dan pembubaran. Tapi sejatinya, masalah ini tak bisa diselesaikan dengan seragam dan sirine. Karena luka mereka bukan di permukaan, tapi di hati dan struktur sosial.

Apa gunanya menangkap anak-anak muda, jika kita tak pernah menyentuh akar mengapa mereka memilih jalan itu?

Kita butuh restorasi sosial, bukan sekadar penegakan hukum. Kita butuh ruang transformatif, tempat mereka bisa mengalihkan energi liar menjadi karya. Kita butuh pendekatan kultural, yang tak sekadar melarang, tapi mengundang. Yang tak sekadar menertibkan, tapi memanusiakan.

Ikhtiar Kultural: Membangun Jalan Pulang

Bayangkan jika para mantan anggota geng motor dibina untuk menjadi mentor bagi adik-adiknya. Bayangkan jika meunasah kembali jadi tempat nongkrong yang keren—dengan ngaji yang hidup, diskusi yang tajam, dan seni yang memikat. Bayangkan jika seniman, ulama, pendekar adat, dan aktivis budaya bersatu membangun ekosistem pemuda yang bermartabat.

Aceh pernah melahirkan Malahayati, perempuan pemimpin armada laut. Aceh pernah melahirkan Teungku Chik di Tiro, ulama yang memimpin revolusi. Maka tidak mustahil kita melahirkan generasi baru: pemuda-pemuda tangguh yang bukan hanya patuh hukum, tapi teguh di jalan nilai.

Penutup: Aceh, Pulanglah ke Dirimu Sendiri

Kita sering bertanya: kenapa anak-anak muda itu menyimpang?

Tapi jarang kita bertanya: siapa yang membuat mereka merasa tidak punya rumah untuk pulang?

Aceh bukan hanya warisan masa lalu. Aceh adalah harapan masa depan. Tapi harapan itu hanya akan hidup, jika kita berani kembali ke akar: membina, bukan menghina. Memeluk, bukan mengusir. Menyediakan jalan pulang, bukan sekadar pagar larangan.

Karena pada akhirnya, anak-anak yang kita sebut “geng motor” itu bukan orang lain. Mereka adalah kita, yang pernah muda dan mencari arti. Mari kita bimbing mereka. Bukan dengan amarah. Tapi dengan cinta yang berakar pada adat, syariat, dan ruh kebangsaan.

Jika ingin perubahan, jangan hanya bangun pagar – bangunlah pelukan.

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Kembalikan Marwah Guru Sebagai Orang yang Dihormati Bukan Dicaci
Kembalikan Marwah Guru Sebagai Orang yang Dihormati Bukan Dicaci
16 Oct 2025 • 60x dibaca (7 hari)
Garis Waktu yang Hilang
Garis Waktu yang Hilang
2 Oct 2025 • 52x dibaca (7 hari)
Mengapa Kita Malas Membaca
Mengapa Kita Malas Membaca
13 Oct 2025 • 37x dibaca (7 hari)
Gitu Aja Kok Repot: Merayakan Hari Humor Nasional.
Gitu Aja Kok Repot: Merayakan Hari Humor Nasional.
13 Oct 2025 • 34x dibaca (7 hari)
Sarana dan Prasarana Sekolah; Fondasi Utama Pendidikan Berkualitas
Sarana dan Prasarana Sekolah; Fondasi Utama Pendidikan Berkualitas
20 Oct 2025 • 33x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Share4SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Related Postingan

POTRET Budaya

SAJAK RINDU

Oleh Redaksi
2024/07/27
0
52

Buat Barlian AW Oleh Zulkifli Abdy Aku mencium aroma rindu yang engkau genggam sepanjang jalan kembaramu dan aku menantimu dengan...

Baca SelengkapnyaDetails

Menulis Dengan Jujur

Puisi Zab Bransah

Postingan Selanjutnya
Puisi-Puisi Minah Ahmad

Puisi-Puisi Minah Ahmad

Menyelamatkan Masa Depan Lewat Arsip

Menyelamatkan Masa Depan Lewat Arsip

Bangsa yang Jangan Sampai Ketiduran

Bangsa yang Jangan Sampai Ketiduran

🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

Kuliah Tanpa Beban: Kritik Terhadap Klaim Kuliah yang Terlalu Mudah

Miss Management dan Mental Inlander: Resep Cepat Kehancuran Negara dalam Cengkeraman Kapitalisme Global

POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00