https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Wednesday, July 16, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda CMI

UNDANGAN KE HELSINKI

Redaksi Oleh Redaksi
2 years ago
in CMI, Helsinki, Turku
Reading Time: 5 mins read
A A
0
5
Bagikan
51
Melihat

Oleh Tabrani Yunis

Bagian Pertama

Thank you Tabrani, ujar Paivi dan Sami Lahdensuo, ketika aku mengantarkan teman-teman dari CMI ( Crisis Management Inisiative) ke Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang akhir tahun 2006 lalu. Sami mengucapkan ucapan See you in Helsinki. Hatiku bertanya-tanya, apakah ia serius. Namun, ia tanpa saya tanya berkata, We will meet in Helsinki soon.

Eh, ternyata memang bukan isapan jempol. Padaย  bulan Februari 2007, saya mendapat undangan dari CMI di Helsinki. Salah satu isinya saya diminta untuk menjadi narasumber dalam seminar di Helsinki Universiti. Saya harus menyiapkan materi mengenai Acehnese womenโ€™s Participation in Peace Process untuk dipresentasikan di Helsinki University dan di Abi Academi di Turku yang ditempuh sekitar 2 jam.ย  Selain menyiapkan materi, ada urusan yang harus kusiapkan yakniย  urusan dokumen perjalan. Aku harus ke Jakarta, ke Kedutaan Finlandia untuk mengurus visa. Alhamdulilah, urusan visa tidak begitu susah, walau harus menunggu beberapa hari. Alhamdulilah terwujud.

Aku sangat ingat kala itu. tepat pukul 13.25, ย KLM, perusahaan penerbangan Belanda ย nomor penerbangan 1167 mendarat dengan selamat di bandara Vanta, Helsinki yang letaknya lebih kurang sekian kilometer dari pusat kota Helsinki. ย Ketika turun dari pesawat melewati terowongan ( belalai gajah) menuju pintu kedatangan ( arrival gate), udara di Helsinki terasa sangat dingin,menusuk pori-pori. Wajar saja dingin, karena bulan Maret masih berada dalam musim dingin. Untung saja, pada saat saya tiba di bandara, suhu udara tidak berada di bawah nol, tetapi pada hari Rabu tanggal 14 Maret itu, suhu udara di Helsinki berada pada 6 derajat celcius. Jadi tidak terlalu dingin. Apalagi saat itu matahari bersinar begitu cerah. Namun bagi aku yang datang dari negeri tropis, suhu 6 derajat Celsius adalah suhu yang sangat dingin.Untunglah aku membawa jaket tebal dari Aceh. Kalau tidak,aku bisa mati beku juga.

Ketika keluar dari ruang pengambilan bagasi, aku sedikit terheran karena tidak menemukan bagian ย  kantor Imigrasi sebagaimana biasanya kita datang ke negara lain. Sehabis mengambil bagasi, aku menuju pintu keluar dan di sana aku mencari Paivi, senior program manajer di CMI. Aku mencarinya, karena ia berjanji menjemputku di bandara. Tapi, aku agak sedikit terkejut,karena setelah melihat ke kanan dan kiri, aku tidak menemukannya.

Tak berapa lama kemudian, aku mengambil handphone dari saku di pinggang, lalu kutekan nomornya Paivi. Ia kaget karena aku sudah berada di bandara. ย  Dia minta maaf, karena di dalam pikirannya bahwa aku tiba bukan pada pukul 1.25, tetapi pada pukul 2.00 siang. Ia minta maaf berkali-kali. Padahal ia tidak perlu minta maaf sampai berkali-kali karena kesalahan kecil seperti itu.

Tak lama kemudian, lebih kurang dua puluh menit,aku melihat Paivi datang dengan langkah besar. Matanya liar mencari di mana aku berada. Aku melihatnya setelah ia melewati tempat aku berdiri menunggunya. Karena ia sudah membelakangiku,maka aku memanggilnya perlahan. Ia melihatku dan lalu menyalami dan minta maaf atas keterlambatan itu. Ia menyambutku dengan hangat seraya berkata, Welcome to Helsinki. Aku pun membalasnya dengan ucapan Thank you, I am happy to be here. Lho,bagaimana tidak happy ? Ini pengalamanku yang pertama untuk menginjakkan kakiย  negeri yang telah membantu negeriku bisa menikmati damai setelah konflik yang penuh kekerasan selama lebih dari 30 tahun. Aku bahagia karena telah memaparkan kalo di bagian benua Eropa yang sangat jauh dari desaku, di Aceh.

Keluar dari gerbang bandara, kami menuju tempat parkir mobil. Di sana tampak sebuah taksi yang membuka ย bagasi untuk memasukan koper warna biru muda yang kubawa. Sang sopir mengambilnya dari tanganku dan menyimpannya di dalam bagasi. Aku dipersilakan naik ke taxi lewat pintu sebelah kiri. Aku duduk tepat di belakang sopir,karena di Helsinki seperti di beberapa negara Eropa lainnya, sopir menyetir mobil dari sebelah kiri. Ini salah satu perbedaan kita menyetir mobil di negeri kita dengan di Eropa.

Di dalam Taxi, aku diminta menggunakan sabuk pengaman ( seat belt), karena ini memang keharusan bagi setiap pengguna mobil untuk menggunakannya. Taxi pun melaju ke arah pusat kota Helsinki. Dalam perjalanan menuju hotel, Paivi yang menjemputku di bandara memberikan informasi tentang bangunan dan jalan yang dilewati. Aku terasa sulit mengingatnya karena semua jalan, toko dan bangunan bertuliskan dengan bahasa Finlandia.

Sambil Taxi meluncur mulus menuju hotel, mataku sangat liar mengamati apa yang ada di sepanjang ย perjalanan itu. Pohon-pohon di sekitar jalan dan di bukit-bukit yang dilewati kelihatan kering dan telanjang. Ya, pohon-pohon itu tidak berdaun. Hanya tampak dahan-dahan kering, seperti pohon-pohon yang mati. Bukan hanya pohon-pohon besar, tetapi juga pohon-pohon kecil (semak belukar)dan bahkan rumputpun kelihatan coklat dan kering. Di bawah pohon-pohon nan kering itu aku melihat warna putih yang memancarkan sinar. Itu adalah salju yang saat aku datang sedang mencair. Ternyata, pohon-pohon itu kering dan tidak berdaun serta matinya rerumputan serta bunga-bunga,karena lama tertutup salju.

Tiba di Hotel

Setelah lebih kurang setengah jam di pejalanan dengan menumpangi Taxi, kami tiba di hotel tempat aku diinapkan. Kami turun tepat di depan pintu hotel Arthur yang beralamat di Vuorikatu 19. FI 00100. Helsinki, Finland. Sebuah hotel yang terletak di jantung kota Helsinki. Kelihatannya hotel ini tidak begitu besar, tetapi setelah aku masuk dan mendapatkan brosur, aku baru tahu bahwa hotel ini memiliki 144 kamar yang terdiri dari ruang keluarga dan suite.

Ketika turun dari Taxi, aku menyeret koper masuk ke ruang receptionist. Di sana ada pelayan hotel yang berbadan besar, namun bersuara lembut. Paivi mendekati recepsionis dan meminta aku mengisi formulir di hotel serta menandatanganinya. Di dekat receptionist desk, terdapat restaurant yang menawarkan sejumlah makanan. Paivi menginformasikan aku, kalau besok pagi you mau breakfast, ya silakan datang ke restaurant ini. Aku dan Paivi kemudian menuju lift. Kami naiki lift yang bermuatan 4 orang itu menuju lantai 7. Aku mendapatkan kamar nomor 761. Sebuah kamar yang di dalamnya ada dua tempat tidur yang dilengkapi masing-masing dua bantal. Di kamar ini ada televisei dan juga sarana telepon serta meja tempat aku bisa mengetik dan mengakses internet. Di sini tersedia fasilitas internet, tetapi harus bayar di reseption.

Entah mengapa, laptopku, rupanya secara otomatis bisa connect langsung dengan salah satu server. Jadi tanpa harus mengaktifkan,aku bisa akses internet kapan saja. Namun, hatiku juga agak sedikit khawatir,kok bisa masuk langsung. Jangan-jangan nanti aku harus bayar lagi. Lumayan juga tu bayarannya. Apalagi bayaran tidak berlaku dalam mata uang rupiah.Di kota ini masyarakat Finland menggunakan Euro. Tiga puluh menit saja sudah 5 Euro atau sekitar Rp 60.000,-. Mahal bukan ? apalagi kalau berjam-jam.

Ada yang membuatku agak gagap ketika pertama masuk ke kamar hotel. Aku pertama sekali memasuki kamar mandi. Aku ingin tahu bagaimana peralatan yang digunakan. Ini perlu untuk kuketahui lebih dahulu, karena lain hotel, lain pula fasilitas mandi yang disediakan. Apalagi ini adalah hotel yang sama sekali belum pernah aku datangi. Maka,ketika pertama masuk, aku melihat shower yang sama sekali asing bagiku. Aku coba selidiki dan membaca tulisan-tulisan kecil dan sandi yang ada di setiap tombol.Lalu aku coba otak atik, hingga aku menemukan caranya. Kalau tidak begitu,ya bisa berabe lho. Kalau tidak tahu, ya bisa-bisa tidak pernah mandi.

Di kamar 761, seperti di kamar-kamar lainnya,tidak disediakan termos air, seperti kita nginap di hotel-hotel di Indonesia. Aku bertanya,pada Paivi. Mengapa pihak hotel tidak menyediakan air minum dalam water pot. Paivi menjelaskan aku. Hotel tidak menyediakan itu, karena kita bisa minum air langsung dari kran air yang ada di kamar mandi. Airnya sudah sehat untuk diminum. Mau air panas atau dingin, kita bisa buka kran dan langsung minum. Hebat ya.

Sebagai pendatang yang baru tiba di kota Helsinki, aku memang suka cari tahu, cari informasi di mana tempat makan atau restoran yang menyajikan makanan yang sesuai seleraku. Juga mencari informasi tentang toko untuk membeli sesuatu yang kuinginkan. Kebetulan sekali saat itu, Paivi mengajakku keluar dari hotel untuk membeli sedikit bekal makanan yang bisa kubawa ke kamar, untuk cemilan. Aku dan Paivi masuk ke sebuah swalayan yang banyak menyediakan banyak jenis makanan snack. Paivi membeli beberapa untukku, karena ia akan pulang ke rumahnya dan aku kembali ke hotel untuk beristirahat di kamar hotel sambil menikmati fasilitas internet hingga mengantar tidur dan melanjutkan aktivitas esok harinya.

Bersambung

Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Postingan Selanjutnya
ZAMAN EDAN, ZAMAN GILA

ZAMAN EDAN, ZAMAN GILA

CORPORATE IDENTITY: UPAYA MEMBANGUN CITRA IDENTITAS DIRI

CATATAN KECIL DI BALIK HARAPAN BESAR

Ternyata, Nikmat Sehat itu Sangatlah Berharga

Ternyata, Nikmat Sehat itu Sangatlah Berharga

RIZAL RAMLI DALAM KENANGAN

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Edisi Mei

Oleh Redaksi
May 10, 2025
0
435

27 tahun yang lalu (1998) nilai tukar rupiah terhadap dolar, dari Rp 2,575.00 berangsur turun menjadi Rp 16.000 pada Maret...

Baca SelengkapnyaDetails
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Tema Lomba Menulis Maret 2025

March 22, 2025
383

Responden Terpilih

March 14, 2025
138
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Pemenang Lomba Menulis Februari 2025

March 2, 2025
395

Jajak Pendapat #KaburAjaDulu

February 22, 2025
244

SELAKSA

  • All
  • Tabrani Yunis
Diamuk Rindu

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani Yunis
2025/07/12
0
118

Oleh Tabrani Yunis  Tak sempat menulis, atau belum ada waktu menulis. Itulah dua ungkapan yang sangat sering kita dengar, keluar...

BENGKEL OPINI RAKyat

Sengketaย Terpelihara

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/05
0
142

Oleh Tabrani Yunisย  Pulau Panjang, Mangkir Ketek, Mangkir Gadang dan Lipan Tidak seperti Pulau Sipadan dan Ligitan Yang durebut Malaysia  karena...

EleฤŸi Negerikuย ย Yang Gelap Gulita

EleฤŸi Negerikuย ย Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/03
0
93

Oleh Tabrani Yunis Negeri mutu manikam berkabut gelap Yang terbentang di garis Khatulistiwa  Apakah ada matahari yang disadap  Hingga seluruh...

Kegalauan Bapak

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/29
0
123

Oleh Tabrani Yunis  Nak, Kemarilah duduk sejenak Kuharap kau dapat menyimak Setiap kata dan kalimat Bapak Walau usiamu masih anak-anak...

Populer

  • Melihat Sejarah Aceh Dalam Perspektif Temuan Keramik Kuno

    Melihat Sejarah Aceh Dalam Perspektif Temuan Keramik Kuno

    8 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Aceh dan Salem: Jejak Sejarah Dagang yang Terancam Terhapus

    8 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Salemโ€™s City Seal Controversy: Between Historical Legacy and Modern Sensitivities

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Kemampuan Memahami Bacaan – Ulasan

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Mengenal Prinsip Pareto di Tengah Ketidakseimbangan Hidup

    15 shares
    Share 6 Tweet 4
POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan
  • Saat Plastik Bertemu AI

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00