• Terbaru

Legenda Sungai Indung

November 24, 2021

Ketika Tsunami Aceh

November 14, 2025

‎Lukisan Sepasang Bangau, Cerita Pendek dan Puisi Dua Larik di Warung Kopi

November 14, 2025

Menangguh Politik Hukum Ijazah Palsu

November 14, 2025

Nyanyian Terakhir Cenderawasih

November 14, 2025

Menjaga Integritas dan Kesehatan Finalis Melalui Gerakan Self Love

November 13, 2025

Serangkai Puisi Alkhair Aljohore

November 13, 2025

Rumah Tuhan pun Dikorupsi, Kurang Brengsek Apa Korupsi di Negeri Ini

November 13, 2025

Puisi-Puisi S.Sigit Prasojo

November 13, 2025

Membaca Anugerah Fiksi Szalay dan Deem

November 13, 2025

Bali Istimewa (yang) bukan Daerah Istimewa

November 13, 2025
Pendekatan Parindra Terhadap Kaum Marhaen di Jambi: Nasionalisme dan Gerakan Ekonomi Rakyat

Pendekatan Parindra Terhadap Kaum Marhaen di Jambi: Nasionalisme dan Gerakan Ekonomi Rakyat

November 12, 2025

Hening, Diam dan Sunyi

November 12, 2025
Friday, November 14, 2025
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
  • Login
  • Register
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
POTRET Online
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
Plugin Install : Cart Icon need WooCommerce plugin to be installed.
POTRET Online
No Result
View All Result

Legenda Sungai Indung

RedaksiOleh Redaksi
November 24, 2021
0
Reading Time: 9 mins read
🔊

Dengarkan Artikel

Foto Mongabay

Oleh : Siti Maimunah, S.Sos.I

 

Sungai adalah aliran air permukaan yang bentuknya memanjang dan mengalir secara terus menerus dari hulu ke hilir. Ada juga yang menyebut sungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah  dan bermuara ke laut.

Gemericik air yang mengalir membuat suasana dingin semakin menjadi, karena semalam hujan tak berhenti hingga adzan subuh berkumandang. Indung,  seorang nenek yang tinggal di dekat sungai besar di desa Jagong Jeget.  Ia hanya seorang diri tinggal di rumah itu dan memang tidak ada rumah lain selain rumah Indung.

Walaupun seorang diri, Indung tetap bersemangat dalam mencari nafkah untuknya sendiri. Bukan tidak punya sanak saudara, akan tetapi sanak saudaranya tinggal  agak jauh dari sungai itu. Indung tidak mau ikut dengan anaknya karena Indung membuka warung sembako di kediaman yang sangat sangat sederhana itu.

Sangat sederhana, karena memang rumah itu ada sejak Indung masuk ke wilayah Jagong jeget sebagai transmigran bersama kelompok orang yang lain. Jadi, rumah itu adalah rumah yang dibuatkan oleh Pemerintah dan tidak diubah sedikitpun oleh Indung ataupun anaknya, seperti itu apa adanya.

Banyak yang belanja ke warung Indung, karena memang saat itu tidak banyak yang membuka warung sembako. Jarak jauh tidak menjadi alasan untuk orang tidak datang ke warung Indung,  selain bahan pangan lengkap, harganya juga lumayan.

Pernah suatu ketika Nenek Indung ditawari oleh orang untuk tinggal di rumahnya, dari pada sendiri di pinggir sungai. Tidak ada yang menemani, apalagi anaknya juga jauh di atas.  Nenek Indung menolak dan tetap ingin tinggal sendiri di pinggir sungai besar itu. Memang rumah indung berada tepat di pinggir sungai besar dan  pinggir jalan besar, jadi tidak terlalu menakutkan. Anak Nenek Indung tinggal di atas.  Mereka biasa menyebutnya seperti itu, karena desa tempat anaknya berada di atas bukit. Jika akan pergi ke tempat anaknya, Nenek Indung akan berjalan naik ke atas. Kebetulan sungai itu berada di antara dua bukit tinggi.

Suatu hari, Nenek Indung jatuh sakit. Anaknya yang bernama Dasa datang dengan istrinya merawat Nenek Indung di rumahnya. Sayangnya seperti yang sudah-sudah. Nenek tidak mau jika harus dirawat di rumah anaknya dan meninggalkan warung daganganya. Setiap kali anaknya memintanya untuk berhenti berdagang, Nenek selalu menolak. Baginya berdagang adalah kegiatan yang menyenangkan, bisa bertemu dengan banyak orang, rumahnya juga akan sering dikunjungi oleh orang. Itu sangat menyenangkan bagi Nenek Indung.

Sakit kali ini tidak seperti sakit biasanya, badannya terasa lemah dan tidak berdaya, demam tinggi. Yang ditakutkan oleh anaknya adalah kejadian-kejadian yang pernah dialami akan terulang kembali.

Nenek Indung pernah mengalami mati suri. Saat itu  ketika sedang dibacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an, sang Nenek bangun kembali. Hampir semua orang yang ada terkejut dan tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Setelah itu Nenek beraktivitas seperti biasa.

📚 Artikel Terkait

Majalah Anak Cerdas

Satu-Satunya Majalah Perempuan Aceh yang Menginspirasi

LA Seperti Sengaja Dihancurkan Trump

LAJULAH BIDUKKU LAJU, ACEH LON SAYANG

Umurnya saat itu menginjak 70an, namun semangat kerja selalu ada. Maklum orang tua zaman dahulu, fisiknya luar biasa. Tidak seperti orang zaman sekarang yang makanannya telah dibubuhi pengawet dan pewarna. Orang zaman dahulu hanya memakan nasi sebagai makanan pokok dan umbi – umbian sebagai makanan pendamping. Jadi masih sangat alami. 

Sakit yang dialami oleh Nenek Indung tidak terlalu lama,  hanya sekitar tiga hari kemudian ia kembali pulih dan melakukan kegiatan seperti biasa.

Hari demi hari dilaluinya dengan bahagia. Baginya, sungai itu adalah harapan Nenek Indung untuk mencuci, memasak dan sebagainya.  Jika sungai itu kering atau sedikit airnya karena cuaca kemarau, ia akan bingung dan terpaksa  pergi ke tempat anaknya di atas bukit dan akan kembali jika curah hujan sudah dapat mengembalikan keadaan air sungai seperti biasanya.

Melihat orang tuanya sering sakit, Dasa sebagai anaknya sering mengunjungi Sang Nenek, karena takut ketika sakit tidak ada yang tahu. Semangat Nenek Indung dalam berdagang memang patut dicontoh, karena ia tidak memandang umur.

Suatu hari kembali dari belakang rumah seusai mencuci baju,  Indung merasa badannya sudah tidak enak lagi.  Kemudian keesokan harinya Dasa datang ke rumah kecil itu dan mencoba untuk merayu Nenek agar mau ikut bersamanya.

“ Jangan lagi menolak Nini. Keadaanmu semakin lemah dan tidak mungkin aku meninggalkanmu di sini sendiri.” Ucap Dasa penuh harap. Awalnya nenek Indung menolak dengan permintaan anaknya, akan tetapi karena hari demi hari kesehatannya semakin terganggu, akhirnya dengan sangat berat hati Nenek Indung ikut dengan anaknya.

Setelah sekian lama berada di kediaman anaknya,  sebulan, dua bulan bahkan sampai bertahun-tahun, Indung merasa jenuh. Ia sudah terbiasa beraktivitas, tetapi di rumah anaknya ia hanya duduk diam saja. Barang dagangan Nenek juga dipindahkan ke rumah anaknya.

Sementara rumah di dekat sungai dibiarkan begitu saja termakan usia.

Hingga pada suatu saat Nenek Indung sakit dengan waktu yang lumayan lama. Sudah berusaha diobati dan tak kunjung sehat dan akhirnya Nenek Indung meninggal dunia dengan meninggalkan anak dan cucu-cucunya.

Rumah Nenek yang di dekat sungai akhirnya dibongkar. Ini bukan berarti nama Nenek yang pernah tinggal di sana menjadi hilang. Orang akan selalu ingat bahwa rumah di dekat sungai besar itu adalah rumah Nenek Indung, Nenek yang selalu menyediakan bahan pangan untuk orang-orang di sana. Akhirnya orang selalu menyebut bahwa sungai itu adalah sungai Indung.

Sampai saat ini sudah berjalan hingga kurang lebih lima belas tahun orang selalu menyebutnya “ sungai Indung”.’ dan saat ini jembatan yang ada di sungai itu telah direnovasi dengan jembatan yang baru. Nama itu tidak akan pernah berubah dan akan tetap diingat oleh semua orang bahwa itu adalah “ Sungai Indung”.

Referensi: Bapak Sriyono petugas sosial Kab.Aceh Tengah, Jafarudin selaku cucu indung

 

 

 

 

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Pria Yang Merindukan Prostatnya
Pria Yang Merindukan Prostatnya
28 Feb 2025 • 227x dibaca (7 hari)
Oposisi Itu Terhormat
Oposisi Itu Terhormat
3 Mar 2025 • 209x dibaca (7 hari)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
2 Oct 2025 • 180x dibaca (7 hari)
Hancurnya Sebuah Kemewahan
Hancurnya Sebuah Kemewahan
28 Feb 2025 • 168x dibaca (7 hari)
Hari Ampunan
Hari Ampunan
1 Mar 2025 • 159x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Artikel

Menulis Dengan Jujur

Oleh Tabrani YunisSeptember 9, 2025
#Gerakan Menulis

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani YunisJuly 12, 2025
#Sumatera Utara

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani YunisJune 5, 2025
Puisi

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani YunisJune 3, 2025
Puisi

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani YunisMay 29, 2025

Populer

  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    162 shares
    Share 65 Tweet 41
  • Inilah Situs Menulis Artikel dibayar

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Peran Coaching Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

    145 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Korupsi Sebagai Jalur Karier di Konoha?

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Lomba Menulis Agustus 2025

    51 shares
    Share 20 Tweet 13

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis November 2025

Oleh Redaksi
November 10, 2025
Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

Oleh Redaksi
October 7, 2025
Haba Mangat

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

Oleh Redaksi
September 10, 2025
Postingan Selanjutnya

SDIT MUHAMMADIYAH PEDULI MEMBANTU KELUARGA FAKIR YANG BERKEBUTUHAN KHUSUS

  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami

INFO REDAKSI

Tema Lomba Menulis November 2025

November 10, 2025

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

October 7, 2025

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

September 10, 2025

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat

© 2025 Potret Online - Semua Hak Cipta Dilindungi

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00