• Terbaru

Harga Naik, Jumlah Perokok Berkurang?

May 13, 2018

Memaknai Hari Pahlawan: Moral dalam Kebebasan Digital yang Harus Dikawal

November 18, 2025

Kafka dan Trio RRT Di Depan Hukum

November 17, 2025

🚩🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

November 17, 2025

Penjor vs Kabel PLN

November 17, 2025

Kebugaran dan Kebersamaan di Bawah Langit Paya Kareung

November 17, 2025

Otsus Aceh di Persimpangan Jalan

November 16, 2025

Pendapat Prof Jimly Soal Ijazah Jokowi

November 16, 2025

Korupsi di Sektor Kesehatan: Dari Nasionalisme STOVIA hingga Penjara KPK

November 16, 2025

Malam Layar Puisi Anak Muda 2025

November 16, 2025

Prasasti Kebon Kopi

November 15, 2025

Bullying, Feodalisme, dan Ekstremisme

November 16, 2025

Dari Sumber Daya ke Sumber Daya Damai

November 15, 2025
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
Tuesday, November 18, 2025
POTRET Online
  • Login
  • Register
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat
No Result
View All Result
POTRET Online
No Result
View All Result
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat

Harga Naik, Jumlah Perokok Berkurang?

RedaksiOleh Redaksi
May 13, 2018
0
Reading Time: 5 mins read
🔊

Dengarkan Artikel


Oleh  SYAHID MUJTAHIDY
Wacana kenaikan harga rokok per bungkus Rp 50 ribu mengundang reaksi yang sangat luar biasa. Respon masyarakat terutama perokok sangat menentang akan maraknya wacana tersebut. Wacana kenaikan rokok berawal dari penelitian yang dilakukan oleh Profesor Hasbullah Thabrany, Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Goal yang ingin dicapai, yaitu  meminimalisir perokok Indonesia terutama pelajar dan kalangan yang perekonomiannya menengah ke bawah (kalangan miskin) dari penelitian yang dilakukan sejak Desember 2015 – Januari 2016.
Hasil survei yang dilakukan oleh Hasbullah dirilis pada Juli 2016. Hasil berasal dari responden yang berjumlah 1000 orang. 82 persen responden setuju harga rokok dinaikkan. Malah, 72 persen menunjukkan setuju akan harga rokok dinaikkan di atas kisaran Rp 50 ribu. Hasil survei yang menunjukkan begitu antusias warga Indonesia untuk menaikkan harga rokok dengan dua poros tujuan di atas. Namun, patut diketahui 1000 orang merupakan angka yang sangat tergolong minoritas ketika dibandingkan dengan jumlah warga Indonesia yang keseluruhan. Jadi, kemungkinan-kemungkinan dari hasil survei bisa berubah saat mampu mencakup keseluruhan atau paling tidak 50 persen dari jumlah warga Indonesia.
Hasbullah juga melontarkan pendapat bahwa jumlah perokok Indonesia sudah mencapai 34-35 persen  dari total penduduk. Dari jumlah perokok tersebut bisa diklarifikasikan ke dalam dua bagian yaitu 67 persen merupakan perokok laki-laki. Sedangkan, perokok perempuan hanya 4 persen. “Perokok Indonesia harus dikendalikan dengan menaikkan harganya,” tertulis pendapat Hasbullah di salah satu surat kabar Nasional pada 23 Agustus 2016. Ia juga menegaskan bahwa Indonesia merupakan juara dunia dari tingkat perokok tertinggi. Jika, kita melihat angka-angka di atas memang begitu miris untuk menatap kondisi negeri ini.
            Salah satu target yang dipasang yaitu meminimalisir perokok terutama bagi kalangan yang perekonomiannya menengah ke bawah. Jadi,hal tersebut bisa dikatakan rokok hanya untuk dikonsumsi orang-orang kaya. Orang miskin tidak boleh menkonsumsi rokok. Terdapat dua pengaruh yang sangat besar dari wacana tersebut bila terealisasikan. Pertama, mantan anggota DPR Jatim (Jawa Timur) Darwiz Maszar pernah mengatakan dalam perbincangan yang membahas kenaikan rokok bahwa tubuh manusia membutuhkan nikotin (salah satu yang terkandung di rokok). Ia juga menegaskan bahwa kadar yang dibutuhkan oleh manusia itu berbeda-beda.
”Ada yang butuh merokok untuk memenuhi kadar kebutuhan nikotin, ada juga yang cukup hanya dengan menghirup asap rokok yang diperoleh saat bersama dengan orang yang sedang merokok,”  tegas Darwiz. Ia juga menanyakan berapa banyak orang yang terbukti meninggal gara-gara merokok? Pada perbincangan sore menjelang malam itu, sejenak terdiam dengan pertanyaan mantan anggota DPR Jatim tersebut. Darwiz juga mengungkap ada salah satu negara yang sudah membuat obatt-obatan yang mengandung nikotin untuk menggantikan rokok. Jadi, ini bisa ditarik benang merahnya bahwa rokok masih membantu bagi kesehatan tubuh.
Kedua, seperti halnya yang sering dilontarkan para perokok, mereka tidak akan membeli rokok legal. Melainkan, mereka akan mengkonsumsi rokok hasil dari penanaman tembakau sendiri atau membeli rokok ilegal yang tidak membayar cukai kepada negara. Ketika perokok legal berkurang, pendapatan negara juga akan berkurang. Dan, pabrik-pabrik yang menyediakan rokok ilegal akan semakin ramai, sebab peminat semakin meningkat, melihat dari harga yang kurang ekonomis bagi rata-rata perekonomian masyarakat Indonesia.
Dampak yang diperoleh dari menurunnya peminat rokok legal yang disebabkan oleh melambungnya harga, bukan hanya pada ketidakstabilan pendapatan negara dan maraknya pabrik rokok yang memproduksi rokok ilegal. Akan tetapi, pabrik yang memproduksi rokok legal akan mengerami kemerosotan dari segi konsumen. Produk yang mereka hasilkan akan lambat untuk terjual, yang pastinya akan mempengaruhi terhadap pemasukan terhadap pabrik itu sendiri. Kerja yang mulai berkurang dan pemasukan yang mulai menurun akan menyebabkan pabrik memecat beberapa pegawainya untuk menjaga kestabilan sirkulasi keuangan perusahaan.
Pemecatan tersebut memberikan warningtersendiri bagi negeri ini, yang mana secara otomatis ketika melihat lapangan kerja yang sangat minim. Itu tidak akan mampu menampung semua pekerja pabrik yang dipecat. Akibatnya, angka pengangguran di Indonesia akan bertambah, bisa saja angkanya akan membludak. Hal seperti ini menjadi pekerjaan rumah untuk mengkaji ulang akan dampak yang akan menjadi hambatan negara Indonesia dalam merealisasikan target yang berlandaskan akan hasil survey yang dilakukan oleh Profesor Hasbullah Thabrany.
Target meminimalisir konsumen rokok terutama bagi pelajar dan kalangan yang perekonomiannya menengah ke bawah sangat tidak memungkinkan. Sebab, mereka memiliki dua opsi untuk tetap merokok, yaitu mengkonsumsi dari hasil tani mereka sendiri atau membeli rokok yang ilegal dengan harga miring ketika disandingkan dengan rokok legal. Berbicara tingkat keberhasilan untuk meminimalisir konsumen rokok, masih tidak memungkinkan. Jika, berkaca kepada guyonan Cak Lontong, salah satu komedian Nasional. Ia mengatakan cara meminimalisir konsumen rokok lebih baik menutup pabrik korek, ketimbang menutup pabrik rokok. Karena, perokok akan merasa bosan merokok, jika kesulitan mencari alat untuk menyalakan rokok.
Hasil dari target sudah ternilai nihil, ini saatnya beralih terhadap dampak yang mana titiknya akan berhenti di kata ‘pengangguran’. Kita ketahui bersama pengangguran akan bisa memberikan masalah yang besar terhadap negara ini. Para pengangguran yang ada pada detik ini masih belum bisa dicarikan solusinya, apa lagi bertambah dengan angka yang lumayan besar nantinya. Jadi, negara akan mengalami delematis dalam mencarikan solusi. Sebab keterlambatan solusi akan mengakibatkan dua dampak negatif dari adanya pengangguran sudah akan memanjakan warga negeri ini, yaitu dari perspektif ekonomi dan lingkungan sosial.
Jadi, saya kira wacana tentang kenaikan harga rokok untuk meminimalisir konsumen terutama pelajar dan kalangan orang bawah bukan langkah yang solutif. Meski, saya bukan seorang perokok menegaskan pemerintah akan meminimalisir ruang gerak untuk kerja bagi warga Indonesia. Malahan, Indonesia memberikan peluang bagi negara lain yang sudah mempersiapkan obat yang mengandung nikotin sebagai pengganti rokok. Pengangguran juga yang sering diorasikan sana-sini bahwa merupakan salah satu masalah besar yang dimiliki Indonesia. Namun, dengan mudah jumlah pengangguran akan bertambah jika tetap direalisasikan. Maka dari itu, kita sebagai warga Indonesia harus berfikir yang jernih untuk mencari solusi yang baik dan bukan menambah masalah.

Penulis: SYAHID MUJTAHIDY Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris Semester 5 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan. Ia kelahiran Sumenep, 20 Januari 1995 yang tinggal di Kec. Batang-Batang Sumenep

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Pria Yang Merindukan Prostatnya
Pria Yang Merindukan Prostatnya
28 Feb 2025 • 114x dibaca (7 hari)
Oposisi Itu Terhormat
Oposisi Itu Terhormat
3 Mar 2025 • 103x dibaca (7 hari)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Keriuhan Media Sosial atas Kasus Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
2 Oct 2025 • 87x dibaca (7 hari)
Hancurnya Sebuah Kemewahan
Hancurnya Sebuah Kemewahan
28 Feb 2025 • 86x dibaca (7 hari)
Hari Ampunan
Hari Ampunan
1 Mar 2025 • 76x dibaca (7 hari)

📚 Artikel Terkait

Pengemis Lapangan Tugu USK

Semakin Berisi, Semakin Merunduk

Wanita Pujaan

Jangan Terlalu Percaya dengan KPK, Kecuali OTT

📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Artikel

Menulis Dengan Jujur

Oleh Tabrani YunisSeptember 9, 2025
#Gerakan Menulis

Tak Sempat Menulis

Oleh Tabrani YunisJuly 12, 2025
#Sumatera Utara

Sengketa Terpelihara

Oleh Tabrani YunisJune 5, 2025
Puisi

Eleği Negeriku  Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani YunisJune 3, 2025
Puisi

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani YunisMay 29, 2025

Populer

  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    162 shares
    Share 65 Tweet 41
  • Inilah Situs Menulis Artikel dibayar

    153 shares
    Share 61 Tweet 38
  • Peran Coaching Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

    145 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Korupsi Sebagai Jalur Karier di Konoha?

    57 shares
    Share 23 Tweet 14
  • Lomba Menulis Agustus 2025

    51 shares
    Share 20 Tweet 13

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis November 2025

Oleh Redaksi
November 10, 2025
Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

Oleh Redaksi
October 7, 2025
Haba Mangat

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

Oleh Redaksi
September 10, 2025
Postingan Selanjutnya

Ledakkan Bom Perilaku Intoleransi, Tumpas Teroris

  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kirim Tulisan
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami

INFO REDAKSI

Tema Lomba Menulis November 2025

November 10, 2025

Tema Lomba Menulis Bulan Oktober 2025

October 7, 2025

Pemenang Lomba Menulis – Edisi Agustus 2025

September 10, 2025

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Artikel
  • Puisi
  • Sastra
  • Aceh
  • Literasi
  • Esai
  • Perempuan
  • Menulis
  • POTRET
  • Haba Mangat

© 2025 Potret Online - Semua Hak Cipta Dilindungi

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00
Go to mobile version