Diceritakan oleh Rizka Aulia Ramadhani
Kelas IX SMPN 2 Bandar Dua. Pidie Jaya
Pada zaman dahulu ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh raja yang adil dan bijaksana. Ia selalu berlaku adil kepada semua rakyatnya, juga keluarganya. Ia juga suka dengan orang jujur. Raja itu mempunyai burung yang disayanginya. Burung itu dikurung di dalam sangkar emas. Raja selalu melepas burung itu ke udara di pagi hari. Burung itu selalu pulang di sore hari.
Suatu hari burungnya tidak pulang. Raja pun mulai cemas. Ia memerintahkan prjuritnya untuk mencari burungnya itu. Sedang beberapa jam kemudian, salah seorang prajurut melapor bahwa ia menemukan bangkai burung yang sudah mati dan terkubur di tanah. Setelah mendengar kabar itu, raja pun menjadi sangat sedih. Kabar tentang kematian burung milik raja mulai terdengar hingga ke desa terpencil. Semua orang sangat sedih dengan kematian burung milik raja mereka.
Setelah beberapa hari kemudian datanglah seorang remaja lelaki ke istana. Ia ingin bertemu dengan raja. Setelah diizinkan masuk, lelaki tersebut bertemu raja yang kebetulan sedang makan siang. Lelaki tersebut dipersilahkan masuk sambil makan siang bersama raja. Raja tersebut menanyakan kepada laki-laki tersebut siapa namanya dan apa gerangan maksud kedatangannya ke Istana.
“ Nama saya Arsyil, maksud kedatangan saya kemari untuk memberitahukan tentang kematian burung tuanku” kata lelaki tersebut.
“Baiklah, ceritakan siapa yang telah membunuh burungku” kata raja.
“sebenarnya saya yang telah menyebabkan burung tuanku mati.” Kata Arsyil memulai cerita.
“Pada suatu sore, saya sedang berjalan-jalan di hutan sambil bersiul merdu. Tiba-tiba saya melihat pohon mangga yang sangat banyak buahnya. Lalu saya mengambil batu dan melemparnya ke buah mangga tersebut agar jatuh. Akan tetapi batunya meleset dan mengenai burung yang terbang di samping pohon mangga tersebut, lalu burung itu pun jatuh dan mati.
Kemudian saya melihat burung tersebut, dan ternyata burung itu adalah burung yang mulia. Lalu saya mengubur burung tersebut, kemudian saya pergi dari sana dan pulang. Saat tidur saya tidak bisa memejamkan mata. Saya selalu merasa bersalah. Dan akhirnya saya membuat keputusan untuk menemui yang mulia dan menceritakan apa yang terjadi.”
“Jika yang mulia ingin menghukum saya, saya akan menerimanya dengan lapang dada” . Kata akhir mengakhiri ceritanya panjang lebar.
Saat mendengar cerita itu raja ingin marah kepada Arsyil, tetapi ia memaafkan Arsyil, karena sudah mengakui kesalahannya. Dan Arsyil pun tidak jadi dihukum, malah ia diberi hadiah oleh raja tersebut.
Jadi kita harus bersikap jujur dan mengakui kesalahan yang kita lakukan dan berani mengakui kesalahan.