Untuk mahasiswa yang kuliah di semester-semester terakhir, mungkin tidak asing lagi dengan kata magang atau bahkan sudah merasakan bagaimana itu magang. Tetapi bagi mahasiswa pertengahan yang akan memasuki dunia magang pasti bingung. Bagaimana sih magang itu? Apa saja yang dilakukan di tempat magang? Terus buat apa magang itu? Karena di Perguruan Tinggi, beberapa jurusan memiliki mata kuliah magang yang diwajibkan pada mahasiswanya jadi mau tidak mau mahasiswa tersebut harus mengambil mata kuliah magang agar bisa lulus dan menjadi sarjana.
Nah, berbicara soal magang, magang merupakan pengimplementasian teori yang didapat dari bangku perkuliahan ke dalam dunia kerja dan memberikan pengalaman tentang dunia kerja yang akan dihadapi ke depannya. Dengan tujuan sebelum terjun ke dunia kerja, mahasiswa tersebut dapat berkenalan, mengasah keahlian dan dapat merasakan persaingan dalam dunia kerja.
Di sini, saya mengenal lebih dekat dengan majalah POTRET yang sudah terbit sejak 11 Januari 2003 itu. Majalah ini merupakan majalah perempuan yang diterbitkan secara berkala setiap bulannya dengan tagline “Media Perempuan Kritis dan Cerdas”, terletak di Pango Raya, Ulee Kareng, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. Para penulis yang menghiasi kolom lembaran didominasi oleh kalangan perempuan dan sudah bertahan selama 14 tahun lamanya.
Di setiap edisinya, majalah POTRET banyak mengangkat tentang perempuan yang berprestasi dan informasi seputar kesehatan, sehingga diharapkan dengan informasi tersebut dapat mempengaruhi para pembaca agar bisa menjadi orang yang berprestasi dan mengetahui akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh.
Saat ini majalah POTRET sudah terbit hingga edisi ke 80 sejak pertama kali terbit pada tanggal 11 Januari 2003. Bukan hanya majalah POTRET yang diterbitkan dengan sasaran perempuan, kini POTRET juga sudah menerbitkan majalah khusus untuk anak-anak yaitu majalah ANAK CERDAS yang memuat informasi dan gambar serta teka-teki yang pastinya disukai oleh anak-anak, kini majalah ANAK CERDAS sudah terbit hingga edisi 23.
Alasan saya mengambil magang di majalah POTRET tentunya karena saya dari jurusan ilmu komunikasi dan belajar tentang media. Jadi ingin mencari pengalaman dari bekerja di instansi yang berhubungan dengan media. Pilihan saya jatuh pada majalah POTRET. Alasannya sih simple, karena majalah POTRET terbitnya berkala, jadi tidak terlalu sibuk mencari narasumber untuk dimuat berita seperti di media lain yang terbit per harinya.
Dengan magang di maajalah POTRET saya juga ingin mengasah kemampuan menulis dengan title “majalah”. So pasti saya jadi lebih harus mengulang pelajaran cara menulis karena untuk mengedit tulisan orang lain harus bisa mengetahui kesalahan tulisan sendiri dan alasan terakhir untuk mengetahui proses pengerjaan sebuah majalah, hingga terbit ketangan pembaca.
Buat yang baru magang, pasti ada deg degannya. Begitu juga dengan saya, karena ini pertama kali, masih belum kenal dekat dengan orang yang ada di majalah POTRET. Jadi terasa kaku, tetapi saya yakin ini tidak akan bertahan lama, nanti pasti akan terasa akrab. Apalagi disini saya tidak sendirian, ada 4 teman saya dari jurusan yang sama menemani dan turut berjuang dalam menyelesaikan magang kami selama sebulan ke depannya.
Hari pertama magang sudah diberikan tugas, berasa pertama masuk kuliah sudah final. Kami disuruh untuk membuat tulisan sepanjang 700 kata tentang magang oleh bapak Tabrani Yunis selaku Pemimpin redaksi dari majalah POTRET. Hal ini terasa berat karena harus mengasah otak kembali tentang menulis, apalagi selama kuliah udah tidak pernah mencoba menulis.
Di sini majalah POTRET ini kami nantinya diajarkan untuk mengedit tulisan dari penulis yang mengirim tulisannya untuk dimuat. Yang pastinya sebelum mengedit tulisan orang lain, kami harus terlebih dahulu memperbaiki tulisan pribadi. Dengan kata lain kami harus membuka kembali pelajaran bahasa Indonesia dan mempelajari penggunaan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PEUBI) yang baik dan benar.
Selain harus belajar lebih untuk memperbaiki tulisan, pada majalah POTRET kami akan belajar dan praktek tentang periklanan, layout, serta manajemen penjualan. Jadi tidak sabar untuk pengerjaan mengumpulkan tulisan, mengedit dan merapikan hingga menjadi majalah yang bisa diterbitkan dan disukai oleh pembaca.
Karena di magang, kita memang dihadapkan dengan dunia kerja, hanya sama masih ada bimbingan dan arahannya, bisa dibilang magang adalah belajar praktek untuk menghadapai dunia kerja. Jadi tidak perlu takut ataupun bimbang untuk magang, bahkan dengan kita magang jadi lebih siap untuk menghadapi persaingan di dunia kerja yang akan di hadapi nantinya.