https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
Thursday, June 19, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI
Pariwara
Beranda Diafragma

RENUNGAN DIRGAHAYU RI KE 72 TAHUN (Kerinduan Akan Ulama Berjiwa Pemimpin)

Redaksi Oleh Redaksi
8 years ago
in Diafragma
Reading Time: 6 mins read
A A
0
5
Bagikan
50
Melihat
Oleh  Hendra Gunawan, MA
Dosen Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum IAIN Padangsidimpuan
Tinggal beberapa hari lagi, kita akan merayakan hari kemerdekaan Repubilik Indonesia tercinta. Apabila kita telusuri ke belakang, sejarah memperjuangkan kemerdekaan RI, akan menyadarkan kita bahwa kemerdekaan yang kita nikmati hari ini  adalah merupakan hasil titik peluh dan pengorbanan darah dari para pejuang bangsa. Tidak bisa dipungkiri, bahwa dalam mengusir kaum imperialis atau penjajah dari tanah air tercinta ini, tidak terlepas dari peranan tokoh-tokoh Islam negeri ini. Bahkan, mereka tidak hanya menghadapi penjajah dengan pena dan lisan, tetapi juga dengan tangan. Terjun langsung berada di lini depan, memimpin perang sehingga tidak sedikit yang gugur sebagai syuhada. Di antara mereka, banyak yang ditetapkan pemerintah sebagai pahlawan nasional, seperti Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Teuku Umar, dan Bung Tomo serta masih banyak lagi, sebagai bentuk penghargaan pemerintah kepada para pejuang dalam memaksa penjajah hengkang dari bumi pertiwi tercinta ini. Terlihat sudah, bagaimana kiprah dan andil tokoh-tokoh Islam di negeri Pancasila yang kita cintai ini dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Kemerdekaan dalam perspektif Islam, adalah merupakan suatu kemestiaan sebab Islam hadir ke muka bumi membawa misi kemerdekaan dan membebaskan manusia dari penghambaan dan belenggu dari manusia. Makna kemerdekaan, dapat kita petik dari kisah nabi Musa AS ketika membebaskan bangsanya dari penindasan rezim Firaโ€™un dan sampai kepada keberhasilan nabi Muhammad SAW dalam membebaskan umat Islam dari kaum kafirun. Allah SWT berfirman dalam surat Ibrahim ayat 1-2 ;
Artinya:
Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang…โ€ {QS. Ibrahim/14: 1-2}
Secara kontektual, firman Allah SWT di atas menerangkan bahwa Islam adalah agama kemanusiaan. Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan mengutuk keras yang namanya kekerasan, penindasan, dan penjajahan. sebagaimana telah diperagakan Rasulullah SAW, yaitu membebaskan bangsa Arab dari belenggu tradisi-tradisi Jahiliyah yang gelap gulita. Artinya melenceng jauh dari nilai-nilai kemanusiaan, maka Rasulullah SAW hadir dan berhasil membawa mereka ke zaman yang terang benderang yang disinari iman dan Islam dalam artian sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Yang pada akhirnya diterima di seluruh dunia sampai ke negeri Pancasila tercinta ini.
Mengenang Dirgahayu RI ke 72 di tahun ini, kita jangan terlena dengan romantisme sejarah, tidak sekedar perayaan serimonial saja, dan tidak sekedar semarak warna-warni bendera dan umbul-umbul lainnya. Tetapi kita lupa kepada semangat perjuangan para ulama-ulama terdahulu, yang telah sukses melakoni tugas mereka sebagai mishbahul ardhi atau pelita bumi, yaitu sebagai penerang dan penuntun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Bukankan, dalam surah Yusuf ayat 111 Allah SWT menegaskan bahwa sesungguhnya pada kisah-kisah (sejarah) itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Apabila kita melihat catatan sejarah kemerdekaan RI, bahwa para ulama zaman dahulu, banyak ulama yang sekaligus sebagai umara atau penguasa, sehingga mereka memiliki kedudukan yang tinggi baik di mata Allah SWT maupun di masyarakat. Selain tempat mengadu masyarakat, tetapi juga memiliki power atau kekuatan dan kebijaksanaan dalam menentukan kebijakan-kebijakan menuntaskan segala problem masyarakat. Inilah yang diperagakan oleh kerajaan-kerajaan Islam nusantara yang dipimpin oleh umara yang berjiwa ulama.
Selain itu, para ulama juga banyak yang berinteraksi dengan penguasa, memberi masukan, dan saling bersinergi dalam menyelesaikan tugas negara. Namun akhir-akhir ini, antara ulama dan umara terkesan ada jarak pemisah. Para pemimpin sibuk mengeluarkan aturan dan program-program pemerintahannya, sedangkan para ulama biasanya hanya terfokus pada permasalahan agama dan ilmu agama, berceramah di masjid-masjid dan di surau-surau atau memberikan fatwa-fatwa halal-haram. Ironisnya, banyak sekarang anggapan-anggapan di masyarakat awam ketika seorang ulama terjun kedunia politik dianggap aneh bahkan dianggap suatu hal yang janggal. Padahal, di dalam  al-Maidah ayat 2 Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk saling tolong-menolong dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan melarang tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Secara global, maka termasuk ulama dan umara harus menjalin hubungan yang harmoni, bahu-membahu dalam menata dan membangun bangsa tercinta ini.
Indonesia saat ini, telah memasuki era krisis yang cukup mengkhawatirkan. Bukan krisis ekonomi, bukan politik, melainkan krisis ulamayaitu semakin berkurangnya para ulama.Terutama ulama yang memiliki leadership atau berjiwa pemimpin, yang memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan kecerdasan sosial. Ulama yang tidak hanya menguasai ilmu-ilmu keislaman, tetapi juga menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan umum lainnya, seperti pemerintahan, politik, teknologi sains, kedokteran, astronop, matematika, fisika, kimia, kedoktoran dan lain-lainnya. Kita merindukan sosok ulama yang berjiwa pemimpin dan berintelektual serta cendikiawan, yang senantiasa amanah, adil, jujur, dan profesional dengan ikhlas mengabdi untuk membangun negeri pancasila tercinta ini guna mengejar ketertinggalan kita dibanding negara-negara maju. Karena secara fisik, negara Republik Indonesia telah lama merdeka dari penjajah kolonial Belanda, namun secara fsikis saat ini bangsa tercinta ini tetap mendapatkan perlawanan dari virus yang merusak tatanan bangsa Indonesia, mulai korupsi yang menyelinapi para oknum-oknum pejabat negeri ini, narkoba yang menghancurkan generasi-generasi muda, sampai kepada sifat malas dan membangga-banggakan teknologi-teknologi made in negara-negara maju. Bahkan sampai saat ini, segala kebutuhan hidup sehari-hari kita masih sangat bergantung dengan produk-produk luar negeri. Padahal, negara Indonesia dikenal dengan negara yang kaya sumber daya alam! Harapan kita ke depan Indonesia juga terkenal dengan sumber daya manusianya. Inilah salah satu tantangan yang sedang dihadapi negeri kita tercinta saat ini.
Penutup
Peringatan 17 Agustus 1945, yang rutin setiap tahun dilaksanakan, harus dapat mendorong upaya memajukan masyarakat khususnya umat Islam di Indonesia untuk meningkatkan kualitas diri guna mengambil peran dalam berbagai bidang, mulai hukum, politik, ekonomi, dan teknologi. Kita tidak perlu lagi, berteriak-teriak untuk merubah negeri Pancasila ini menjadi negara Islam. Tetapi cukup kita memasukkan substansi-substansinya saja. Kita cukup merealisasikan substansi seperti garam atau memberikan rasa tidak perlu seperti gincu atau merubah warna tapi tidak merubah rasa. Tidak perlu, merubah lambang dan simbol-simbol yang telah disepakati pendiri negeri ini, tetapi kita cukup mamasukkan substansi Islam dalam mewarnai negeri pancasila tercinta ini menuju kemajuan dan kejayaan di masa mendatang. Sebagaimana dalam satu riwayat Rasulullah SAW telah mengintruksikan kepada umat Islam;
ุฎูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู†ุงุณู ุฃูŽู†ู’ููŽุนูู‡ูู…ู’ ู„ูู„ู†ุงุณู
Artinya; โ€œSebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusiaโ€ (HR. Ahmad).
Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Postingan Selanjutnya

JERITAN JIWA

TPID Kota Banda Aceh Waspadai Inflasi Pada Peringatan Hari Besar Islam

Terima Kasih DPR

Membangun Semangat Literasi di SDN Kuta Batee Trienggadeng

Membangun Sinergi Literasi di Aceh Barat

HABA MANGAT

Haba Mangat

Tema Lomba Menulis Edisi Mei

Oleh Redaksi
May 10, 2025
0
392

27 tahun yang lalu (1998) nilai tukar rupiah terhadap dolar, dari Rp 2,575.00 berangsur turun menjadi Rp 16.000 pada Maret...

Baca SelengkapnyaDetails
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Tema Lomba Menulis Maret 2025

March 22, 2025
358

Responden Terpilih

March 14, 2025
130
Majalah POTRET pun Penting dan Perlu Untuk Melihat Wajah Batin dan Spiritualitas Diri Kita

Pemenang Lomba Menulis Februari 2025

March 2, 2025
380

Jajak Pendapat #KaburAjaDulu

February 22, 2025
239

SELAKSA

  • All
  • Tabrani Yunis
BENGKEL OPINI RAKyat

Sengketaย Terpelihara

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/05
0
129

Oleh Tabrani Yunisย  Pulau Panjang, Mangkir Ketek, Mangkir Gadang dan Lipan Tidak seperti Pulau Sipadan dan Ligitan Yang durebut Malaysia  karena...

EleฤŸi Negerikuย ย Yang Gelap Gulita

EleฤŸi Negerikuย ย Yang Gelap Gulita

Oleh Tabrani Yunis
2025/06/03
0
81

Oleh Tabrani Yunis Negeri mutu manikam berkabut gelap Yang terbentang di garis Khatulistiwa  Apakah ada matahari yang disadap  Hingga seluruh...

Kegalauan Bapak

Kegalauan Bapak

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/29
0
104

Oleh Tabrani Yunis  Nak, Kemarilah duduk sejenak Kuharap kau dapat menyimak Setiap kata dan kalimat Bapak Walau usiamu masih anak-anak...

Senja Merah

Senja Merah

Oleh Tabrani Yunis
2025/05/28
0
91

Oleh Tabrani Yunis Senja merah Merekah Bagaikan darah Tumpah Ruah  Senja merah darah Mengalir menjarah lembah Di ufuk barat tampak...

Populer

  • Christiaan Snouck Hurgronje, Antropolog yang Selalu Membela Aceh dan Islam

    Surat Wasiat Christiaan Snouck Hurgronje akan Dibuka Tahun 2036 oleh Notaris di Leiden, Belanda

    16 shares
    Share 6 Tweet 4
  • Gemerlap Aceh, Menelusuri Emperom dan Menyibak Goheng

    41 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Begitu Susahnya Tito Minta Maaf pada Rakyat Aceh

    25 shares
    Share 10 Tweet 6
  • Ali Hasyimi Tokoh Multitalenta

    10 shares
    Share 4 Tweet 3
  • Christiaan Snouck Hurgronje, Antropolog yang Selalu Membela Aceh dan Islam

    14 shares
    Share 6 Tweet 4
POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan
  • Saat Plastik Bertemu AI

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
  • Saat Plastik Bertemu AI

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00