https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Friday, October 24, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Essay

Memimpin Bangsa dan Pendidikan Yang Tertinggal

Redaksi Oleh Redaksi
5 years ago
in Essay, Finlandia, Indonesia, Kepemimpinan, Opini, Pendidikan
Reading Time: 3 mins read
A A
0
5
Bagikan
50
Melihat
🔊

Dengarkan Artikel

 

Oleh Ahmad Rizali

Berdomisili di Depok

 

Ketika USA panik melihat Rusia meluncurkan satelit pertama “Sputnik” ke orbit yang dipikirkan langsung adalah pendidikan tertinggal. Ketika sekali lagi mereka mulai panik melihat pertumbuhan Cina, yang dipikirkan juga pendidikan tertinggal. Ketika Cina juga merasa tak mampu lagi mendorong pertumbuhan ekonomi, karena perlu manusia yang lebih berdaya, yang dipikirkan juga pendidikan yang tertinggal. Pasi Sahlberg juga menjadi saksi bahwa sistem pendidikan yang solid sejak jenjang dasar hingga pendidikan tinggi akan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

 

Bukti bahwa negara yang serius membangun bangsanya fokus ke pendidikan, khususnya pendidikan dasar adalah data dari PIAAC (Program for Intl. Adult Assessment Competence) yang pada tahun 2016 mengukur kompetensi membaca, matematika dan sains pekerja dewasa usia 16 sampai dengan 64 tahun di negeri OECD. Ini PISAnya orang dewasa. Terlihat hasil PIAAC Israel dan Singapura di bawah rerata, sementara PISA mereka di atas rerata. Keduanya serius membereskan Dikdasnya dengan kemajuan di PISA.

 

📚 Artikel Terkait

BINGUNG? TENTANG HUKUM YANG BAGUS SEMAKIN MENJAUH

Catatan Sehabis Hujan di Cimahi

Falsafah Perang adalah Penentu Kemenangan

Tgk Masrul Aidy Minta Civitas Bantu Masyarakat Tani

Dengan mematok kemenangan 100 tahun Maraton, Tiongkok juga menyiapkan warganya menguasai Hi tech di sains, rekayasa, IT, Persenjataan, Angkasa Luar dan lain sebagainya. Dikirimkan ratusan ribu mahasiswa, bahkan pelajar untuk sekolah di USA, Kanada, Eropa dan Australia termasuk Jepang, sejak awal tahun 1960an.  Seingatku Soekarno, Soeharto dan Habibie juga melakukan hal yang sama, namun tak padu dengan rencana pembangunan berlanjut dengan geger G30S dan reformasi. 

 

Semua negara yang konsisten kemajuannya, memilih studi yang cocok dengan rencana pembangunan dalam negeri mereka dan ketika semuanya lulus, sejak jenjang SD/MI yang diberi fondasi kuat hingga Perguruan Tinggi dengan ketrampilan yang relevan, maka klop dan pas mereka berkiprah. Apakah Indonesia terlalu fokus mendidik dalam bidang Ilmu sosial dan agama? Walahualam.

 

Ketika Soeharto menerima alih komando dari Soekarno dalam kondisi Indonesia compang camping, namun semangat kebangsaan pemimpinnya sangat solid, meski sering bertikai dalam ideologi. Singkat kata, dengan tangan besi dan seperti itu pula dilalukan oleh pemimpin Tiongkok, Korea jaman Chun, Lee yang ditakuti dan Jepang restorasi Meiji, autocratic benevolence style, Soeharto mengikuti cara World Bank dan Internation Monetary Fund (IMF) dan pemberi utang lain memperbaiki akses pendidikan dengan meluncurkan “Inpres SD”. 

 

Mungkin ratusan ribu SD Inpres dibangun, guru dicomot dari sana sini. Semua gegap gempita mendorong akses Pendidikan Dasar ini. Setiap akhir Repelita, Angka Partisipasi melonjak dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merangkak naik, karena daya beli (Purchasing Parity) dan indikator Kesehatan Masyarakat juga membaik. PDB naik terus. Karena uang di saku terus bertambah, jelas malingpun bertambah. 

 

Kondisi seperti itu persis terjadi di USA saat usia 50-60 tahun kemerdekaan dan terjadi di Tiongkok pula saat ini. Wakil rakyat bisa dibeli, pemilik modal dilindungi dan lain sebagainya. Namun dalam kasus seperti ini, semua negara tidak menelantarkan pendidikan dan selalu menggali “basis” ke akar budaya setempat. 

 

Finlandia itu sempat dijajah Rusia komunis dan di Parlemen Partai Komunisnya sangat kuat, namun ketika merumuskan kebijakan perbaikan pendidikan, meski debat keras mereka solid sepanjang masa. Ketua Mao dianggap menjerumuskan Tiongkok dengan revolusi kebudayaan dan dampaknya, jutaan rakyat tewas. Toh Mao tidak disalah salahkan dalam isi pendidikan di Tiongkok, bahkan awal Revolusi Kebudayaan 1949 dipakai acuan awal “100 Tahun Maraton” untuk mengalahkan USA. 

 

Tahun 1998 Soeharto berhenti dan cobalah melihat statistik, Tahun 2000 Indonesia ikut dalam uji komparatif PISA, skor membaca 371, sesudah 18 tahun, di 2018 skor kita kembali ke 371. Jelas sangat banyak upaya perbaikan pendidikan kita, namun aku hanya menguji hasilnya, mengapa rerata mutu pendidikan kita justru memburuk ketika akses kepada pendidikan dan PDB kita semakin baik ? 

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Sarana dan Prasarana Sekolah; Fondasi Utama Pendidikan Berkualitas
Sarana dan Prasarana Sekolah; Fondasi Utama Pendidikan Berkualitas
20 Oct 2025 • 54x dibaca (7 hari)
Garis Waktu yang Hilang
Garis Waktu yang Hilang
2 Oct 2025 • 53x dibaca (7 hari)
Kembalikan Marwah Guru Sebagai Orang yang Dihormati Bukan Dicaci
Kembalikan Marwah Guru Sebagai Orang yang Dihormati Bukan Dicaci
16 Oct 2025 • 48x dibaca (7 hari)
The Hidden Crisis: Sexual Violence in Pesantren Is Three Times Higher Than in Regular Schools
The Hidden Crisis: Sexual Violence in Pesantren Is Three Times Higher Than in Regular Schools
21 Oct 2025 • 38x dibaca (7 hari)
Dialog di Antara Kaki-kaki Langit bersama Ananda Sukarlan
Dialog di Antara Kaki-kaki Langit bersama Ananda Sukarlan
19 Oct 2025 • 34x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Related Postingan

Aceh

Kapolresta Banda Aceh dan Aceh Besar Kerja Sama dengan Kacabdisdik Sosialisasikan Perilaku Negatif Pelajar

Oleh Redaksi
2024/02/01
0
50

  BANDA ACEH - Dalam upaya pencegahan perilaku negatif peserta didik yang berdampak pada keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), Kapolresta...

Baca SelengkapnyaDetails

SMAN 1 Teupah Barat Sekolah di Kepulauan Luluskan 25 Siswanya di Jalur SPAN-PTKIN

GURU KREATIF ITU, SEPERTI APA?

Postingan Selanjutnya

Begitu Berharganya Guru

Suara-suara Kaki Langit

Kebermanfaatan Wakaf Tanpa Batas sebagai Instrumen Menghapuskan Kemiskinan

Peran Milenial Membangun Negeri

Besarnya Pengaruh COVID-19 Terhadap Sektor Perdagangan Di Masa Pandemi

POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00