https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Wednesday, October 1, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Abdya

Rapa’i Geleng Menggelengkan Dunia

Potret Online Oleh Potret Online
11 months ago
in Abdya, Aceh, Aceh Selatan, Essay, seni, Sketsa
Reading Time: 2 mins read
A A
0
7
Bagikan
71
Melihat
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh: Marsal Zul Kaidar

Mahasiswa FKIP Biologi, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Rapai Geleng. Mungkin bukan kosa  kata baru dalam masyarakat Aceh saat ini. Ya, rapa’i merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Aceh yang berasal dari Manggeng, Aceh Barat Daya. (Dahulu sebelum Pemekaran wilayah Aceh Selatan, Manggeng masuk ke wilayah Aceh Selatan).

Biasanya masyarakat Aceh hanya mengenai seni rapa’i. Seni yang menggunakan alat musik tradisional berupa gendang kecil, yang sering disebut dengan rapa’i. Sedangkan “Rapa’i Geleng”  tari yang menggunakan atau diiringi hentakan pukulan rapa’i yang diikuti  dengan gerakan kepala yang menjadi bagian khas dari kesenian ini. Kesenian ini telah berkembang sejak lama dan berakar pada tradisi masyarakat Aceh yang religius dan penuh dengan nilai-nilai moral.

Merunut asal-usul Rapai Geleng, sering dikaitkan dengan penyebaran agama Islam di Aceh masa lalu. Pada masa awal penyebaran Islam, seni pertunjukan seperti Rapai Geleng digunakan sebagai media dakwah untuk menyampaikan ajaran agama kepada masyarakat. Syair-syair dalam pertunjukan Rapai Geleng biasanya berisi pesan-pesan moral, keagamaan, serta nasihat kehidupan.

📚 Artikel Terkait

WALHI: BPMA dan DLHK Aceh Jangan Jadi Humas Medco

Ancaman Sistemik Indonesia

Hidup Bukan Untuk Dibandingkan

Warung Kopi di Aceh, Seperti Kampus?

Pertunjukan Rapai Geleng melibatkan sekelompok pria yang duduk melingkar atau berjajar, masing-masing memegang rapai. Mereka memainkan rapai dengan irama yang dinamis sambil menggelengkan kepala sesuai dengan gerakan dan irama musik. Gelengan kepala yang serempak dan bertenaga inilah yang menjadi ciri khas utama kesenian ini yang mampu menghipnotis penonton.

Selain sebagai media dakwah, Rapai Geleng juga sering dimainkan dalam berbagai upacara adat, perayaan, dan acara-acara penting lainnya di Aceh. Seiring waktu, kesenian ini mengalami perkembangan, baik dari segi koreografi maupun lirik lagu, namun tetap mempertahankan esensinya sebagai warisan budaya Aceh yang kaya akan nilai spiritual.

Merunut jejak asal usul Rapai  Geleng, penulis menelusuri berbagai sumber, termasuk ayah penulis. Menurut cerita ayah penulis sendiri Marwazi S.pd, yang kelahiran Manggeng, menyebutkan bahwa rapai geleng memang murni berasal dari tempat kelahirannya yaitu kecamatan Manggeng. Rapai geleng berasal dari kabupaten Aceh Barat Daya (pemekaran Aceh selatan)  kecamatan Manggeng di salah satu desa bernama “seneulob”. Awalnya rapai geleng ini tercipta dari rapai debus yang berasal dari salah satu tempat di Aceh selatan, kemudian dikembangkan lagi menjadi rapai geleng. Rapai debus diadobsi menjadi rapai geleng, yang hanya diambil alat musiknya saja yaitu rapai (gendrang). Sedangkan gelengnya ( tarian kepala yang khas)  diambil dari dalail khairat. Jadi tak heran syair syair yang dilantunkan hampir semuanya mengandung syair Islam dan salawat kepada Rasulullah saw.

Menurut sumber lain yang penulis baca di website “acehtrend.com” menyebutkan bahwa rapai geleng diciptakan oleh Syech Sulaiman Farisi pada tahun 1952, kemudian diturunkan kepada syech Baharuddin pada tahun 1960. Kemudian diturunkan lagi Syech Din Tiara 1975 lalu ke Syech Muhammad Johor. Selanjutnya diturunkan kepada anaknya yaitu Syech Yong.

Tim rapai geleng yang paling terkenal pertama kali dibentuk bernama Bujang Juara yang dipimpin oleh Syech yong. Tim rapai geleng bujang juara sudah tampil bukan hanya di tingkat lokal dan nasional saja, tapi juga pernah tampil di tingkat Internasional. Pada tahun 1992 Tim rapai geleng Bujang Juara tampil di negara Spanyol, kemudian ke Amerika Serikat tahun 1993, lalu tampil di Belanda tahun 1994 dan Australia pada tahun 1995.

Oleh sebab itu, hingga kini, Rapai Geleng masih dipertunjukkan di berbagai kesempatan, baik di tingkat lokal, Nasional bahkan juga Internasional. Ternyata, seni rapa’i geleng sebagai karya seni juga digandrungi oleh masyarakat global.

📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Tags: #manggeng#rapa’i geleng
Share3SendShareScanShare
Potret Online

Potret Online

Bandaaceh.123!@#$%

Related Postingan

Hujan Rindu
Essay

Sudahkah Anda Kentut Hari Ini?

Oleh Redaksi
2022/11/07
0
51

Oleh Don Jakayamani Pada suatu hari Joko sedang menghadiri rapat di kampungnya. Dalam suasana damai dan penuh keakraban mereka saling...

Baca SelengkapnyaDetails

Kadisdikbud Aceh Besar Saweu Sikula Pulo Aceh

Pendidikan Karakter ala Dedi Mulyadi, Barak Sebagai Sekolah Kehidupan

Postingan Selanjutnya
Nasib Generasi Z di Dunia Kerja, Kini dan Esok

Benteng Indrapatra Yang Kesepian

Selubung Kain Putih, Film Sineas Aceh Tayang Perdana di Bioskop Ibu Kota

Penulis, Penyair Datang dan Pergi, Silih Berganti

Hujan Minggu Sore

SUMPAH PEMUDA DAN PERKEMBANGAN ZAMAN

POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

🔥 Artikel Paling Banyak Dibaca

Kabar Redaksi
Kabar Redaksi
👁️ 1,648 pembaca 📅 2 Feb 2025
Mengelabui Kata Mulia Untuk Senantiasa Istiqamah
Mengelabui Kata Mulia Untuk Senantiasa Istiqamah
👁️ 1,874 pembaca 📅 7 Sep 2025
Menanti Buah Hati di Negeri Orang
Menanti Buah Hati di Negeri Orang
👁️ 1,779 pembaca 📅 11 Sep 2025
Mengintegrasikan Pendidikan Kebangsaan Indonesia dalam Pelatihan Beauty Queen yang Berbudaya dan Berkepribadian Indonesia
Mengintegrasikan Pendidikan Kebangsaan Indonesia dalam Pelatihan Beauty Queen yang Berbudaya dan Berkepribadian Indonesia
👁️ 1,373 pembaca 📅 7 Sep 2025
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00