https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Friday, October 24, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Lensa

Generalisasi Pendidikan Aceh

Tabrani Yunis Oleh Tabrani Yunis
7 months ago
in Lensa, Pendidikan, pendidikan Aceh
Reading Time: 4 mins read
A A
0
10
Bagikan
96
Melihat
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh Tabrani Yunis

Bagian kedua

Pagi ini, Kamis 20 Maret 2025, saya diajak ikut berbicara dalam acara Selebrasi pagi, yang merupakan program dari radio Antero, Banda Aceh. Kali ini radio ini mengangkat tema tentang Rapor Pendidikan Aceh dengan menghadirkan beberapa narasumber secara online. Saya salah satunya.

Nah, ketika menerima undangan lewat WhatsApp yang mengangkat tema rapor pendidikan Aceh, ingatan saya kembali kepada sebuah tulisan saya yang belum tuntas atau selesai saya tulis. Ya, tulisan yang sudah lama ingin diselesaikan, namun masih tetap terbengkalai.Tulisan itu, pun ingin ditulis sebagai lanjutan dari tulisan sebelumnya. Tulisan bagian pertama yang merupakan tulisan awal, untuk melanjutkan telaahan terhadap kegiatan Refleksi Akhir Tahun 2024, Sektor Pendidikan Aceh, yang dimuat di Potretonline, pada Hari Rabu, 24 Desember 2024. Tulisan itu telah mendapat respon beragam dari para pembaca. 

Kala itu, respon-respon yang penulis terima secara langsung di meja- meja Warung Kopi, ketika menikmati sajian, Arabica Gayo High land coffee dan juga lewat pesan di Whatsapp usai membaca tulisan itu. Ada yang komentar singkat, seperti mantap kali tulisannya. Ada pula yang menambahkan informasi lain yang mengayakan perspektif penulis terkait masalah yang dibicarakan.

Sayangnya tulisan kedua untuk keberlanjutannya tertunda-tunda karena, kegiatan lain, membaca, mengedit tulisan-tulisan yang masuk ke meja redaksi Majalah POTRET (Potretonline.com) dan Majalah Anak Cerdas (majalahanakcerdas.com), yang semakin hari terus bertambah banyak tulisan masuk. Tulisan-tulisan yang harus didahulukan pemuatannya, agar bisa mempercepat kebahagiaan para penulis di POTRET dan Majalah Anak Cerdas.

Nah, pagi ini ketika sedang duduk sejenak di sebuah bangku Panjang, terbuat dari Kayu, di depan POTRET Gallery yang berada di jalan Prof. Ali Hasyimi, Banda Aceh, penulis diingatkan kembali oleh acara selebrasi pagi pada kegiatan yang bertajuk “Refleksi Akhir tahun Pendidikan Aceh” yang menghentak keluarnya pertanyaan di benak.

📚 Artikel Terkait

🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

BELAJAR DARI SUKSESNYA SEORANG PUTRI ARIANI

Untaian Sajak Alkhair Aljohore@

FADLI IMMAMMUDIN : ATLET SEPEDA YANG INSPIRATIF

Apa yang menghentak, reaksi saya dengan kedua acara tersebut? Ada yang membuat saja jengah ketika kegiatan  Refleksi Akhir tahun pendidikan Aceh dan acara selebrasi pagi tentang rapor pendidikan Aceh adalah terkait penggunaan frasa Pendidikan Aceh. Walau sebenarnya ini diangagp masalah kecil atau remeh temeh. Bagi saya, penggunaan frasa Pendidikan Aceh itu sangat rancu dan keliru. Kerancuan itu, terasa ketika adas klaim tentang kualitas Pendidikan, misalnya. Kita sering sekali mendengar atau membaca berita atau ulasan yang menyebutkan kualitas Pendidikan Aceh rendah.

Tentu ketika mendengar ungkapan tersebut, muncul pertanyaan lanjutan, Pendidikan yang mana? Formal, informasl atau non formal? Lalu, adakah disebutkan Pendidikan Aceh di dalam qanun nomor 11 tahun 2014 tentang penyelenggaraan Pendidikan  di Aceh?  Sebaiknya diamati. Maka,  pertanyaan lanjutan adalah adakah system Pendidikan Aceh? Kalau ada seperti apa konsep Pendidikan Aceh tersebut. 

Semoga saya tidak silap, sebab setelah diamati, tidak ditemukan frasa Pendidikan Aceh. Oleh sebab itu, ketika membaca berita dan juga tulisan di spanduk bertuliskan refleksi akhir tahun pendidikan Aceh di acara yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Aceh ini, frasa itu terasa begitu mengganjal. Bagaimana Dinas Pendidikan Aceh melakukan refleksi akhir tahun pendidikan Aceh yang saya fahami itu, tidak mungkin. Saya bertanya, apa yang dimaksudkan dengan Pendidikan Aceh, mengapa Dinas Pendidikan yang wilayah atau tupoksinya membawahi insitusi Pendidikan setingkat SMA/SMK dan SLB melakukan refleksi Pendidikan Aceh yang seharusnya merefleksikan secara holistic tentang system Pendidikan Aceh? Lalu, pagi ini, pada acara selebrasi pagi di radion Antero 102 FM, mengangkat tema rapor Pendidikan Aceh. Lalu muncul pertanyaan baru, apakah rapor Pendidikan Aceh tersebut memuat semua hasil evaluasi terhadap semua institusi dan jenjang Pendidikan Pendidikan di Aceh dari jenjang Pendidikan dasar (SD), Mengengah Pertama (SMP), Menengah Atas (SMA/SMK) serta Perguruan Tinggi yang ada di Aceh? Ternyata dalam penjelasan Kadisdik provinsi Aceh, hanya mengcover jenjang SMA/SMK, sementara rapor adalah Pendidikan Aceh. Bukankah ini sebuah kerancuan?

Kiranya, walau pertanyaan yang remeh temeh dan adanya kerancuan berfikir tentang Pendidikan Aceh, pertanyaan konfirmatif tersebut perlu dijawab agar kita tidak salah persepsi, kalau tidak dikatakan sesat pikir. Dikatakan demikian, karena sesungguhnya selama ini, kita selalu disuguhkan dengan berita-berita atau kabar yang tidak pas mengenai pendidikan yang selama ini cenderung mengejar status citra dengan cara-cara yang tidak menjawab persoalan dasar atau akar masalah pendidikan di Aceh, khususnya.

Sehingga apa yang terjadi di tengah masayarakat dan juga pemerintahan Aceh salah dalam menilai Pendidikan di Aceh. Misalnya, ketika angka kelulusan tamatan SMA/ SMK ke perguruan tinggi, yang disalahkan adalah Pendidikan Aceh. Padahal yang bermasalah adalah jenjang SMA/SMK, tetapi yang tertuduh adalah Pendidikan Aceh secara keseluruhan. Akibatnya, seperti kata pepatah lama, gara-gara nila setitik, rusak gulai sebelanga. Ya, gara-gara kualitas SMA/SMK yang rendah, semua sektor dan jenjang Pendidikan di Aceh dikatakan rendah. Inilah satu dari sekian banyak dampak buruk menggunakan frasa Pendidikan Aceh dan Pendidikan di Aceh. 

Padahal, saat ini salah satu perguruan tinggi negeri yang menjadi jantong hate rakyat Aceh, mendapat pengakuan sebagai Universitas terbaik di luar Jawa. Walau masih kita lakukan verifikasi, apanya yang terbaik? Apakah terbaik karena banyak memiliki professor tersohor, atau karena lulusan USK mampu bersaing dengan lulusan Universitas ternama di Indonesia, seperti UI, UGM, dan lain-lain?

Jadi, sekali lagi selama ini penggunaan frasa pendidikan Aceh dalam konteks tupoksi Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, merupakan tindakan yang menggeneralisasi pendidikan Aceh. Padahal, kita tidak bisa mengklaim bahwa rapor pendidikan Aceh tahun 2025 ini menunjukan tren positif, bila yang dinilai hanya pada level dan ruang lingkup kerja Dinas Pendidikan Provinsi Aceh pada jenjang pendidikan SMA/SMK dan SLB itu. Lalu disebut sebagai rapor Pendidikan Aceh. Bagaimana dengan Madrasah dari MIN, MTsN, MAN yang dikelola oleh Kemenag, apakah masuk dalam rapor tersebut?  Bagaimana dengan SMK yang dikelola oleh Dinas lain?

Ya, yang harus diingat juga bahwa selain, persoalan jenjang pendidikan, pengelola atau penyelenggara pendidikan di Aceh bukan hanya dinas pendidikan provinsi, tetapi ada lagi badan dayah yang mengelola dayah di Aceh, serta dinas lain yang mengelola pendidikan seperti dinas perindustrian, dinas pertanian dan lain. Bagaimana melakukan refleksi pendidikan Aceh, apabila semua dinas dan badan yang mengelola pendidikan di Aceh tidak terlibat kala dinas pendidikan provinsi Aceh melakukan refleksi akhir tahun pendidikan Aceh?  Selayaknya kita, termasuk Dinas Pendidikan Provinsi Aceh yang selama ini juga menggunakan frasa Dinas Pendidikan Aceh, harus segera mengubah cara pandang dan pemahaman mengenai frasa Pendidikan Aceh tersebut. Jangan melakukan tindakan generalisasi terhadap Pendidikan di Aceh.Kesalahan ini akan berakibat buruk terhadap citra Lembaga-lembaga dan jenjang penidikan  lainnya di Aceh gara-gara, rendahnya kualitas satu jenjang Pendidikan yang ada di Aceh semisal jenjang SMA dan SMK tersebut.

Oleh sebab itu, pemhaman dan tindakan yang keliru dalam penggunaan dua frasa Pendidikan di Aceh dan kekeliriuan mengguankan frasa Pendidikan Aceh itu, harus segera diluruskan, agar tidak menimbulkan sesat pikir dalam melihat dan menilai Pendidikan di Aceh. Untuk itu, Dinas Pendidikan sendiri harus menggantikan papan nama yang terpampang di depan kantor yang bertuliskan Dinas Pendidikan Aceh dengan nama yang benar, Dinas Pendidikan Provinsi, Aceh. Bila ini dilakukan, akan ikut mengubah persepsi Masyarakat tentang tata Kelola Pendidikan di Aceh yang lebih benar. Sehingga tidak mewariskan pemahaman yang salah tentang pendidikan di Aceh kepada para generasi berikutnya. Semoga–

🔥 5 Artikel Terbanyak Dibaca Minggu Ini

Sarana dan Prasarana Sekolah; Fondasi Utama Pendidikan Berkualitas
Sarana dan Prasarana Sekolah; Fondasi Utama Pendidikan Berkualitas
20 Oct 2025 • 52x dibaca (7 hari)
Garis Waktu yang Hilang
Garis Waktu yang Hilang
2 Oct 2025 • 50x dibaca (7 hari)
Kembalikan Marwah Guru Sebagai Orang yang Dihormati Bukan Dicaci
Kembalikan Marwah Guru Sebagai Orang yang Dihormati Bukan Dicaci
16 Oct 2025 • 47x dibaca (7 hari)
The Hidden Crisis: Sexual Violence in Pesantren Is Three Times Higher Than in Regular Schools
The Hidden Crisis: Sexual Violence in Pesantren Is Three Times Higher Than in Regular Schools
21 Oct 2025 • 37x dibaca (7 hari)
Dialog di Antara Kaki-kaki Langit bersama Ananda Sukarlan
Dialog di Antara Kaki-kaki Langit bersama Ananda Sukarlan
19 Oct 2025 • 32x dibaca (7 hari)
📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Share4SendShareScanShare
Tabrani Yunis

Tabrani Yunis

Bio Narasi Tabrani Yunis, kelahiran Manggeng, Aceh Barat Daya, Aceh berlatarbelakang profesi seorang guru bahasa Inggris, mulai  aktif menulis di media sejak pada medio Juni 1989. Aktif mengisi ruang atau rubrik opini di sejumlah media lokal dan hingga nasional. Menulis artikel, opini, essay dan puisi pilihan hidup yang  kebutuhan hidup sehari-hari. Telah menulis, lebih 1000 tulisan berupa opini, esası dan puisi yang telah publikasikan di berbagai media.Menerbitkan 2 buku, yang merupakan kumpupan tulisan dalam buku Membumikan Literasi dan buku antologi puisi “ Kulukis Namamu di Awan” Aktif terlibat dalam  membangun gerakan literasi anak negeri sejak tahun 1990 terutama di kalangan perempuan dan anak. Bersama mendirikan LP2SM ( Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Sumber daya Manusia) dan di tahun 1993 mendirikan Center for Community Development and Education (CCDE). Lalu, sebagai Direktur CCDE membidani terbitnya Majalah POTRET (2003) dan majalah Anak Cerdas (2013). Kini aktif mengelola Potretonline.com dan majalahanakcerdas.com, sambil mempraktikkan kemampuan entreneurship di POTRET Gallery, Banda Aceh

Related Postingan

Sekolah Penggerak di Abdya Ikut Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka
Abdya

Sekolah Penggerak di Abdya Ikut Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka

Oleh Redaksi
2022/09/01
0
50

Potretonline.com, Blangpidie - 01/09/22. Dalam rangka mewujudkan kurikulum merdeka, sebelas kepala sekolah dan guru jenjang Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten...

Baca SelengkapnyaDetails

Yayasan KAHFIS Aceh Gelar Acara ISLAMIC EDU FAIR

Make Friend All Around World

Postingan Selanjutnya

🚩SELAMAT PAGI MERAH PUTIH

Della Surya

Shalat Berjamaah dan Pengajian Al-Qur'an: Menuju Aceh yang Lebih Islami dan Bermartabat

State of Nature Rousseau dan Puasa Ramadhan

Memaknai Kekhususan Hari Jum’at

Memaknai Kekhususan Hari Jum’at

POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00