https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1 https://www.majalahanakcerdas.com/?m=1
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Tuesday, September 23, 2025
No Result
View All Result
POTRET Online
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
POTRET Online
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini
Pariwara
Beranda Artikel

Di antara Cincin Lingkar Kesaksian

Redaksi Oleh Redaksi
5 months ago
in Artikel
Reading Time: 2 mins read
A A
0
5
Bagikan
51
Melihat
🔊

Dengarkan Artikel

Oleh Luhur Susilo
(Guru SMPN 1 Sambong dan Anggota Satupena Blora)

Pengantar
Lingkar Waktu Nusantara bukan sekadar rentetan tahun. Ia adalah luka yang menjelma kenangan, perlawanan yang menjelma harapan.
Dari retakan pohon tua, sejarah menjalar seperti urat dalam tubuh bumi—mengalirkan narasi bangsa dari sabak impian hingga tapak berdarah.
Di antara lingkar-lingkar kayu yang membatu, kita membaca bagaimana negeri ini menulis dirinya sendiri—dengan air mata, bambu runcing, dan nyanyian sunyi.

Puisi ini adalah upaya mengguratkan kembali suara yang kadang luput, wajah yang kerap hilang dari album besar sejarah.
Ia bukan sekadar catatan waktu, tapi jejak kesaksian.
Jejak kita.

LINGKAR WAKTU NUSANTARA

Pada lingkar seabad sepuluh warsa
kulihat Nusantara memanggil satria winingit
di panggung sejarah yang berselimut api (2016)

Putra-putra wana menyisir belantara
meninggalkan puing hutan dan kemarau panjang (2006)

Tlah kutahankan gelora revolusi tanpa pertumpahan dara pada panca warsa lalu dari kramat raya 164 dan membuncah pula sebuah daya kekuasaan yang tak terhindarkan (1996)

Sejuk kaki gunung Muria menyapa hangatnya persahabatan yang tumbuh dari perambah belantara jati jalinan kemanusiaan sejati (1986)

Ingus masih menyusup di rongga napas,
tapak dan lengan berserak
sementara tangan punggawa agung
menghardikmu ke ujung lara (1976)

Dasa warsa setua angin berlalu
saat bala muda melantang suara
di antara bungkus nasi yang menimbuni Jayakarta (1966)

📚 Artikel Terkait

Kedewasaan Organisatoris

Entrepreneur Solusi Bosan Hidup

Abu Kruengkalee; Syekhul Masyayikh Ulama Aceh Periode Awal

Puisi-Puisi Hamdani Mulya

Gedhong-gedhong magrong-magrong,
rakus kita memeluk tanah
menunggu darah mengucur
dari ujung sesembahan bernama “rampas” (1956)

Masih hangat pematang
oleh bangkai bersungkuran—pelor Nippon
yang merampas kembang pertiwi,
tawa petani,
dan anak-anak
bergegas mengangkat bambu
dari pinggir belantara,
menggotong sabak impian (1946)

Tembang pengantar mimpi
di bawah purnama tanpa canda
dalam dekapan Banaspati Nedherland,
Chino wau greget nggempal Welandi,
pirso ana lebeting distrik Kedungtuban,
plunturane kwarise, Blora nagaranipun
kang miyarso miwah pungkure.
Akhire, bangsa kang kebak roso murko
maring nagara liyo, atur panguwoso tanpo upomo (1936)

Eyang-eyang kakung membusur langkah
di bawah garis gemintang
temali sepi yang menggalang angan (1926)

Nini-moyang mengurat syair
di rentang petualang
dengan pena sunyi
dan rindu yang membatu (1916)

Tunas-tunas baru mengurai Nusantara
dalam pernik kanvas perlawanan (1906)

Eyang Tumenggung memrasasti
bokor dan arca jantan jago
dalam kemilau medhang kamolan
yang menepi di kelok bengawan (1896)

Terdamparlah
pada kebun bantaran sejarah,
tanah-tanah perdikan yang renta (1886)

Berlumpur
dan nganga oleh waktu
menyelusuri belantara utara (1876),

menyeruak dalam hampar perjanjian
yang belum benar-benar selesai (1866)
Epilog
Dari lingkar yang paling dalam hingga yang paling muda,
sejarah tidak pernah benar-benar usai—ia tumbuh bersama kita.
Apa yang telah mereka tanam dengan darah dan nyala,
harus kita rawat dengan kesadaran dan cinta yang bekerja.

Kini, tugas kita bukan sekadar mengenang.
Tugas kita adalah menyambung sulur-sulur harapan itu,
mengukir lingkar baru di batang waktu Indonesia
dengan keberanian yang tak kehilangan welas asih,
dan dengan langkah yang tak lupa akar.

Mari menjadi bagian dari lingkar berikutnya.
Karena sejarah bukan hanya tentang yang telah terjadi—
ia juga tentang siapa yang mau melanjutkannya.

__ Rumah Tua, 5 Mei 2025

📝
Tanggung Jawab Konten
Seluruh isi dan opini dalam artikel ini merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi bertugas menyunting tulisan tanpa mengubah subtansi dan maksud yang ingin disampaikan.
Share2SendShareScanShare
Redaksi

Redaksi

Majalah Perempuan Aceh

Related Postingan

UTANG PRIBADI, LEMBAGA, ATAU NEGARA?
Artikel

UTANG PRIBADI, LEMBAGA, ATAU NEGARA?

Oleh Redaksi
2023/01/25
0
50

Oleh Satria Dharma Berdomisili di Surabaya “Jangan berutang kalau belum punya uang. Menabung saja dulu sampai dana cukup baru beli...

Baca SelengkapnyaDetails

Ketika Kritik Dipenjara

Ketika Penyair Membaca 80 Tahun Indonesia Merdeka, Octavianus Masheka : Masih Banyak ‘PR’ yang Harus

Postingan Selanjutnya
Rerasan: Jasmerah Lamongan

Rerasan: Jasmerah Lamongan

Sekolah Rakyat

Dari Meja Dapur ke Meja Pemerintah: Memahami Krisis Ekonomi di Aceh

Kucing Timah

Kucing Timah

Guru Masa Depan, Guru Yang Teladan

Malam Seribu Bulan

Kami Cinta Damai

POTRET Online

Copyright@potret2025

Media Perempuan Aceh

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Program 1000 Sepeda dan Kursi roda
  • Kirim Tulisan

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

🔥 Artikel Paling Banyak Dibaca

Kabar Redaksi
Kabar Redaksi
👁️ 1,072 pembaca 📅 2 Feb 2025
Mengelabui Kata Mulia Untuk Senantiasa Istiqamah
Mengelabui Kata Mulia Untuk Senantiasa Istiqamah
👁️ 1,352 pembaca 📅 7 Sep 2025
Menanti Buah Hati di Negeri Orang
Menanti Buah Hati di Negeri Orang
👁️ 1,250 pembaca 📅 11 Sep 2025
Mengintegrasikan Pendidikan Kebangsaan Indonesia dalam Pelatihan Beauty Queen yang Berbudaya dan Berkepribadian Indonesia
Mengintegrasikan Pendidikan Kebangsaan Indonesia dalam Pelatihan Beauty Queen yang Berbudaya dan Berkepribadian Indonesia
👁️ 986 pembaca 📅 7 Sep 2025
No Result
View All Result
  • POTRET Budaya
  • Haba Mangat
  • Artikel
  • Aceh
  • Kirim Tulisan
  • Literasi
  • Essay
  • Opini

Copyright@potret2025

-
00:00
00:00

Queue

Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00