”
Oleh Paulus Laratmase)*
Pada Sabtu, 11 Januari 2025, media “POTRET” merayakan Ulang Tahun, usia ke-22 tahun. Sebagai media yang didedikasikan untuk merekam dan memotret realitas sosial di Aceh, “POTRET” telah berperan besar dalam memperjuangkan hak-hak sipil masyarakat yang terpinggirkan.
Media ini menjadi saksi bisu perjuangan rakyat di dua ujung negeri yang seringkali terabaikan, baik dalam konteks sejarah maupun keadilan sosial.
“POTRET” Merekam Sejarah yang Tertindas
Sebagai media masyarakat sipil, “POTRET” telah lama menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan hak-hak rakyat Aceh yang tertindas. Aceh, yang dikenal dengan sebutan Serambi Mekah, pernah terjebak dalam konflik panjang akibat ketidakadilan yang diberlakukan oleh pemerintah pusat. Masyarakat Aceh sering kali merasa terpinggirkan, hak-hak dasar mereka diabaikan, dan perlakuan tidak adil terus menghantui kehidupan mereka.
Di saat yang sama, “POTRET” turut hadir sebagai saksi dan pengingat dari penderitaan rakyat Aceh yang terkadang tidak terlihat oleh dunia luar. “POTRET” telah melaporkan kondisi sosial-politik Aceh yang penuh dengan ketegangan dan kekerasan, memberikan ruang bagi mereka yang tidak mampu berbicara.
Dalam perjalanannya, media ini turut mengangkat isu-isu yang selama ini terkubur dalam sejarah Aceh, seperti ketimpangan pembangunan, pelanggaran HAM, dan ketidakadilan dalam pemanfaatan sumber daya alam.
Dua Ujung Negeri yang Terpinggirkan
Aceh dan Papua juga memiliki kisah kelam terkait perlakuan negara terhadap masyarakatnya. Media ini telah memotret realitas sosial di Aceh dengan jernih, memperlihatkan kondisi masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan, meski tanah Aceh kaya akan kekayaan alam.
Ketidakadilan dalam pembagian hasil kekayaan alam, pengabaian terhadap hak-hak sipil, serta diskriminasi sosial menjadi isu utama yang diangkat oleh “POTRET” dalam pemberitaannya. Melalui media ini, suara-suara rakyat Aceh yang seringkali tidak didengar di tingkat nasional dapat terdengar, dan ketidakadilan yang mereka alami bisa diungkapkan ke publik.
“POTRET” Memperjuangkan Keadilan Sosial
Di usia yang ke-22, “POTRET” terus menjadi media yang konsisten dalam memperjuangkan keadilan dan menyuarakan hak-hak masyarakat yang terpinggirkan, baik di Aceh. Melalui pemberitaan yang tajam dan objektif, “POTRET” tidak hanya berfokus pada peristiwa-peristiwa yang terjadi, tetapi juga berusaha menggugah kesadaran masyarakat dan pemerintah untuk memperbaiki kondisi kehidupan rakyat yang katanya mendapat UU spesial yang disebut UU Otonomi Khusus.
“POTRET” telah menjadi contoh bagi media-media lainnya dalam hal ketekunan dan keberanian untuk menghadapi tantangan besar dalam mengungkapkan ketidakadilan. Dengan memotret ketidakadilan yang dialami oleh masyarakat Aceh, media ini turut serta dalam menciptakan ruang untuk dialog yang lebih terbuka mengenai keadilan sosial di Indonesia. Masyarakat yang terpinggirkan, yang mungkin tidak memiliki suara, kini dapat berharap bahwa kisah mereka akan didengar oleh pengambil kebijakan.
Selamat ulang tahun yang ke-22 untuk “POTRET,” media yang telah memberikan warna dalam dunia jurnalistik Indonesia. Dengan dedikasi yang luar biasa, “POTRET” telah membuktikan bahwa media bukan hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan informasi, tetapi juga sebagai instrumen perjuangan bagi keadilan dan kesetaraan hak.
Semoga “POTRET” terus dapat menjadi suara bagi mereka yang terpinggirkan, khususnya di Aceh, serta menjadi pengingat bahwa ketidakadilan harus terus diungkap dan diperjuangkan hingga tercipta keadilan sosial yang sesungguhnya.
)*Paulus Laratmase adalah Direktur Eksekutif LSM Santa Lusia, Pimpinan Umum Media Suara Anak Negerinews.com, tinggal di Biak Provinsi Papua