Catatan Kecil MUSKAB PWRI III Aceh Barat
Oleh: Yanimar, W. Yusuf
Jam baru saja menunjukkan pukul 7.00 WIB. Aku masih bolak-balik di dalam rumah. Sesekali kulirik baju gamis yang kupakai dan jilbab yang masih belum beraturan posisinya. Segera kurapikan. Hari ini agak spesial, karena aku dipercayakan sebagai Master of Ceremony acara MUSKAB III PWRI Kabupaten Aceh Barat. Profesi yang sudah sangat lama kutinggalkan. Ya, dulu ketika masih gadis, aku sering bertindak sebagai MC Kabupaten Aceh Barat, tapi sekarang di usiaku yang sudah senja rasanya tidak memungkinkan lagi aku menjadi pemandu acara. Rasanya sudah malu dengan anak-anak muda. Kok kayaknya aku masih ngoyo dengan profesi tersebut dan seperti tidak mau memberi kesempatan bagi yang muda.
Tapi itulah kenyataannya. Aku hari ini akan bertindak sebagai pemandu acara PWRI (Persatuan Wredatama Republik Indonesia) Kabupaten Aceh Barat, yang notabene audiensnya adalah pensiunan PNS.
Setelah merapikan baju dan make-up, aku dan suami segera meluncur ke Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Barat. Di lokasi acara, sudah banyak panitia pelaksana dan anggota PWRI yang hadir. Sebagian sibuk mengatur tempat, sebagian lainnya sibuk dengan atribut persiapan acara.
Beberapa pejabat dan tamu undangan sudah berdatangan dan memasuki ruangan acara.
Aku mengamati sekitar. MUSKAB PWRI ini menurutku lebih bersifat menjalin silaturahmi daripada acara seremonial, karena banyak yang hadir bercengkrama lebih akrab, bersenda gurau tanpa ada jarak pemisah. Semua lebur menyatu dengan cerita-cerita lucu, sesekali tertawa renyah, cipika-cipiki, terutama kaum ibu. Ada-ada saja yang dibahas ngalur-ngidul, seolah-olah tanpa beban dan kelihatan masih energik, padahal sungguh, semua hadirin sudah berusia di atas 50 tahun.
Pembukaan MUSKAB III PWRI Kabupaten Aceh Barat pada hari Kamis, 23 Januari 2025, diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan Shalawat Badar, kemudian dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne Aceh, dan Mars PWRI. Satu paket dinyanyikan bersama paduan suara wanita Wredatama, menjadi unik dan bagus karena dinyanyikan oleh ibu-ibu yang sudah tidak muda lagi. Rata-rata sudah punya cucu. Tapi terasa apik dan merdu.
Acara berikut adalah sambutan panitia pelaksana MUSKAB PWRI III Kabupaten Aceh Barat oleh Ketua, Bapak Drs. H. Tabrani Usman, MM. Beliau menyampaikan penghormatan kepada Bapak Pj. Bupati Aceh Barat yang diwakili oleh Sekdakab, Bapak Marhaban, SE, M.Si., dan penghormatan kepada Ketua PWRI Aceh serta kepada seluruh undangan yang hadir. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada anggota panitia atas kerja samanya, serta hal-hal lain berkenaan kelancaran acara.
Selanjutnya sambutan Ketua PWRI Aceh Barat, Bapak H. Zuriat Suparjo, SP, mengulas kilas balik perjalanan keberadaan PWRI Aceh Barat sebagai ajang silaturahmi sesama pengurus dan anggota dalam merekat persatuan dan kesatuan hingga aktivitas dan program-program yang sudah berjalan dengan baik atas dukungan sesama anggota dan juga bantuan dari Bapak Pj. Bupati yang lalu (Bapak Drs. Mahdi Efendi) berupa uang sejumlah 200 juta rupiah.
Lebih jauh, Bapak Zuriat mengharapkan kegiatan MUSKAB III PWRI Kabupaten Aceh Barat selain sebagai bentuk silaturahmi, juga bertujuan mewujudkan persatuan dan kesatuan sesama anggota PWRI se-Kabupaten Aceh Barat. Sekaligus membahas program-program di masa yang akan datang plus membuat rekomendasi untuk kesinambungan pengurus PWRI Kabupaten Aceh Barat periode 2025–2030. Diharapkan hal ini sesuai dengan visi-misi PWRI Kabupaten Aceh Barat.
Selain itu, Bapak H. Zuriat Suparjo, SP, berharap banyak dukungan dari Bapak Pj. Bupati Aceh Barat yang dihadiri oleh Sekdakab, Bapak Marhaban, SE, M.Si., terhadap keberadaan PWRI Kabupaten Aceh Barat agar dapat memberi kontribusi terhadap pembangunan di Kabupaten Aceh Barat.
Ada hal yang menarik ketika sambutan Ketua PWRI Aceh, Bapak Drs. H. Idrus Hayat, M.Si. Beliau mengulas tentang nilai plus yang diberikan kepada pengurus PWRI Kabupaten Aceh Barat karena PWRI Kabupaten Aceh Barat sudah sangat bagus dalam program dan perannya dibandingkan dengan wilayah Aceh lainnya. Sehingga perlu diberi apresiasi dengan penyerahan piagam kepada Ketua PWRI Kabupaten Aceh Barat dan Bapak Pj. Bupati Aceh Barat yang diserahkan langsung oleh Ketua PWRI Aceh.
Sementara itu, arahan dan bimbingan Bapak Bupati Aceh Barat menyampaikan bahwa pihaknya akan tetap mendukung program dan kegiatan pengurus PWRI Aceh Barat ke depan agar lebih baik lagi.
Setelah menyampaikan bimbingan/arahan, Bapak Pj. Bupati selanjutnya membuka secara resmi Musyawarah Kabupaten (MUSKAB) III PWRI Kabupaten Aceh Barat.
Sebelum acara ditutup dengan doa oleh Tgk. Drs. Syarifuddin B., aku menawarkan diri untuk membaca sebuah puisi berjudul Kita Ini Sudah Tua, Kawan. Sungguh di luar dugaan, puisi yang kubaca mendapat aplaus dari hadirin karena puisi tersebut mengisahkan tentang sepatutnya kita masih bisa memberi arti/kontribusi dalam kehidupan bermasyarakat meskipun kita sudah tua.
Pensiun dan tua, dua kata yang sering menjadi momok yang sangat menakutkan bagi sebagian orang. Seakan pensiun dan tua adalah akhir dari segalanya. Banyak orang terbelenggu dan terpuruk, seolah-olah predikat tersebut akan mematikan langkah untuk berkarya, atau seakan bad mood, bahkan menjadi stres yang berkepanjangan.
Padahal, jika seseorang siap menerima kondisi tersebut, tidak akan berdampak negatif dalam berkehidupan dan bermasyarakat. Secara gamblang, puisi yang kubacakan mengajak pendengar untuk mengenyampingkan usia tua, tetapi teruslah berkarya, teruslah berbuat terbaik untuk orang banyak di sisa usia yang semakin tua.
MUSKAB III PWRI Kabupaten Aceh Barat terus berjalan sesuai tatib acara dan AD/ART. Hasil keputusan bersama peserta, Bapak H. Zuriat Suparjo, SP, secara aklamasi dipercayakan kembali sebagai Ketua PWRI Kabupaten Aceh Barat untuk periode 2025–2030. Sebuah kesepakatan yang brilian mengingat beliau masih sangat pantas menduduki jabatan tersebut karena selama ini Bapak H. Zuriat Suparjo, SP, masih sangat energik, dinamis, dan tentunya Insya Allah akan membawa PWRI Kabupaten Aceh Barat ke depan lebih maju dan berhasil.
Udara sore terasa gerah, apalagi aula tempat kami melaksanakan MUSKAB PWRI III tidak terlalu besar. Ditambah peserta yang lumayan banyak membuat suasana kurang nyaman. Dari kejauhan aku melihat Pak Ujang dan kawan-kawan lainnya asyik bernyanyi sambil sesekali bergoyang dan juga mendapat saweran. Aku sedikit terhibur dengan hiburan dadakan ini sambil menikmati tembang-tembang lama. Namanya saja sudah pensiun, tentulah lagu nostalgia yang dinyanyikan.
Selesai ba’da Ashar, aku kembali bertugas sebagai pembawa acara penutupan MUSKAB PWRI III Kabupaten Aceh Barat. Dalam tertib acara, Sekretaris PWRI Aceh membacakan nama-nama pengurus PWRI Kabupaten Aceh Barat periode 2025–2030. Dilanjutkan pelantikan oleh Ketua PWRI Aceh dan arahan/bimbingan oleh Bapak Bupati Aceh Barat sekaligus menutup secara resmi MUSKAB PWRI III Kabupaten Aceh Barat.
Menjelang senja, aku dan semua panitia masih berada di lokasi acara sembari membereskan dan merapikan tempat. Acara MUSKAB PWRI III Kabupaten Aceh Barat telah sukses dan selesai dilaksanakan, dan pengurus PWRI Kabupaten Aceh Barat periode 2025–2030 telah dilantik. Namun, kerja belum selesai. Program-program baru dan inovasi baru masih terus bergulir seiring berjalannya waktu. Teruslah berkarya, teruslah berbuat yang terbaik untuk masyarakat banyak dan untuk NKRI sebelum kita kembali pulang.[]
Meulaboh, 26 Januari 2025
Yanimar, W. Yusuf