Kumpulan Puisi Leni Marlina – Padang

Anak-anak Langit

Oleh Leni Marlina

Di bawah genting langit yang retak,
kisah itu lahir,
seperti debu yang tersangkut di celah fajar.

Tak ada nama yang memanggil,
tak ada suara yang menjawab,
hanya sunyi,
melingkar seperti kalung kesepian di leher mereka.

Mereka adalah tapak-tapak kecil
yang menghuni jalan berpasir,
mengejar bayang-bayang
yang terseret hujan,
menyulam mimpi dari karung goni waktu.

Apakah kau tahu?
bahwa langkah mereka adalah jeritan di tengah dunia yang semakin sempit?

Angin menjadi ibu,
memeluk mereka dengan gigil,
sementara malam menjahit selimut
dari bayang bulan yang rapuh.

Dalam mata mereka,
terlukis luka yang berusaha dilupakan,
namun terus berdenyut
di sela tawa palsu orang-orang dewasa.

“Ke mana harus kami pulang?”
tanya mereka pada tembok-tembok tua,
dan tembok itu tak menjawab,
hanya menelan gema suara mereka,
seperti kota yang lelah,
meremuk harapan tanpa ampun.

Tetapi, mereka tetap berdiri,
seperti pohon kecil
di tengah badai yang ganas.
akar mereka menggenggam tanah
yang ingin mengusirnya.
mereka bertahan—
sebab hidup bukanlah pilihan
melainkan perlawanan.

Suatu hari,
ketika matahari bangkit dari reruntuhan pagi,
anak-anak langit ini akan tersenyum,
dan dunia,
yang pernah menundukkan kepala mereka,
akan menatap kagum
pada kekuatan,
yang lahir dari kesabaran anak-anak langit,
yang gigih melawan hidup yang pahit.

Padang, Sumbar, 2009

 

 

Di Balik Hujan

Oleh Leni Marlina

Di bawah langit yang sobek,
kau melangkah tanpa payung.
tetesan air menjadi doa,
jatuh di dahimu seperti takdir
yang tak sempat diucapkan siapa pun.

Kau berbicara dengan angin,
meminjam bisiknya untuk bernyanyi.
“ke mana perginya senyuman?” tanya bibirmu.
hujan hanya menunduk,
menghapus jawaban di telapak tanganmu.

Kau lihat, pada pijakan kakimu,
tanah retak menumbuhkan sesuatu—
mungkin keberanian, mungkin luka,
tapi selalu ada kehidupan
yang tidak pernah berhenti.

Padang, Sumbar, 2009

/3/

Menulis Ulang Hidupmu

Oleh Leni Marlina

Ketika pagi melahirkan bayang-bayang,
kau memetik mimpi dari angin,
pasir waktu bergeser di bawah kakimu,
merekam jejak yang tidak pernah utuh,
seperti nama-nama yang telah hilang.

Kau tak pernah tahu
di mana ujung perjalanan ini,
tapi langkahmu bagaikan surat cinta
yang ditulis untuk masa depan,
meski tintanya hanya air mata.

Di pantai sunyi itu,
ombak menghapus cerita lama,
dan kau menulis ulang hidupmu
dengan kepercayaan,
meski lautan terus mencoba merampasnya.

Padang, Sumbar, 2009

/4/

Suara Dari Lorong Kota

Oleh Leni Marlina

 

Di lorong sempit,
di antara dinding yang penuh bayangan,
kau berdiri,
seperti lilin kecil di tengah malam yang rakus.

Kau tidak meminta cahaya,
hanya jalan,
untuk keluar dari labirin sepi
yang dibangun oleh kepergian ibu dan ayah.

Lorong ini berbicara dalam bisikan,
dan kau mendengarnya,
bukan sebagai ancaman,
tapi sebagai nada keberanian
yang berirama, dengan detak jantungmu.

Padang, Sumbar, 2009

/5/

Di Balik Tirai Senja

Oleh Leni Marlina

Di balik tirai senja,
kau menemukan dunia lain—
dunia di mana luka akan menjadi emas,
dan air mata akan menumbuhkan pohon doa.

Senja itu tidak pernah diam,
ia berbicara dengan warna,
mengajarkanmu bahwa hidup adalah kanvas,
yang harus kau lukis,
meski kuasnya adalah keperihan.

Kau melangkah ke dalam bayangan,
bukan untuk bersembunyi,
tetapi untuk belajar:
bagaimana menciptakan cahaya
dari kegelapan yang mengintai.

Padang, Sumbar, 2009

/6/

Pejuang di Pinggir Malam

Oleh Leni Marlina

Kau berjalan di pinggir malam,
di mana bintang-bintang lupa bernyala.
langit seperti cermin retak,
dan kau memandanginya,
melihat dirimu terpantul dalam serpihan.

Di tepi jalan,
kau mengumpulkan serpih mimpi,
menyatukannya dalam genggaman kecil
yang menggigil oleh dingin.

Setiap malam adalah medan perang,
dan kau adalah pejuang
tanpa pedang, tanpa perisai—
hanya hati yang penuh luka
dan harapan yang tidak pernah mati.

Padang, Sumbar, 2009

——————–

Puisi ini awalnya ditulis oleh Leni Marlina hanya sebagai hobi dan koleksi puisi pribadi tahun 2009. Puisi tersebut direvisi kembali serta dipublikasikan pertama kalinya melalui media digital tahun 2024.

Leni Marlina merupakan anggota aktif Asosiasi Penulis Indonesia, SATU PENA cabang Sumatera Barat. Ia juga merupakan anggota aktif Komunitas Penyair & Penulis Sastra Internasional ACC di Shanghai, serta dipercaya sebagai Duta Puisi Indonesia untuk ACC Shanghai Huifeng International Literary Association. Selain itu, Leni terlibat dalam Victoria’s Writer Association di Australia. Sejak tahun 2006, ia telah mengabdikan diri sebagai dosen di Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang.

Leni juga merupakan pendiri dan pemimpin sejumlahkomunitas digital yang berfokus pada sastra, pendidikan, dan sosial, di antaranya:, (1) Komunitas Sastra Anak Dunia (WCLC): https://rb.gy/5c1b02, (2) Komunitas Internasional POETRY-PEN; (3) Komunitas PPIPM (Pondok Puisi Inspirasi Masyarakat):
Komunitas PPIPM (Pondok Puisi Inspirasi Masyarakat): https://shorturl.at/2eTSB & https://shorturl.at/tHjRI;
(4) Komunitas Starcom Indonesia (Starmoonsun Edupreneur Community Indonesia): https://rb.gy/5c1b02.

Exit mobile version