Recommended

Most Popular

Puisi Nurdin F. Joes : Hujan dan Air Mata

Puisi Nurdin F.Joes 

SANG HUJAN, JIKA ENGKAU DATANG LAGI, DI MANA AKU HARUS MENUNGGU

Sang hujan, jika engkau datang lagi,
di mana aku harus menunggu
membungkuk memberi hormat
lalu menyalamimu.

Postingan Terkait

Kita berbincang-bincang dengan tenang
saling menyusun kata dengan santun
sehingga memadamkan panas ubun-ubun.

Datanglah sang hujan,
cukup engkau sendiri
boleh datang siang atau malam hari
perlihatkan wajahmu
wajah manis dan teduh
agar tanah rerimbun tidak bergemuruh.

Pada rintikmu, izin aku berdoa
saling membahagiakan
tidak saling melupakan
dan gubuk-gubuk anak cucuku
yang mungkin bocor atapnya
penghuninya masih bisa bersenda.

Datanglah sang hujan
datanglah sendiri-sendiri
sirami jiwa-jiwa
bila engkau telah bosan
jangan pula kau ucapkan salam perpisahan.

Sang hujan, bila engkau datang
secara berulang
bisikkan di telingaku dengan perlahan
di mana kusimpan kasihku
agar tidak basah kuyub karenamu.

Sang hujan, jika engkau datang lagi
di mana aku harus menunggu
aku akan menjemput
dan mencium tanganmu
janganlah kau datang dengan murka
lalu merobek cinta
membawa sengsara

Banda Aceh, 17 Desember 2022

 

Nurdin F.Joes:
 TETESKAN SEDIKIT SAJA AIRMATA KITA

Teteskan sedikit saja airmata kita
Masih banyak saudara kita, pedih menderita
Ada yang belum makan pagi
Sementara kita sudah selesai mencuci tangan,
menutup makan malam

Teteskan sedikit saja airmata kita
Tetangga kita masih mengurung diri
di rumah yatim, miskin, dan duafa
Sementara kita sudah berkeliling kota
Meniup terompet kegembiraan
Merayakan tahun yang berganti

Teteskan sedikit saja airmata kita
Tubuh jiwa petani terbakar matahari
Tanah ladangnya kering kerontang
Irigasi yang kita bangun tak berfungsi
Dan benih tanaman yang kita salurkan
banyak pula yang palsu
Sementara kita telah banyak mengambil laba

Teteskan sedikit saja airmata kita
Para nelayan mengayuh sampan
Mencari nafkah anak istrinya
Matanya perih menatap sampan sampan bermesin
Bergerak secepat angin
Sementara bantuan yang kita berikan
Sering-sering cacat tercela

Teteskan sedikit saja airmata kita
Saudara kita tertatih ke taman-taman perobatan
Mencari beberapa butir obat penyembuh sakit
yang sudah menahun mereka derita
Mereka kurang paham berkomunikasi
karena tak bisa bahasa
Mereka juga kurang cakap bersantun-santun
dan bertatakrama
karena tinggal di rimba
Sementara kita merasa terganggu
Lalu memandang tajam dengan ekor mata

Teteskan sedikit saja airmata kita
Banyak rakyat belum sembuh
dari luka dan trauma
Sementara kita masih belum rela merawat kedamaian
Lalu mengibarkan selaksa propaganda
Membangun babak baru penderitaan
Lalu rakyatlah yang memikul beban sengsara

Teteskan sedikit saja airmata kita
Betapa bencana terus melanda tanah kita
Tubuh dan harta rakyat jadi korban
Padahal mereka sangat tak berdosa
tidak paham menebang hutan
tapi tiba-tiba banjir menerkam mereka

Teteskan sedikit saja airmata kita
Saudara kita masih terisolasi
di tanah-tanah pedalaman
Jembatan gantung dan jalan penghubung
yang kita bangun
kurang bermutu dan tak berguna
Sementara kita leluasa memacu mobil
di tengah ibukota

Teteskan sedikit saja airmata kita
Ibu-ibu renta menggelar tikar
di kaki-kaki lima
Menjual beberapa sisir pisang dan sedikit sayur-mayur
Mencari sedikit biaya sekolah dan jajan anak-cucunya
untuk esok pagi
Sementara kita terkadang dengan kasar
dan gagah perkasa mengusirnya
Mereka tak dapat bicara apa apa
Menelan pedih, bersalah mengais rezeki
di atas tanah negara

Teteskan sedikit saja airmata kita
Kita sedang menghitung jumlah gaji
Lalu membeli tanah-tanah garapan
Sementara saudara kita masih tertatih
meminta-minta
Untuk membeli satu ons beras
bagi makan keluarga
Lalu menghitung jumlah butir nasi
Saat bersama makan berbagi

Kepada seluruh umat bumi
Teteskan sedikit saja airmata kita
Bahwa pada tahun yang sudah berganti
Betapa masih banyak saudara kita
pedih menderita

Banda Aceh, 1 Januari 2010

 

Nurdin F.Joes, lahir di Sigli 4 Januari 1963. Sarjana Pendidikan Bahasa dan Seni Program Studi Bahasa Inggris dan Pascasarjana Magister Manajemen USK, Banda Aceh.

Puisinya berjudul Menangislah untuk Anak-anak Negeri (Weep for the Children of the Land), memenangkan Lomba Cipta Puisi Untuk Kemerdekaan Namibia (Toward Namibian Independence), diselenggarakan Badan Penerangan PBB (UNIC) 1987.

Redaksi hanya melakukan penyuntingan teknis, seperti: - Mengoreksi kesalahan ejaan, tanda baca, dan struktur kalimat. - Mengatur format dan tata letak teks. - Memastikan konsistensi gaya penulisan. Namun, redaksi tidak melakukan perubahan pada: - Isi dan substansi teks. - Pendapat dan opini penulis. - Data dan fakta yang disajikan. Dengan demikian, penulis tetap bertanggung jawab atas isi dan substansi teks yang ditulis.

Kisah Seorang Pria
Izinkan aku bercerita tentang seorang pria...
Eros, Thanos dan Kita
“manusia dianugerahi akal yang denganakal itu,...
Membaca Sebagai Lifestyle
Feri Irawan Kepala SMK Negeri 1...
Korupsi, Kapankah Berakhir?
Oleh: Siti Hajar Korupsi dalam sektor...
Bir Pala darı Negeri Tuan Tapa
Oleh Teuku Masrizar Selesai makan siang...

SELAKSA

Welcome Back!

Login to your account below

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Add New Playlist