/1/
Keheningan yang Menyentuh Tanah
Oleh: Leni Marlina
Keheningan tidak lagi sunyi,
ia tumbuh di dalam tubuhmu,
meresap pada tanah yang tak terlihat.
Kau menunggu kata-kata itu datang,
namun hanya angin yang menjawab,
seperti rahasia yang dipendam dalam tanah
hingga tak ada yang tahu
apa yang tumbuh di sana.
Aku melihat matamu yang tenang,
seperti hutan yang menahan hujan
di balik ranting-ranting yang kokoh.
Tidak ada lagi yang perlu diucapkan,
karena keheninganmu telah menjadi suara
yang menggema dalam tubuh bumi.
Padang, Sumbar, 2019
/2/
Laut yang Menggerus Kenangan
Oleh Leni Marlina
Laut itu seperti kenangan yang tak bisa kembali,
terus menggulung pasir yang pernah kita jejakkan.
Kau berdiri di tepiannya,
menghitung gelombang yang datang
dan pergi tanpa suara.
Hembusan angin, membisikkan
sesuatu yang sudah hilang.
Aku merasa laut itu meresap dalam darahmu,
menghanyutkan segala yang kau kenang,
membiarkanmu terombang-ambing dalam perjalanan
tanpa arah, tanpa tujuan,
selalu mencari pantai
yang tak akan pernah sama.
Padang, Sumbar, 2019
/3/
Matahari yang Tersenyum di Tengah Luka
Oleh Leni Marlina
Matahari tidak lagi bersinar,
tetapi tersenyum,
terselip di balik awan gelap yang terbakar.
Kau menatapnya,
tanganmu meraih cahaya yang tak bisa disentuh,
dan dalam setiap kilatan itu,
aku tahu—kau mencari harapan
di antara pecahan luka yang tak terlihat.
Aku mendengar tawa yang tak terdengar,
seperti api yang membakar dari dalam,
menyalakan semangat yang tersembunyi
di ruang yang pernah mati.
Matahari itu menyembuhkan dengan senyum,
meski badai masih menggulung di luar sana.
Padang, Sumbar, 2019
/4/
Peta yang Terlupakan dalam Hati
Oleh Leni Marlina
Peta itu tidak pernah lengkap,
selalu ada jalan yang hilang,
seperti bagian dari dirimu yang tercuri
dalam jejak langkah yang tertinggal.
Kau menyusuri jalanan yang tak ada,
mencari arah di dalam hati yang terlupakan,
tanpa tahu, peta itu
hanya berisi kenangan yang takkan pudar.
Aku berdiri di sana,
melihatmu mengejar garis yang samar,
berharap menemukan rumah
di tempat yang tak pernah kau kenali.
Dan aku tahu,
langkahmu menuju penemuan baru,
di tanah yang sudah lama tidak dihuni.
Padang, Sumbar, 2019
———
Puisi ini awalnya ditulis oleh Leni Marlina hanya sebagai hobi dan koleksi puisi pribadi tahun 2019. Puisi tersebut direvisi kembali serta dipublikasikan pertama kalinya melalui media digital tahun 2024.
Leni Marlina merupakan anggota aktif Asosiasi Penulis Indonesia, SATU PENA cabang Sumatera Barat. Ia juga merupakan anggota aktif Komunitas Penyair & Penulis Sastra Internasional ACC di Shanghai, serta dipercaya sebagai Duta Puisi Indonesia untuk ACC Shanghai Huifeng International Literary Association. Selain itu, Leni terlibat dalam Victoria’s Writer Association di Australia. Sejak tahun 2006, ia telah mengabdikan diri sebagai dosen di Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang.
Leni juga merupakan pendiri dan pemimpin beberapa komunitas digital yang berfokus pada sastra, pendidikan, dan isu sosial, di antaranya Komunitas Sastra Anak Dunia (WCLC): https://rb.gy/5c1b02, Komunitas Internasional POETRY-PEN, PPIPM (Pondok Puisi Inspirasi Masyarakat) Starcom Indonesia, serta Starmoonsun Edupreneur Community Indonesia: https://rb.gy/5c1b02.
The meaning of the title of the poem to me is solitude
The line/Stanza that I like very much is “Laut itu seperti kenangan yang tak bisa kembali”
The meaning of this title is “Silence,” where the situation is quiet.
The things come to my mind is Humans sometimes feel lonely when they are sad
The title of this poem for me means quiet, peaceful and calm
1. The meaning of the title “Keheningan yang Menyentuh Tanah” for me is Silence truly enveloped me.
After I read and skimming i think this is about calm of life.
2. The line/stanza that I like so much is
“Keheningan tidak lagi sunyi,
ia tumbuh di dalam tubuhmu,
meresap pada tanah yang tak terlihat.”
Because this is line gives the impression that silence sometimes grows and seeps in but is no longer silent.
3. Things come to my mind after reading the poem with the title “Keheningan yang Menyentuh Tanah” is
Sometimes we are indeed enveloped in silence but sometimes that is a happiness for us.
The meaning of the title is the silence that is created because there is no sound
The title “Keheningan yang Menyentuh Tanah” for me it means peace on this earth.
1. I think the title of the poem The Sun Smiles in the Middle of Wounds is very interesting
the thing I thought about after reading this poem was the emptiness of life, about the silence of the night
the tittle “Matahari yang Tersenyum di Tengah Luka” for me it means A person who is hurt but tries to smile even though he has a lot of problems
The “Keheningan” in this poem for me is a form of a small, meaningful moment, like a pause in the hustle and bustle of a crowd, a place of reflection or deep feeling before things get moving again.
“Aku mendengar tawa yang tak terdengar,
seperti api yang membakar dari dalam,
menyalakan semangat yang tersembunyi
di ruang yang pernah mati.”
this is the part i very like
The line that I like is *laut itu seperti kenangan yang tak bisa kembali, terus menggulung pasir yang pernah kita jejakkan* because it means that everything we have ever been through will be easy to erase as time goes by.
for me , the title of poem ” Matahari Yang Tersenyum di Tengah Luka” has a very deep and mysterious meaning.
The line that I like is
Matahari itu menyembuhkan dengan senyum,
meski badai masih menggulung di luar sana.
Keheningan tidak lagi sunyi,
ia tumbuh di dalam tubuhmu,
meresap pada tanah yang tak terlihat.
this is the line that i like very much because the meaning.
2. In my opinion, the meaning of the title is about someone’s longing after losing something.
The thingsthat comes to my mind is that everything is easy for proplr to erase and forget.
Memories that will never repeat but can be forgotten.
3. The line I very like is the 3rd line
Hembusan angin, membisikkan
sesuatu yang sudah hilang.
The stanza I like the most is “Laut itu seperti kenangan yang tak bisa kembali,
terus menggulung pasir yang pernah kita jejakkan.”
This poem is very touching, it describe a person who always, smiles when facing problem.
4. The things come to my mind after reading the poem is loss is something that brings mixed feelings, it can be happiness, hope, or sadness and hurt.
for me the tittle of this poem is about lonely.
Dan aku tahu,
langkahmu menuju penemuan baru,
di tanah yang sudah lama tidak dihuni.
this is stanza I like very much
The meaning from this tittle “Peta yang Terlupakan dalam Hati” is that a map is not always complete and can be forgotten
The meaning of this title for me is that even though we have very close friends, we must still put our father first.
I think this poem describes the hard work of a child and his father under the hot sun while drying fish by the sea. With great patience, they face challenges while sowing hope for the future. The poem highlights themes of fortitude, family relationships and the daily struggles of life.
The line I like this poem is :
Laut itu seperti kenangan yang tak bisa kembali,
terus menggulung pasir yang pernah kita jejakkan.
This poem tells us that even though the time has passed, we must still remember everything that has gone through.
2.In the line “The sun heals with a smile, even though the storm is stiil rolling out there. I really liked that part.
3.After reading this poem , I realized that the sun is very important in this life.
the sun continues to shine, illuminating the darkness
24 JD WRITING NK2-24 SL7-8 LM
Meaning: The sun never goes out shining on everything
24 JD WRITING NK2-24 SL7-8 LM
My favorite line/stanza: Matahari itu menyembuhkan dengan senyum
Things comes to my mind: Never give up
This poem highlights that in silence there is depth, strength, and harmony that is often more meaningful than words. Silence is a form of acceptance and understanding of life. (Rahma Khalilah Najwa 24 JD Writing NK2-24 SL7-8 LM)
the meaning of the poem:
aboutu someone who felt lonely in his life.
which line you like very much:
tanganmu meraih cahaya yang tak bisa disentuh,
what things come to your mind:
-loneliness
-living life alone
M.Ridho Riszi S.c
Jd Writing NK 2 SL 7-8 LM
The poem “Keheningan yang Menyentuh Tanah” reminds me of moments of tranquility in nature, where silence speaks volumes and deep connections with loved ones are felt through unspoken understanding.
What is the meaning of the tittle of the poem to you : silence refers to a state of sound lessness, awareness, or the absence of audible activity
Which line / stanza you Like very much : 2
What things come to your Mind after reading the poem : the poem above describes a deepr and more meaningful silence.
1. Keheningan that’s means to me is a silence in space
Thasya Nor Aminah ( 24 JD Listening NK-3 SN9-10 24 LM )
2. The line I like “seperti rahasia di pendam dalam tanah” That means there is a hidden secret that needs to be unearthed.
Thasya Nor Aminah ( 24 JD Listening NK-3 SN9-10 24 LM )
3. After reading the poem I understand that the land is like a mother
Thasya Nor Aminah ( 24 JD Listening NK-3 SN9-10 24 LM )
Puisi ini sangat menarik. Puisi ini menggambarkan kedalaman keheningan dan kekuatan dalam ketenangan. “Keheningan tidak lagi sunyi, ia tumbuh di dalam tubuhmu” menunjukkan bagaimana keheningan bukan hanya ketiadaan suara, tetapi sesuatu yang hidup dan mengisi ruang dalam diri seseorang. “Meresap pada tanah yang tak terlihat” menggambarkan keheningan yang meresap begitu dalam, menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dan tak terjangkau. Ketika “kau menunggu kata-kata itu datang,” namun hanya angin yang menjawab, ini mencerminkan ketidakmampuan untuk mengungkapkan perasaan atau rahasia yang terkubur, seperti “rahasia yang dipendam dalam tanah” yang tidak diketahui orang lain.
Kalimat “aku melihat matamu yang tenang, seperti hutan yang menahan hujan di balik ranting-ranting yang kokoh” menggambarkan kedamaian yang tersembunyi di balik kekuatan yang tampak tenang, penuh dengan ketahanan dan perlindungan. Pada akhirnya, “keheninganmu telah menjadi suara yang menggema dalam tubuh bumi” menandakan bahwa keheningan bukan hanya diam, tetapi menjadi suara yang kuat dan berpengaruh, memberikan resonansi yang lebih dalam pada dunia ini. Puisi ini mengajak pembaca untuk melihat bahwa keheningan dan ketenangan sering kali memiliki kekuatan yang lebih besar daripada kata-kata yang diucapkan.
Sitoresmi Pramudyawardhani – 24 JD I-E TRANS JM9-10 NKall21 LM
“Aku melihat matamu yang tenang,
seperti hutan yang menahan hujan
di balik ranting-ranting yang kokoh.
Tidak ada lagi yang perlu diucapkan,
karena keheninganmu telah menjadi suara
yang menggema dalam tubuh bumi.”
I chose this stanza because it powerfully captures the depth of communication that transcends words. The imagery of the eyes being compared to a forest that “holds the rain” behind strong branches reflects a calm yet profound strength. The silence in the stanza speaks volumes, suggesting that sometimes the most powerful expression comes not through speech, but through stillness. This evokes a sense of peace and connection that resonates deeply, both internally and with the earth itself.
Salsabilla Khairani (21019058) | 24 JD I-E TRANS JM9-10 LM.
Translation: I see your calm eyes,
like a forest holding the rain
behind strong branches.
There is nothing more to say,
because your silence has become a voice
that echoes through the body of the earth.
Salsabilla Khairani (21019058) | 24 JD I-E TRANS JM9-10 LM.
Techniques used: This stanza utilizes simile by comparing the speaker’s eyes to a forest that “holds the rain,” symbolizing calmness and emotional depth that withstands external forces. The metaphor of silence turning into a voice that “echoes through the body of the earth” suggests that silence can be just as powerful as words, creating an enduring impact. The line “keheninganmu telah menjadi suara” (your silence has become a voice) emphasizes the theme of silent strength—that sometimes, silence is the truest form of expression. The imagery of the forest and rain evokes both natural beauty and the idea of resilience, further enhancing the connection between human emotion and the world around us. Lastly, the phrase “dalam tubuh bumi” (in the body of the earth) introduces a personification of the earth as a living being, suggesting that the silence reverberates universally.
Salsabilla Khairani (21019058) | 24 JD I-E TRANS JM9-10 LM.
Menurut saya puisi “Keheningan yang Menyentuh Tanah” menggambarkan tentang penantian di dalam keheningan. Namun di dalam penantian yang hening tersebut bukan berarti hanya ada kekosongan. Di keheningan tersebut kita dapat mendapatkan kekuatan untuk menemukan kedamaian untuk memahami lebih baik lagi
“Laut itu seperti kenangan yang tak bisa kembali, terus menggulung pasir yang pernah kita jejakkan.”
Menurut saya kutipan dari puisi “Laut yang Menggerus Kenangan” menggambarkan tentang kenangan yang penuh dengan perubahan dan ketidakpastian. Selain itu, kenangan juga merupakan bagian dari waktu yang tidak dapat diubah atau diulang kembali. Sama seperti halnya pasir yang terus menghapus dan mengubah bentuk ombak yang ada di lautan.
Puisi ini menggambarkan tentang tempat dan identitas. Serta menunjukkan perjalanan hidup yang penuh harapan meskipun ada ketidakpastian.