,
Oleh Tabrani Yunis
Apa yang terbayang di benak atau di pikiran anda kala melihat dan membaca tulisan”BA1JO” ini? Tidak ada bayangan apa-apa? Ya, bisa jadi. Namun, bagi orang yang suka atau gemar memperhatikan plat kendaraan atau Nomor polisi di kendaraan roda dua, atau roda tiga dan roda empat seterusnya, akan membayangkan tulisan BA1JO itu dengan nomor polisi di Provinsi Sumatera Barat. Benar juga ya, sebab tanda atau plat kendaraan di wilayah Sumatera Barat adalah BA. Lalu, bagaimana dengan BA1JO? Bisa jadi itu adalah Nomor polisi kendaraannya salah satu Bupati atau pejabat di Sumatera Barat, tapi ini bukankah nomor polisi atau plat kendaraan salah satu Bupati atau walikota. Justeru tidak ada hubungan sama sekali.
Namun, BA1JO memiliki makna yang sangat menarik, inspiratif dan bahkan perlu ditiru, karena memiliki nilai-nilai yang sangat bagus dan banyak manfaatnya dunia dan akhirat. Lho, kok bisa?
Nah, ceritanya begini. Tadi pagi, lewat subuh, penulis mendapat sebuah cerita menarik dan sangat inspiratif, terkait cerita tantang BA1JO tersebut. Di benak atau pikiran penulis juga langsung terasosiasi dengan nomor polisi kendaraan d Sumatera Barat. Tidak salah memang. Sebab penulis cukup hafal dengan kode atau Nomor polisi yang BA itu. Eh, setelah dibaca lebih lanjut, di tengah perjalanan membaca isi WA tersebut, penulis langsung pula mendapat penjelasan dari si pengirim pesan. Ceritanya begini. Pak Zul Azmi, sahabat dan senior penulis yang berdomisili di Jakarta mengirimkan pesan seperti berikut ini.
“ Pagi ini berkesempatan shalat subuh dan taddabur Al Quran di Masjid Raya Kubang, Kec. Guguk, Kab. 50 kota, Sumatera Barat.
Masjidnya cukup luas dan megah. Dua tahun lalu ke sini masih dalam renovasi. Imam masjidnya masih muda + bacaanya sangat fasih. Serasa shalat di Mekkah/Madinah. Terdapat gender equality di masjid ini dimana luas shaff perempuan sama luasnya dengan shaff laki-laki.”
Selain itu, lanjutnya, ada inovasi cukup menarik guna menarik infak masyarakat dengan gerakan BA1JO. BA1JO merupakan singkatan dari – Bainfak Jo Siso Balanjo/berinfak dengan uang receh- . Masing-masing jamaah/ keluarga masyarakat Kubang diberi semacam botol/celengan.
Diharapkan setiap orang mau memasukkan uang kembalian belanja (sayur, rokok, kue-kue dan lain-lain ke dalam celengan/botol tersebut. Sangat inovatif, bukan? Ya, tentu saja. Maka disebut inovatif dan menarik.
Lalu, apa yang terjadi kemudian? Rupanya, setiap bulan botol BAIJO dijemput oleh pengurus DKM, atau bisa langsung ke account DKM. Dana yang terkumpul dilaporkan secara terbuka oleh pengurus DKM. Ditargetkan botol ini untuk 5000 orang warga kanagarian Kubang. Hebat sekali bukan?
Ya, tak terbantahkan. Apalagi bila kita telusuri lebih jauh, ternyata Dana BA1JO tersebut,bukan hanya untuk membangun dan memperluas area masjid dan untuk kemegahan bangunannya, ternyata Dana BA1JO tersebut digunakan untuk memakmurkan masyarakat, khususnya orang-orang yang sangat penting untuk diberdayakqn. Karena dana BAIJO tersebut digunakan untuk membantu Janda yang tidak bekerja dan memiliki anak kecil. Dana BA1JO juga digunakan untuk membantu warga yang sakit kronis/menahun. Bukan hanya itu, dana tersebut digunakan pula untuk membantu keluarga yang sangat-sangat membutuhkan,serta sekaligus membantu kelancaran pengajian.
Wah, ini memang sangat bijak dan inspiratif. Seperti kata Pak Zul Azmi yang pernah lama bekerja di GTZ di Aceh itu, merupakan inovasi yang patut ditiru. Pahala dapat, masyarakat terbantu, kanagarian Kubang aman sentausa.
Benar sekali dan tak dapat dibantah pula. Andak ini aşı semacam ini kira replikasi di daerah kita, tentu akan sangat memakmurkan masyarakat di daerah kita. Apalagi di Aceh yang katanya daerah yang memiliki banyak kantong kemiskinan dengan status Provinsi termiskin di Sumatera ini, bisa mengurangi atau mereduksi jumlah atau angka kemiskinan di Aceh secara umum, dan khususnya di lingkungan masjid tersebut.