Oleh Muhammad Irvan
Taruna kelas XI NKPI SMKN 1 Jeunieb
Bel sekolah berbunyi, pertanda waktu istirahat tiba. Saya terus ke kantin membeli makanan ringan untuk ngemil. Sejenak saya ngobrol dengan teman dan setelah saya menuju ke Perpustakaan untuk sekadar milihat buku – buku baru yang belum saya baca. Pandangan saya tertuju sebuah buku yang meceritakan kegigihan seorang pahlawan perempuan asal Aceh. Ya Aceh, provinsi paling unjung barat Indonesia, di provinsi inilah saya dilahirkan. Ternyata Aceh memiliki banyak pahlawan perempuan yang ditulis dengan tinta emas dalam sejarah perjalanan bangsa. Salah satunya Cut Nyak Meutia yang keteladanannya telah menginpirasi saya untuk terus belajar dan bergerak menuju ke arah yang lebih perkembangan yang positif.
Cut Nyak Meutia perempuan yang dilahirkan pada tahun 1870 di Keuretoe Pirak, Aceh Utara yang waktu itu masuk ke dalam kesulthanan Aceh.Kendati lahir dari keluarga ulebalang (Bangsawan) dan satu –satunya putri dalam keluarga tersebut tidak menjadikan Cut Nyak Meutia manja dengan segala kekayaannya. Bahkan sebaliknya, Cut Nyak Meutia rela meningalkan kemapanan hidupnya dan memilih begerilya di hutan – hutan Aceh demi sebuah cita-cita kemerdekaan bangsa.
Cut Nyak Muetia bukan perempuan biasa, dalam catatan sejarah Cut Nyak Mutia digambarkan sebagai sosok perempuan yang cerdas berani dan gigih serta tekad pantang menyerah dalam melawan penjajahan. Bersama suaminya Teuku Muhammad atau dikenal Teuku Chik Tunong , Cut Nyak Muetia berhasil merebut Keuratoe. Bahkan setelah suami keduanya Teuku Chik Tunong syahid karena ditangkap dan dihukum mati oleh Belanda , kesyahidan Teuku Chik Tunong tidak mematahkan semangat untuk membebaskan negerinya dari rongrongan kaum penjajah.
Sikap pantang mundur Cut Nyak Muetia untuk melanjutkan perjuangan terus ia lakukan sesuai dengan wasiat Teuku Chik Tunong yakni menikah dengan Pang Nangroe. Cut Nyak Mutia bersama Pang Nangroe dan Teuku Raja Sabi (anak dari Cut Mutia dari penikahan ke 2) kembali masuk hutan –hutan pedalaman Aceh untuk melanjutkan perlawanan terhadap Belanda. Berbagai penyerangan yang dilakukan mampu merepotkan Belanda, sehingga sersan penulis asal Belanda yang ikut dalam perang Aceh H.C Zentgraaff mengatakan dalam bukunya pada halaman 151 “ ….wanita yang demikian tidaklah sepadan dengan Teuku Chiek Bintara yang berwatak lemah , yang hidupnya berdampingan dengan kompeni. Ia seorang puteri bangsa yang hatinya tertambat pada perjuangan….”
Pada tahun 1910 di bulan Oktober pasukan Cut Nyak Mutia bentrok dengan dengan Belanda di Alue Kurieng, di pertempuran inilah Cut Nyak Mutia menemui ajalnya, Ia syahid setelah sebulan kesyahidan suami ke -3 nya Pang nangroe. Cut nyak Muetia di kukuhkan menjadi pahlawan nasional berdasarkan keputusan Presiden nomor 107/1964 pada tahun 1964 . Namanya juga di abadikan dalam uang kertas nominal 1000 serta bebagai fasilitas publik lainnya.
Teladan, inspirasi dan Motivasi bagi generasi muda
Semangat Cut Nyak Muetia sangat relevan dengan kondisi saat ini, apalagi bagi seorang pelajar, semangat Cut Nyak Mutia menjadi sarana instropeksi diri kita yang masih menuntut ilmu di bangku sekolah, semangat pergorbanan,sikap pantang menyerah,keteguhan hati dan optimisme dalam mengapai masa depan yang lebih baik. Kita tidak boleh terlena dengan materi yang diberikan orang tua atau terlalu santai karena berada di zona nyaman, di mana kita menjalan aktivitas tanpa tekanan, sehingga membuat pelajar tidak mau mengembangkan diri untuk arah yang lebih baik.
Saatnya kita sungguh -sungguh dalam belajar,karena perubahan zaman dari akibat perkembangan teknologi yang semakin pesat dan persaingan dunia kerja semakin ketat serta perubahan nilai perilaku sosial kehidupan bermasyarakat akan terus terjadi di masa mendatang.
Semangat dan keteladanan yang yang ditunjukkan oleh Cut Nyak Muetia, mendorong kita selaku pelajar untuk senantiasa mewujudkan identitas yang memiliki sikap patriotik dan tidak hanya berfokus pada hasil yang di capai. Cut Nyak Mutia terus berjuang dengan penuh optimisme, berani mengambil risiko, sabar tabah, pantang menyerah serta mandiri serta memiliki perencanan yang baik. Hal ini terbukti dari beberapa keberhasilan serangan yang dilakukanya. Perilaku inilah yang senantiasa dilakukan, sebagai pelajar terus membiasakan diri untuk menanam sikap kepahlawanan seperti mematuhi segala aturan sekolah, sabar menjalani tugas diberikan, patriotik, cinta produk tanah air, rela berkorban, serta pantang menyerah dalam belajar, mandiri dalam berbagi ilmu pengetahuan serta optimisme dalam mencapai cita-cita. Wallahu alam