Oleh : SAIDAH AZMAN
Pelajar SMPN 1 Seunagan, Kabupaten Nagan Raya, Aceh
KENAKALAN remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja, perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Kenakalan remaja yang kian marak disebabkan karena bebasnya pergaulan, kurangnya pengawasan orang tua, dan lingkungan yang tidak aman.
Dalam rentang waktu terakhir pergaulan bebas yang merupakan kenakalan remaja, semakin menunjukkan peningkatan yang sangat memprihatinkan, diantaranya itu seks bebas, kasus tawuran, dan pecandu narkoba.
Pergaulan bebas dapat menyebabkan berbagai dampak negatif pada kesehatan, psikis dan masyarakat, pada kesehatan akan menimbulkan berbagai penyakit seperti sifilis, godori, reiter, dan lain sebagainya.
Maka dari itu peran orang tua, masyarakat, dan pendidikan sangat dibutuhkan untuk mencegah dan menghindari terjadinya pergaulan bebas anak remaja.
Orang tua, masyarakat, dan pendidik dapat mengajarkan kepada anak remaja bagaimana cara menyelesaikan masalah yang tepat, yakni dengan cara mempertimbangkan apa yang mungkin terjadi, memberi solusi terhadap permasalahan yang dihadapi, sehingga remaja dapat meningkatkan kemampuan dalam berpikir.
Pergaulan bebas remaja perlu dicegah karena menimbulkan banyak dampak negatif, baik terhadap pelakunya maupun lingkungan sekitarnya, oleh karena itu sangat dibutuhkan peran orang tua, masyarakat, dan pendidikan agar bangsa Indonesia dapat melahirkan penerus-penerus bangsa yang dapat membawa perubahan yang lebih baik ke depannya.
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya.
Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya.
Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri.
Namun pada kenyataanya orang cenderung langsung menyalahkan, menghakimi, bahkan menghukum pelaku kenakalan remaja tanpa mencari penyebab, latar belakang dari perilakunya tersebut.
Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut.
Trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya.
Pertanyaannya, tugas siapa itu semua ? orang tua-kah? sedangkan orang tua sudah terlalu pusing memikirkan masalah pekerjaan dan beban hidup lainnya.
Saudaranya kah? mereka juga punya masalah sendiri, bahkan mungkin mereka juga memiliki masalah yang sama.
Pemerintah kah? atau siapa? tidak gampang untuk menjawabnya. Tetapi, memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang ada.
Akhir-akhir ini fenomena kenakalan remaja makin meluas. Bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Para pakar baik pakar hukum, psikolog, pakar agama dan lain sebagainya selalu mengupas masalah yang tak pernah habis-habisnya ini.
Kenakalan remaja, seperti sebuah lingkaran hitam yang tak pernah putus, sambung menyambung dari waktu ke waktu, dari masa ke masa, dari tahun ke tahun dan bahkan dari hari ke hari semakin rumit. Masalah kenalan remaja merupakan masalah yang kompleks terjadi di berbagai kota di Indonesia termasuk sudah merambah ke Kabupaten Nagan Raya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja yaitu:
Kurangnya pengawasan dari orang tua, pergaulan teman, faktor dari perkembangan iptek yang berdampak negatif, dasar-dasar agama yang kurang, tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya.(*)