Oleh Erika Syifaq
Taruni Kelas Xl Perhotelan SMKN 1 Jeunieb
Tidak dapat dimungkiri bahwa masih banyak guru kesulitan melaksanakan kegiatan menulis. Katanya menulis itu sulit, menyebalkan, dan membosankan. Begitulah keluh kesah mereka mengenai keterampilan menulis. Mereka mengganggap keterampilan berbahasa yang paling sulit adalah keterampilan menulis.
Memang tidak dapat disangkal lagi, bila kegiatan tulis-menulis lebih sulit dibanding kegiatan berbahasa lainnya, seperti membaca dan menyimak. Keterampilan menulis tidak dapat dicapai bila kita tidak punya sesuatu untuk ditulis.
Bagaimana kita bisa menulis dengan baik bila kita tidak memiliki wawasan yang luas, tidak memiliki kemampuan menggunakan kaidah penulisan yang baik dan lain-lain.
Dari deskripsi di atas, penyebab utama rendahnya kemampuan menulis sebenarnya berakar pada rendahnya budaya literasi. Bagaimana mungkin bisa menulis dengan baik, bila para kita tidak senang membaca atau tidak pernah membaca?
Berpijak dari alasan di atas, SMK Negeri 1 Jeunieb melakukan Launching Geurakan Sikula Teumuleh (GaSeh) di Seulanga Meeting Room sekolah. Peluncuran kegiatan ini diawali dengan workshop penyusunan program literasi dan numerasi selama tiga hari mulai Selasa, 30 Juli hingga Kamis, 1 Agustus 2024 yang digawangi langsung oleh Widiyabasa Balai Bahasa Propinsi Aceh, Ibu Syarifah Zuryati, SS.
Pada kegiatan ini siswa dan guru diberikan insight dan pemahaman apa itu literasi. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mendorong siswa dan guru agar dapat menulis sebuah cerita yang akan di bukukan.
GaSeh adalah sebuah program pengembangan literasi sekolah, yang memfasilitasi seluruh siswa dan guru SMKN 1 Jeunieb untuk dapat menerbitkan buku hasil kolaborasi siswa dan guru.
Saat memberikan sambutannya, Kepala SMKN 1 Jeunieb Feri Irawan, S.Si M.Pd mengatakan gerakan ini bertujuan untuk menciptakan pembiasaan yang baik, yakni siswa, guru dan tenaga kependidikan terbiasa membuat tulisan. Dimulai dari pengalaman-pengalaman yang telah dialami sampai hal-hal yang bersifat keilmuan. Diharapkan setiap siswa dan guru memiliki karya tulisan yang dapat bermanfaat bagi orang lain.
Menurutnya, sebelumnya sekolah juga sudah melaksanakan gerakan menulis sejak awal tahun 2023. Hal ini dibuktikan dengan adanya web sekolah dan Majalah BAHARI sebagai wahana menulis siswa dan guru. Di samping itu ada beberapa buku antologi karya guru dan beberapa artikel yang sudah di muat Surat Kabar Serambi Indonesia. Sementara sekolah juga memiliki web sekolah.
“Melalui program GaSeh, nantinya seluruh siswa, guru dan tendik akan difasilitasi dan bertualang bersama dalam penerbitan dan per-cetakan buku ber-ISBN”, papar Feri Irawan.
Dengan program ini, SMKN 1 Jeunieb berkomitmen untuk meningkatkan kualitas literasi siswa dan guru. Harapannya, program GaSeh akan berjalan lancar dan mampu memberikan dampak yang signifikan dalam gerakan literasi di SMKN 1 Jeunieb.
Sejak gerakan menulis awal Juli 2022, sekolah telah mampu menghasilkan puluhan artikel, 12 buku antologi, tiga edisi majalah sekolah hingga hampir ratusan tulisan di web sekolah. Sebuah prestasi yang luar biasa
Dengan adanya GaSeh, kita semua menyadari bahwa literasi merupakan salah satu pokok penting untuk mengembangkan diri.
Program Literasi Unik
Dari pantauan, siswa dan guru di SMKN 1 Jeunieb sudah aktif literasi sejak tahun 2022. Sekolah ini menjadi sekolah aktif literasi, dan mendapat penghargaan dari Kacabdisdik Wilayah Bireuen saat Hardikda 2023 sebagai Sekolah Aktif Literasi, memuat karya siswa dan karya guru.
Beberapa program literasi sebelumnya yaitu Di bawah Pohon Rindang (DPR) Literasi, Kenduri Baca Koran, GS Pro (Guru dan Siswa aktif di Prohaba), GeTeKa Berbagi, Ada Lonba Ikut (ALI), Festival Literasi (Festa) , Poster Literasi (PoSi) dan Majalah BAHARI serta Pojok Literasi Guru dan Siswa (PoLi Gua), DLL.
Menurut salah satu guru SMKN 1 Jeunieb, Hermansyah, SPd mengatakan program ini sangat bermanfaat sekali dalam mengembangkan kompetensi literasi menulis.
“Saya sebagai guru Bahasa Indonesia, jujur saja, awalnya kesulitan dalam menulis. Melalui gerakan menulis yang dibuat sekolah sebelumnya, saya banyak belajar dan juga banyak membaca. Hingga akhirnya, bisa menulis buku antologi dan artikel yang dipublish.
Tentunya melalui GaSeh ini, menambah kepercayaan diri kami agar lebih banyak menulis. Hal ini membuat kami sadar, bahwa menulis bukan hanya untuk guru bahasa Indonesia saja. Tetapi,untuk seluruh kalangan,” ujar Hermansyah.
Mengulik lebih jauh beberapa artikel hasil karya kepala sekolah juga sudah dimuat di Opini Serambi Indonesia dengan judul “Strawberry Teachers”, ” Menjadi Guru Karate Kids dan Kick and Delivers”, dan “Pernikahan Dini dan Peran Sekolah”. Sementara karya guru telah dimuat di Opini Koran WASPADA yang berjudul “Jejak Pembelajaran & Pelukan Perpisahan”, “Literasi dan Warung Kopi” dan “Bullying dan peran Guru”. Dan buku antologi hasil karya kolaborasi beberapa guru lainnya berjudul “Giat Literasi SMKN 1 Jeunieb melalui Koran Prohaba dan Serambi Indonesia”, dan lain-lain.
Lain halnya dengan Tuti Alawiyah Guru Agribisnis Perikanan Air Tawar SMKN 1 Jeunieb sangat berterima kasih dengan adanya penyampaian materi tentang kegiatan gerakan menulis buku dalam workshop literasi.
“Senang sekali hari ini membahas GaSeh. Dulu sekitar tahun 2012 sampai 2016 saya masih suka menulis sekedar karya ilmiah saja. Dan sejak 2017 saya seperti kehilangan semangat dalam menulis. Hingga sekarang, saat bergabung di SMK Negeri 1 Jeunieb, kami diwajibkan mengeluarkan karya atau tulisan walaupun hanya sebuah artikel. Alhamdulillah hal Ini kembali membangkitkan minat saya dalam menulis, ujar Tuti Alawiyah
Tuti sendiri telah menulis artikel yang telah dimuat di Serambi dengan judul “Pertama di Bireuen, SMKN 1 Jeunieb Launching Majalah Bahari serta satu buku antologi”.
Menutup kegiatan, Rizki Adisty, S.Si yang juga Ketua Jurusan TKPI SMKN 1 Jeunieb sekaligus salah satu kandidat 1000 Guru Motivator Literasi Nasional.tahun 2024, menambahkan untuk siswa dan guru harus konsisten dalam berkarya. Untuk meningkatkan konsistensi tentunya tetap berlatih dan terus menulis.
Program ini diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah untuk membangun sumber daya manusia yang unggul dan berkarakter.
“Program ini seru sekali. Selain itu, siswa juga akan merasa terapresiasi atas karya-karyanya. Sehingga kita menulis bukan hanya untuk konsumsi pribadi saja, tetapi kita semangat karena ternyata karya kita diapresiasi oleh orang lain,” ujar Rizki Adisty.
Dalam kesempatan yang sama, salah satu guru dari SMK Negeri 1 Jeunieb lainnya menyampaikan bahwa program ini memberikan dukungan bagi teman-teman sekolah lain untuk segera meningkatkan literasi di sekolah masing-masing.
Pendidikan ialah kunci penting dalam menyalakan masa depan bangsa. Secara spesifik, menguatkan dan mengembangkan budaya literasi adalah salah satu jalan terbaik untuk mempercepat laju perubahan di negeri ini. Dengan budaya literasi, seseorang dapat meningkatkan keilmuan, wawasan, kompetensi, dan karakternya. (erikasyifaq46@gmail.com)