Oleh: Ace Sumanta
Kritik dalam bahasa Indonesia sangat sering kita dengar. Kritik dalam bahasa Yunani adalah “krinein” yang mengandung arti; mengamati, menimbang dan bisa juga membandingkan. Secara semiologi bahwa tergantung dari kriteria yang yang diambil. Orang yang lazim suka mengkritik disebut “kritikus”. Kita sangat mengenal Kritikus Sastra Indonesia yang baik dan profesional adalah HB. Jassin, Yakob Sumardjo, Corrie Layun Rampan, Saini KM, Ayip Rosidi, Maman S Mahayana, dll. Kini kritikus sastra Indonesia sangat minim. Walaupun ada hanya mengulas dan menilai baik buruk suatu karya. Ini harus diberikan porsi yang luas agar karya sastra lebih berkualitas. Sangat ada kaitannya antara kualitas karya dengan kritik sastra. Memang pada umumnya jika kritikus sastra lebih pahit dan hanya mengoreksi kelemahan saja kurang disukai oleh penulis dan sastrawan. Begitu juga jika kritikus hanya menilai yang baik-baik saja tidak berkualitasnya suatu karya. Bisa jadi kering dalam substansi subjektif. Harusnya kritikus memahami banyak ilmu tidak hanya tentang ilmu kesusastraan, ilmu linguistik, teori sastra, sejarah sastra, semantik maupun sosiologi sastra. Lebih luas pengetahuan kritikus tentang bidang kritik sastra akan mempengaruhi kemajuan Sastra Indonesia. Apakah ilmu budaya juga penting? Ya sangat perlu karena bisa memahami psikologi sastrawan ditinjau dari sudut budaya.
Nah, Jamaludin Adinegoro pernah mengatakan bahwa kritik adalah bandingan. Karena itu kritik akan sangat mampu membuka jalan kemajuan Sastra. Maka secara ringkas guru besar sastra, di FKIP Bandung sekarang UPI mengemukakan ” Merupakan pengamatan yang teliti, perbandingan yang tepat serta pertimbangan yang adil terhadap baik buruknya kualitas, nilai, kebenaran, suatu karya sastra” (Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan: 1984: 188). Dengan demikian kritikus yang bijak adalah yang mampu menjembatani dari yang rimbun ke yang terang. Adapun yang bisa dikritik oleh kritikus adalah puisi, cerita pendek, novel maupun roman. Dari situ akan sangat membantu dalam menjelaskan kepada pembaca, dan dari pesan penulis yang berhasil. Mari belajar memahami orang lain dari sekarang, niskaya akan lebih bijak.
***
Ace Sumanta
Adalah sastrawan dan budayawan Pituin Bogor. Sudah menulis 85 buku Antologi puisi dan banyak artikel.