Oleh : SITTI HASANAH, S.Pd
Guru SMAN 1 Tanah
Jambo Aye, Aceh Utara
TERKADANG kehidupan seorang guru sangat ditentukan oleh seberapa banyak peserta didik yang setiap harinya dikoordinir oleh seorang guru.
Semakin banyak peserta didiknya, semakin berat beban kerja yang harus dipikul, seberapa banyak jumlah peserta didik, sejumlah itu juga karakter dan perilaku yang harus dididik dan dibentuk untuk menjadi sempurna.
Perbedaan antara satu peserta didik dengan peserta didik yang lain merupakan indahnya perbedaan yang ada. Keanekaragaman itu yang membuat kita jadi banyak pengalaman dalam melaksanakan tugas mulia sebagai guru. Perjuangan untuk membentuk karakter anak manusia hanya dapat dirasakan dan dilakukan oleh seorang guru.
Oleh sebab itu, guru patut bangga dengan profesi yang disandangnya, kerena dengan banyaknya jumlah peserta didik yang setiap hari menjadi teman sharing. Jadi, semakin banyak pengalaman yang berharga kita dapatkan, karena guru tidak hanya sebagai tenaga pengajar, tetapi juga menjadi fasilitator di kelasnya.
Tugasnya mengarahkan siswa, mengelola dan mendengarkan pendapat- pendapat siswa yang beraneka ragam, sehingga mendapat dukungan dan apresiasi dari gurunya.
Panjangnya perjalanan yang sudah ditempuh oleh seorang pemandu pendidikan di negeri ini, merupakan sebuah pengalaman yang luar biasa yang dapat dirasakan. Betapa besar pengaruh pendidikan bagi seorang penikmat dan pelakunya. Antara guru dan siswa tidak pernah terlepas dari sebuah ikatan yang cukup menyita waktu yang begitu panjang.
Guru dan siswa adalah serangkaian kelompok belajar yang hubungan kedekatannya sangat erat dan familiar, sangat mengenal satu sama lain, bahkan sangat tahu tentang kepribadian masing- masing.
Guru adalah sosok yang sangat berpengaruh bagi siswanya. Ketidakhadiran guru, ruang kelas akan terlihat sepi, tidak ada yang bisa membuat suasana kelas hidup, romantis (kedekatan antara siswa dengan guru) serta penuh makna kecuali seorang guru.
Jikalau selama ini kita hanya bisa mendengarkan kata-kata majas untuk seorang guru, melalui goresan pena dari seorang penulis puisi, yang mensyaratkan makna lewat diksinya yaitu “guruku, aku tak tahu kapan pengaruhmu akan berakhir.”
Memang pengaruh guru tidak pernah berakhir sampai kapanpun. Sampai hari ini kita sangat menyadari apapun kemudahan yang kita lewati dalam perjalanan kehidupan kita sangat berpengaruh kepada ide-ide yang guru tanamkan lewat proses pembelajaran di sekolah.Jadi, Indahnya kehidupan yang kita jalanipun sangat berpengaruh dari apa yang dikenalkan oleh guru kepada siswa,karena guru dunia ini jadi menakjubkan.
Pendidikan membuat orang jadi sempurna, kesetiaan seorang guru bukan hanya mendidik, mengajar, melatih dan membimbing peserta didiknya untuk meningkatkan pengetahuannya tentang banyak hal.
Akan tetapi mereka juga dituntun oleh guru untuk dapat bergaul sesama peserta didik tentunya dengan rasa penuh pengertian, perhatian dan mampu membangun rasa kekeluargaan yang harmonis.
Sehingga, pada saatnya kelak mereka menjadi orang yang baik dari segi perilaku,cerdas dan bernilai dari segi akademik,mandiri serta sukses dalam kehidupannya sebagai manusia yang terlahir dari sebuah pendidikan.
Jika kita lihat perjuangan seorang guru untuk peserta didiknya sangat luar biasa,pembentukan karakter,pembinaan kemandirian seperti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Pramuka, Sispala (siswa pencinta alam), Rohis (Rohani Islam) dan adanya OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekokah) yang membangun kerja sama, kemandirian penuh bertanggung jawab. Ada kalanya mereka dibawa meninjau ke sekolah lain yang lebih maju (study banding), lawakan histori yaitu mengunjungi tempat- tempat sejarah makam pahlawan, membandingkan suasana alam dan perbedaan masyarakat dengan latar belakang yang berbeda agar termotivasi ke hal-hal yang positif yang mampu bersaing dan unggul dalam segala hal. Peran guru dalam melaksanakan tugas aneka job, membantu menjalankan program kepala sekolah dalam hal apapun sudah pasti.
Contoh nyata antara lain, adalah piket pagi, yaitu mengelola peserta didik yang terlambat datang ke sekolah. Kedua, merawat lingkungan sekolah agar selalu bersih,nyaman dan asri. Ke tiga, menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan sekolah agar terhindar dari perbuatan bertentangan dengan tata tertib sekolah yang sudah dibuat dengan kesepakatan bersama tim pengembangan sekolah setempat.
Ke empat, meningkatkan nilai-nilai relijius, keagamaan seperti salât dhuhur bersama dan zikir, berselawat dan membaca asmaul husna ketika hendak memulai pelajaran di kelas setiap hari.
Ke lima, paling istimewa adalah pengajian yasin setiap pagi Jum’at. Intinya semua yang guru lakukan adalah bentuk atau cara mendukung pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Semua hal tersebut termasuk teknik atau cara yang selalu dipandu oleh guru demi kesuksesan pendidikan di sekolah.
Di samping itu juga guru membentuk sebuah organisasi yang bergerak di bidang kebersamaan, sebagai bentuk dukungan dan siraturrahmi sesama guru, berkunjung saat pesta atau sakit bahkan musibah (meninggal) dengan ketentuan yang sudah disepakati bersama.
Dengan adanya organisasi (Bakesma), seperti ini hubungan guru dengan guru sangat baik den penuh rasa kekeluargaan.
Ketika pemerintah mengistirahatkan guru pada usia 60 tahun, guru tidak lagi memburu waktu, tidak lagi menantang dinginnya udara pagi dan tidak akan ada lagi rasa tergopoh-gopoh sebagai pejuang pagi hari, untuk berbagi cinta dan harapan, berbagi ilmu pengetahuan dengan penuh kasih sayang.
Namun kesetiaan seorang guru tidak akan pernah berhenti meski tidak lagi berada di dalam kelas, guru akan selalu ada untuk siapapun dan semangat juang yang melekat pada dirinya akan senantiasa tersohor adalah masyur di hati banyak orang.
Selamat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan untuk guru di seluruh tanah air. Banggalah menjadi guru. Insya Allah.(*)