Oleh Fitriani, S.Pd
Guru SD Negeri 1 Trienggadeng, Pidie Jaya
Penantian untuk ikut serta atau berpartisipasi dalam sebuah acara besar dan bergengsi yang ditunggu -tunggu, akhirnya tiba. Sebuah momentum kegiatan literasi yang diberi nama “ event Wisata Literasi dan Anugerah Literasi Nasional Aceh VIII “ itu terwujud sudah di bulan Februari 2024 ini. Ini adalah momentum yang menarik dan penting, khususnya bagi para guru yang sebenarnya setiap saat aktif melalukan kegiatan literasi di sekolah.
Maka, event ini pun menjadi momen yang dapat memotivasi dan menggugah hati para pegiat literasi di Aceh khususnya. Bagi penulis sendiri yang ikut serta dalam kegiatan ini ikut merasa bangga menjadi pegiat literasi. Ya, tentunya menjadi kebanggaan tersendiri karena berkesempatan untuk berpartisipasi dalam menyalakan gelora literasi pada jiwa insani terutama pada negeri ini.
Sebagaimana kita ketahui bahwa masalah literasi adalah masalah bangsa ini. Literasi merupakan salah satu kemampuan dasar seorang yang akan menjembatani dalam mempelajari semua ilmu yang diajarkan di sekolah. Oleh sebab itu, kemampuan literasi yang bagus dan berkualitas adalah kebutuhan anak bangsa Ini dalam membangun kehidupan yang lebih baik saat ini dan di masa tang akan datang.
Nah, agar kemampuan literasi anak bangsa ini tinggi dan berkualitas, sangat diperlukan komitmen dan kesungguhan semua pihak untuk membangun dan meningkatkan kemampuan literasi bangsa. Sebagai guru, yang setiap hari berhadapan dengan peserta didik, secara sadar harus berupaya meningkatkan kemampuan literasi anak didik. Tentu saja tidak cukup dengan upaya guru, tetapi juga orangtua dan pihak-pihak yang peduli.
Nah, sebagai guru, menjadi pegiat literasi secara otomatis akan mengasah dan memotivasi guru untuk selalu giat dalam berliterasi, baik membaca maupun berkarya. Sangat ironis manakala pegiat literasi tidak punya kemampuan literasi yang tinggi dan luas. Sangat ironis pula bila budaya membaca dan berkarya para guru rendah, apalagi sangat rendah. Maka, diperlukan banyak upaya untuk meningkatkan kapasitas literasi para guru dan peserta didik. Pelaksanaan Wisata Literasi Nasional yang dilakukan di Perpustakaan Wilayah Aceh do Lamnyong, 24 Februari 2024 lalu, adalah upaya nyata untuk membangun budaya literasi di Aceh.
Bagi penulis, ada hal yang sangat menarik pada event wisata literasi dan anugerah literasi nasional 2024 ini, yakni kedatangan tokoh-tokoh yang sangat menginspirasi dalam berkarya. Dua orang tokoh yang luar biasa terinpirasi bagi semua peserta itu adalah Bapak Aswan, seorang penulis sekaligus inspirator berbagi dalam upaya menggapai mimpi sebagaimana yang beliau paparkan tiga bulan sebelum pernikahannya terkait kesulitan keuangan.
Dengan upaya dan tekatnya, dia bisa menulis buku dan kemudian dipublikasikan, sehingga mendapat berkah yang sangat bernilai harganya. Dengan semangatnya yang luar biasa dalam menggapai mimpinya itu salah satu talenta besarnya adalah menulis buku. Hobby membaca dan menghargai sebuah buku luar biasa, walaupun di masa-masa perjuangan hidup dalam keterbatasan materi. Sebuah semangat yang patut kita teladani bagi kita semua dalam upaya meraih mimpi. Semangat dan talenta yang ada pada dirinya dapat berbuah manis.
Kedua, Fakrul Arrazi , memiliki semangat berbagi yang melekat pada dirinya. Nasehat yang menarik adalah bagaimana agar kita selalu bisa menjadi diri kita sendiri. Orang lain mungkin boleh menjadi inspirasi kita , tetapi menjadi diri sendiri adalah penting, sehingga dalam konsep menulis dan membaca siswa akan belajar atas dasar motivasi/kehendaknya sendiri tanpa harus ada yang menyuruh (menemukan jati dirinya sendiri).
Dua tokoh ini sangat memberi inspirasi dalam melangkah sebagai sosialisator penggerak literasi , di mana gabungan dari semangat berbaginya Aswan dan semangat jiwa penggeraknya Fakrul Arrazi, akan mengantarkan kita menjadi sosialisator program literasi nasional tahun 2024 ini.
Salam Literasi……
“Tingkatkan kompetensi…raih berjuta prestasi