Oleh Tabrani Yunis
Bahtera besar ini kian terlihat reot
Besi dan baja penyangga mulai keropos
Geladak dan jangkar rapuh dimakan karat
Dinding-dinding basah pun mulai terkelupas
Bahtera besar ini kian oleng
Terombang- ambing hempasan gelombang
Para penumpang semakin bimbang
Ke manakah jangkar akan ditambang
Bahtera ini kian jauh dari daratan
Tinggalkan pantai menggapai tujuan
Entah ke mana nahkoda arahkan
Menuju depan malah ke buritan
Bahtera ini di ambang tenggelam
Dihempas badai siang dan malam
Nahkoda bingung pun kehilangan kendali
Tak mampu lagi mengenal diri sendiri
Bahtera ini terlalu sarat dengan amunisi
Mewujudkan mimpi membangun dinasti
Bahtera terseok ke kanan dan kiri
Lepas kendali lupa hati nurani
Seakan hidup beribu tahun lagi
Bahtera ini kian penuh sesak dengan pengungsi
Dipenuhi gemuruh isak tangis menyayat hati
Nahkoda tak peduli malah kian lupa diri
Mengejar mimpi untuk anak dan istri
Dinasti adalah birahi harga mati
Agar hidup bisa abadi
Banda Aceh, 6 Februari 2024