Buat Seorang Sahabat
Zulkifli Abdy
Mungkin engkau bertanya
mengapa aku kerap menyebut
pulau Penyengat
Karena di sana pada suatu hari
biduk yang kita tumpangi
pernah merapat
Bahtera yang mengarungi laut
dangkal itu berpenumpang sarat
Di masjid pulau itu pula kita
menunaikan shalat Jumat
Dan memandang takjub meriam
tua yang telah berkarat
Mungkin engkau bertanya
mengapa aku kerap menyebut
pulau Penyengat
Di sana kita pernah berziarah
ke makam ulama yang
masih terawat
Juga situs-situs peninggalan
sejarah yang perlu dicatat
Di sanalah sejarah masyarakat
melayu Riau pernah berpusat
Menjelang senja yang kian
temaram kita pun bergegas
kembali ke darat.
(Pulau Penyengat, medio Mei 2018).