Oleh : Miftahul Jannah
Kelas/Jurusan : X TKJ 1 SMKN 1 Al Mubarkeya Aceh Besar
Di sebuah Universitas Megaharta yaitu universitas yang sangat terkemuka di kota Megapolitan. Terlihat seorang gadis berhijab yang sedang duduk di kursi taman di depan universitas Megaharta. Gadis itu sedang membaca sebuah buku, ia tampak serius dengan bacaannya.
Gadis itu bernama Aisyah Azzahra. Ia dikenal sebagai seorang mahasiswa yang anti sekali berpacaran dan ia bahkan berbicara dengan lawan jenisnya jika perlu saja. Bisa dikatakan Aisyah sangat menjaga dirinya, ia hanya dekat dengan Ayah dan saudara laki lakinya saja.
“Sudah jam segini, sebaiknya aku langsung balik ke kelas saja” monolog Aisya yang melihat ke arah jam tangan miliknya. Aisya pun berjalan menuju ke kelas, namun di perjalanan langkahnya terhenti saat melihat seorang gadis yang terjatuh tak jauh dari Aisyah berdiri. Aisyah pun langsung menghampiri gadis itu dan menolongnya.
“Apa kamu tak apa apa? ” tanya Aisyah sembari membantu gadis itu berdiri.
“Aduh sepertinya kakiku terkilir” ucap gadis itu menahan sakit di kakinya. Aisyah membantu gadis itu untuk menuju ke sebuah kursi dan mendudukkannya.
“Kamu tunggu di sini ya, saya coba cari orang yang bisa tolong kamu” ucap Aisyah yang lalu bergegas pergi mencari bantuan.
Aisyah pun menghampiri seorang penjaga, lalu meminta tolong untuk membantunya. Setelah beberapa menit mencari bantuan, Aisyah akhirnya berhasil menemukan seorang petugas keamanan yang sedang berjaga di dekat area kampus. Aisyah segera memberitahukan keadaan gadis yang sedang terluka tersebut dan meminta bantuan untuk membawanya ke rumah sakit terdekat.
“Permisi, pak” sapa Aisyah.
Penjaga itupun menoleh ke arah Aisyah. “Iya, ada apa ya?” tanya Petugas keamanan.
“Bisa tolong teman saya gak pak? Sepertinya kakinya terkilir” ucap Aisyah memberi tahu maksudnya ke pak petugas.
Mendengar itu Petugas keamanan pun segera mendatangi tempat di mana gadis yang terkilir itu berada.
“Waduh terkilir ini, kakinya harus diurut bagaimana kalau kamu ikut saya ke tukang urut gak jauh dari sini” tawar petugas keamanan. Si gadis sempat ragu, namun saat mendengar perkataan Aisyah yang akan menemaninya ia pun setuju.
“Gakpapa, saya akan nemenin kamu” ucap Aisyah.
“Maaf ya membuat mu harus tinggalin kelas untuk hari ini” ucap sang gadis merasa tak enak.
Pada akhirnya mereka pun pergi ke tempat urut yang dimaksud oleh penjaga keamanan. Sesampainya di sana, kaki gadis itu langsung ditangani oleh seorang wanita lansia yang mungkin umurnya 50 tahun ke atas.
Si gadis memegang erat tangan Aisyah selama proses pengurutan berjalan. Syukurnya semua berjalan dengan lancar dan si gadis sudah bisa berjalan seperti semula hanya saja nyeri nya masih terasa walaupun tak senyeri sebelum diurut.
Beberapa hari kemudian setelah kejadian itu Aisyah berkuliah seperti biasa dan melakukan aktivasinya seperti membaca buku. Hingga di mana ia dihampiri oleh gadis yang pernah ia bantu, gadis itu duduk di sebelah Aisyah.
“Hay, lagi apa? ” tanya Gadis itu.
“Oh, ini saya lagi baca buku” balas ramah Aisyah, si gadis menganguk paham.
“Makasih ya kamu sudah bantu aki waktu itu, ” ucap sang gadis di balas senyuman manis dari Aisyah
“Ohya, kita belum kenalan aku Cristina namamu siapa? ” tanya Cristina.
“Aku Aisyah” balas Aisyah.
Setelah mengenal satu sama lain, mereka pun saling bertukar kontak, mereka juga bercengkrama sebentar sebelum akhirnya berpisah karena ada kelas. Sepulang dari kampus mereka berdua janjian untuk pergi ke sebuah Cafe untuk ngobrol santai di sana.
Mereka pun banyak bercerita hingga mereka saling tahu jika mereka berbeda agama, namun hal itu tidak membuat pertemanan mereka berhenti di hari itu juga hanya karena berbeda keyakinan. Hari hari pun berlalu dan mereka bedua semakin akrab dan bahkan saking akrabnya sering di kira adik kakak.
“Aisyah kamu gak gerah ya pakai hijab? Aku jadi penasaran sama hijab kamu” ujar Cristina.
“Gak aku gak gerah karena sudah terbiasa, dari kecil aku memang sudah berhijab, ” balas Aisyah. Cristina mengangguk anggukan kepalanya paham.
“kamu mau coba?” tanya Aisyah dibalas anggukan semangat dari Cristina.
Aisyah pun mengajak Cristina ke rumahnya karena pada saat itu Aisyah tidak membawa hijab lebih. Setiba di rumah Aisyah, mereka berdua menuju ke kamar Aisyah dan setibanya di sana Aisyah menyuruh Cristina memilih hijab yang ingin dipakai.
“Eh tapi kalo aku pakai aku gak bakal masuk ke islam kan? ” tanya Cristina.
Aisyah terkekeh pelan, “ya enggak lah Cris, kecuali kamu memang sudah yakin dan mengucapkan dua kalimat syahadat baru kamu masuk ke islam” jelas Aisyah.
Cristina pun mengangguk paham lalu segera memilih warna hijab yang ingin kau kenakan, Cristina tampak tertarik dengan hijab berwarna putih.
“Aku pakai yang ini aja kayaknya bagus” ucap Cristina menyerahkan hijab itu ke Aisyah.
Aisyah pun mengenakan hijab itu ke Cristina, tampak sangat cantik ketika Cristina memakai hijab berwarna putih itu apa lagi dipadukan dengan baju yang ia pakai yang berwarna hitam.
“MasyaAllah, cantik banget kamu Cris” puji Aisyah.
“Ah yang bener saja kamu, jadi malu” balas Cristina salah tingkah.
Mereka berduapun nampak saling tertawa saat melihat hasil pemakaian hijab tersebut. Beberapa jam kemudian mentari pun mulai terbenam, Cristina pamit pulang dan mereka akan berjanji untuk bertemu lagi di lain waktu.
Pertemanan Cristina dan Aisyah semakin dekat dan dari mereka berdua bisa kita lihat jika pertemanan tak perlu memandang siapa dirinya dan apa agamanya.
Kita bisa berteman dengan siapa saja asalkan tahu batasannya. Dan semoga kita bisa saling menghargai antar umat beragama.