Oleh Muhrain
kita sering terbiasa dikalahkan
meski bukan karena kalah sebenar
jatuh dan bangkit menuju hari esok
demikian ranumnya embun pagi
melepas dahaga gerah semalam
kita bangkit menunjuk hari dan bakti
kita kalah tidak terkalahkan
tapi kita tidak dipilih bersama pecundang
memenangkan pertarungan curang
sebagai pertaruhan di meja episode
berlaku tubuh yang korban
tapi tidak ingin kita dikorbankan
sehingga terus laju bangkit berjuang
meraih kembali harapan dan cita
meski arah jumpalitan
walau sorai penuh seringai
kita bertahan hidup
di negeri sendiri
sedangkan pemimpin
menjadi budak bagi kekuasaan
bangsa luar!.
Aceh Besar, 30 Januari 2024
Biodata:
Muhrain dikenal sosok jurnalis serba bisa, selain penyair, akademisi bahasa dan sastra Indonesia, ia juga pendiri Majelis Seniman Aceh, Jambo Budaya dan di Langsa sempat mendirikan Teater Langsa sebelum hijrah domisili di Banda Aceh.