Olejh MIFTAHUL JANNAH
Kelas: X-TKJ 1 SMK Almubarkeya, Aceh Besar
Pagi yang indah di hari Senin, merupakan hari pertama Nayara di sekolah barunya, di SMKN 1 Nusantara.
“Bunda!! ” teriak Nayara yang terlihat panik.
“Apa! ” balas Bunda Nayara yang sedang berada di dapur.
“Jarum pentul Aya di mana?” tanya Nayara kepada bundanya.
“Ya ampun Aya, Bunda kan udah bilang siapkan duhulu perlengkapanmu. Jadinya kan tidak ribet pas pagi” omel Bundanya.
“Ya maaf bun, tolong carikan ya” rengek Nayara.
“Itu ambil saja di meja rias bunda” balas Bunda Nayara.
Nayara pun bergegas ke kamar bundanya dan langsung mengambil jarum pentul.
Nayara memasang jarum itu di hijabnya agar tak terlepas, setelah dirasa sudah rapi, Nayara pun keluar dari kamar Bundanya dan langsung mengambil tas ranselnya untuk segera ke sekolah.
“Bun Aya berangkat ya, assalamu’alaikum” pamit Nayara sekalian mencium tangan bundanya.
“Eh gak sarapan dulu Aya? ” tanya Bundanya Nayara.
“Sudah telat bun!” teriak Nayara yang telah berada di luar.
Nayara pun masuk ke mobil, dirinya pun diantar hingga sampai di sekolah oleh Pak supir.
“Jam berapa pulangnya Non? ” tanya Pak supir kepada Nayara.
“Nanti Aya telpon kalau sudah pulang ya pak” balas Nayara yang diangguki oleh pak supir.
Nayara pun memasuki kawasan gedung sekolah, ia menuju ke kantor kepala sekolah untuk diberi tahu dimana kelas Nayara berada.
Setelah mengetahui dimana kelasnya, barulah Nayara dan wali kelas dari kelas XI-1 mengantarnya ke kelas.
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh” ucap salam dari bu Ratih selaku wakil kelas XI-1.
“Wa’alaikumussalam salam warahmatullahi wabarakatuh” jawab serentak seluruh siswa.
“Jadi anak anak, hari ini kita kedatangan siswa baru, ayo nak silahkan perkenalkan diri kamu” ucap bu Ratih.
“Hay semua perkenalkan nama saya Nayara Aprilia, biasa dipanggil Nayara” ucap Nayara memperkenalkan diri.
“Baik Nayara kamu bisa duduk di bangku yang kosong” ucap bu Ratih lagi.
Kemudian Nayara pun duduk di kursi yang kosong yang berada di sebelah siswa perempuan yang berkacamata yang bernama Sari. Tak lupa mereka berdua juga berkenalan.
Pelajaran pun dimulai hingga bell istirahat pun berbunyi. Nayara yang belum mengetahui banyak hal di sekolah barunya ini tetap berada di kelasnya. sementara Sari sudah diajak keluar oleh 3 orang yang Nayara kira adalah teman Sari.
Hingga beberapa menit kemudian Sari tak kunjung kembali. Karena merasa bosan Nayara pun berniat menyusul Sari.
Dan alangkah terkejutnya Nayara melihat Sari yang sedang dibully oleh teman – temannya, dengan sigap Nayara merekam aksi pembullyan itu.
“Berhenti!, atau vidio kalian akan saya kasih ke guru” ancam Nayara.
Mereka yang mendengar ancaman dari Nayara merasa ketakutan dan mereka pun berhenti membully Sari dan menyuruh Nayara untuk menghapus vidio itu.
Nayara menyanggupinya, namun sebenarnya, Nayara hanya berbohong dan vidio itu masih ada di ponselnya dan ia dengan berani memberikan vidio itu sebagai bukti jika Sari mendapatkan pembullyan di sekolah.
Dan para pelaku pembullyan itu pun mendapatkan hukuman berupa diskors selama 1 minggu. Sari sangat berterima kasih kepada Nayara yang telah membelanya sekaligus menjadi temannya.
“Nayara, makasih ya kamu udah mau jadi sahabat aku sekaligus udah bela aku” ucap Sari.
“Iya sama sama, kamu jangan sedih lagi ya. Sekarang ada aku di sini dan gak ada yang boleh menyakiti kamu” balas Nayara yang membuat Sari tersenyum.
Hingga akhirnya mereka berdua pun telah menjadi sahabat dan menghabiskan waktu bersama sama. Lalu, semenjak kejadian itu Sari pun tidak lagi mendapat pembullyan dari teman temannya berkat keberanian dari Nayara.
Kita harus dapat mengambil hikmah dari apa yang terjadi padamu Sari. Kita harus peduli dan waspada terhadap aksi atau tindakan bully di sekolah kita atau juga di tempat lain. Kita perlu ingatkan kepada teman-teman. Ya, berhentilah membully karena membully tidak membuat kita keren, namun membuat kita terlihat layaknya pecundang. Harus pula kita ingatkan kepada kawan -kawan agar jangan hanya kita terlihat lebih baik dari mereka kita bisa seenaknya membully.
Mungkin mereka akan memaafkan, namun hal itu masih membekas di dalam lubuk hati korban bully. Maka, jangan sampai karena ulah kita membuat orang lain merasakan trauma,maka dari itu berhentilah membully.