Oleh Ananda Nayla Tabrani Yunis
Pelajar Kelas IX-7 MTsN 1 Model, Banda Aceh
Di pegunungan yang tidak jauh dari kota, hiduplah seorang anak yang memiliki rambut dan mata berwana coklat dan memiliki kulit putih. Ia bernama Alyasa, tetapi orang memanggilnya Alice. Ia tinggal bersama ibunya di rumah yang kecil. Rumah mereka berada di dekat sungai. Mereka merupakan orang yang kurang mampu. Jadi, mereka sering kekurangan makanan.
Pada suatu hari, Alice sedang membantu ibunya untuk menyuci baju di sungai. Ketika Alice sedang menyuci baju, tiba – tiba ia melihat ada sesuatu yang jatuh ke dalam sungai yang tidak jauh darinya, lalu ia bertanya kepada ibunya.
“ Ibu bolehkah aku pergi ke sana?, sepertinya ada sesuatu yang jatuh”.
“ Boleh kok, tapi hati hati ya “. Ucap sang ibu
Kemudian Alice pergi mencari barang yang jatuh itu dan ternyata yang ia dapatkan hanya sebuah buku yang tidak ada isi, tetapi di sampul bukunya ada tulisan “HIDUP”. Walaupun hanya sebuah buku yang tidak ada isi, Alice tetap mengambilnya, tetapi buku tersebut masih basah, karena buku tersebut baru saja diambil dari dalam sungai. Jadi, Alice kembali lagi ke tempat ibunya sambil memanggil ibunya dari jarak yang jauh.
“IBUUU!.. lihat apa yang kudapatkan!”.
“WAH APA ITUU?”. Tanya ibu Alice.
“ini itu buku, tetapi.. anehnya tidak ada apa apa di dalamnya “ .Ucap Alice dengan kebingungan.
“Mungkin itu hanya sebuah buku kosong”. Jawab sang ibu. Lalu Alice menjawab “ iya juga sih”.
Kemudian ibunya menyuruh Alice untuk menjemur buku tersebut. Alice pun pergi ke rumahnya untuk menjemur buku yang basah itu.
Keesokan harinya, Alice ingin mengambil buku yang ia jemur itu, tetapi sayangnya buku itu masih sedikit basah. Jadi, Alice memindahkan buku itu ke tempat yang lebih terkena cahaya matahari. kemudian Alice pergi untuk meminta izin ke ibunya karena ia ingin keluar.
“ ibu.. aku izin keluar ya, aku ingin bermain dengan teman temanku”. “ baiklah nak hati hati yaa!”.
Ketika Alice bertemu dengan temannya, ia memberi tahu tentang buku yang ia temui.
“ TEMAN TEMAN!, KALIAN TAU GAK APA YANG SUDAH KUDAPATKAN?”.
“EMANGNYA APA?”. Tanya salah satu dari teman Alice.
Lalu Alice menceritakan kejadiannya dan temannyq langsung berkata “ kan itu cuma buku, bukan buku ajaib !”
“ tapi.. buku itu jatuh dari langit loh. Memang agak aneh jika kuceritakan”. Teman temannya tetap tidak percaya kepada Alice.
Dan setelah itu mereka lanjut bermain, sedangkan Alice hanya duduk di ayunan sendirian dan sibuk melamun. Dia sedang berpikir tentang buku itu.
“ Kira kira dari mana ya asal usul buku itu?”. Ucap Alice dalam hatinya.
Seketika Alice ingin pulang ke rumahnya lebih cepat dari biasa, tanpa memberitahu siapapun. Sesampai di rumah, Alice pergi mengambil buku yang ia jemur di luar dan ternyata buku tersebut sudah kering, lalu Alice membawa masuk buku tersebut ke dalam kamarnya.
“ hmm.. kira kira buku ini punya siapa ya?”. Ucap Alice dalam hatinya.
Kemudian Alice mengambil pensil dan mulai menggambar di buku tersebut, tetapi tidak terjadi apa apa. Alice melanjutkan gambarannya dan tiba tiba Alice merasa sangat mengantuk dan ia langsung menuju ke tempat tidurnya, dan Alicepun tertidur pulas. Ketika Alice sedang tidur, ia dipanggil oleh ibunya, tetapi ia tidak terbangun, sampai ibunya masuk ke dalam kamarnya dan membangunkan Alice. Lalu Alice terbangung dan bertanya kepada ibunya
“ Ada apa ibu?, kenapa ibu membangunkanku?”.
Kemudian ibunya menjawab “ maaf jika ibu sudah membangunkanmu, ibu membangunkan karena tiba tiba ada sepeda motor, dan di atas sepeda motor itu ada kertas yang tertulis ( “ ini untuk Alice” ) dan pada saat itupun ibu terkejut karena ibu baru saja keluar dari rumah untuk mengambil baju jemuran”.
“ WAHH, SEPERTINYA BUKU ITU MEMANG AJAIB”. Ucap Alice.
Lalu ibunya bertanya kembali “buku apa?”.
“buku yang kemarin itu loh, yang jatuh ke dalam sungai”. Jawab Alice.
“ GAK MUNGKIN, kan itu hanya sebuah buku, mana ada buku ajaib di hidup ini”. Ucap ibu Alice.
“Mungkin ini rezeki kita” kata Alice. Ibunya masih kebingungan, karena tak mungkin ada yang ingin memberikan sepeda motor tanpa biaya apapun kepadanya.
Setelah itu Alice mulai menggambar lagi, tapi kali ini ia berpikir kalau ia menggambar rumah pasti akan dikabulkan.
“ Dari dulu aku ingin rumah yang besar.” ( Ucap Alice dalam hatinya) mungkin ini kesempatanku untuk mendapatkannya”.
Kemudian Alice mulai menggambar sebuah rumah yang bentuknya hampir sama seperti istana, tetapi kali ini Alice ingin memamerkannya kepada teman temannya, karena selama ini Alice tidak pernah mendapatkan teman yang setia dengannya dan dia berpikir kalau
Alice membawa buku ajaib itu ke tempat taman bermainnya dan memanggil teman temannya.“ teman teman ini buku yang kubillang kemarin, dan buku ini ajaib”. “ emangnya ada bukti” kata temannya dengan sinis. Lalu Alice mengambil sepeda motor yang ia dapatkan itu dan menunjukkan ke teman temannya.
“ ini buktinya, aku menggambar sepeda motor di dalam buku itu, setelah itu aku ketiduran dan tiba tiba ibuku membangunkanku karena ada sepeda
Motor dengan surat untuk ku dan jika kubeli sendiri pasti aku tidak sanggup untuk membeli sepeda motor seperti ini”. Ucap Alice dengan penuh kepercayaan diri
“ siapa tau sepeda motor itu dari orang?, bukan dari buku ajaib itu ”. temannya berkata dengan ketidak percayaan. Teman – temannya tetap tidak percaya dengan buku ajaib itu,jadi Alice menampakkan gambaran rumah yang ia gambar di buku ajaib itu.
“ ini sudah kugambar rumah yang besar, nanti kalian lihat saja!”.
“ ck gausah dengar orang miskin itu, banyak kali bacot” ucap temannya dengan kasar
Alice pun merasa sakit hati karena dari tadi Alice sudah bersuara keras, tetapi tetap tidak ada yang mempedulikannya, bahkan ada yang berpikir kalau Alice itu udah gila. Kemudian Alice pulang ke rumahnya dan menangis di atas tempat tidurnya, dan ibunya yang sedang memasak di dapur pun terdengar suara tangisan Alice, dan ibunya masuk ke kamar Alice dan bertanya
“ ada apa anakku? kenapa engkau menangis?”
“ Semua orang tidak ingin berteman dengan ku katanya karena aku miskin” Alice menjawab sambil menangis
lalu ibunya berkata “janganlah kamu mendengar perkataan orang itu, pasti nanti ke depannya kamu akan menjadi orang yang lebih hebat”.
Ibu Alice menemani Alice sampai ia tertidur. Keesokan harinya Alice tidak merasa sedih lagi dan ia mulai belajar dengan giat. Alice juga sering ke perpustakaan untuk membaca buku, karena ia tidak punya uang untuk membeli buku, dan ia juga tidak bisa meminjam buku dari orang lain karena banyak orang yang tidak ingin berteman dengan Alice.
Setelah beberapa bulan kemudian, Alice menjadi anak yang terpintar dan terkeren di sekolahnya, tetapi ia masi belum mempunyai teman dan selama sekolah. Alice juga sering menabung karena setiap hari Alice membantu ibunya berjualan pisang goreng, dan ibunya juga memberi uang lebih untuk Alice, dan Alice memilih untuk menabung duit tersebut untuk masa depan yang akan datang. Tetapi masih ada satu hal yang masi menggangu pikiran Alice ia masih memikirkan tentang buku itu.
“ Apa mungkin ini buku yang seperti di dongeng dongeng itu?, mungkin hanya bisa satu permintaan saja?” ucap Alice dalam hatinya.
Pertanyaan itu sangat menggangu Alice selama sekolah, karena ketika ia berada di sekolah ia pasti sering melamun.
Beberapa bulan telah berlalu, Alice sedang membersihkan kamarnya, tiba tiba ia menemui buku ajaib tersebut, tetapi ketika ia membuka buku itu, buku tersebut mengeluarkan cahaya pada gambar yang ia buat, lalu Alice keluar rumahnya untuk melihat apakah yang ia inginkan itu sudah dikabulkan, tetapi tidak ada apa – apa di luar. Lalu Alice menggambar ulang rumah yang ia inginkan, tetapi kali ini ia menggambar rumah yang tidak terlalu besar dan ia berharap agar apa yang ia inginkan bisa terkabuli.
Satu minggu kemudian ada orang yang sedang mengetuk pintu rumah Alice lalu ibunya Alice membuka pintu, ternyata ada orang pembongkar rumah lalu ibu bertanya kepada tukang bongkar tersebut
“ ada apa pak?”.
“ Selamat siang, kami dari petugas pembongkar rumah dan kami ingin memberitaukan bahwa tanah ini sudah dibeli oleh pemerintah. Jadi rumah ini akan kami bongkar” kata petugas pembongkar rumah
“ APAAA!!!” JANGAN BERCANDA LAH?”. Kata ibu dengan terkejut.
lalu Alice keluar dari kamarnya karena ia mendengar ibunya terkejut
“ ADA APA BU?, KENAPA?, ADA MASALAH APA?” ucap Alice dengan penuh gelisah dan ketakutan
Lalu petugas pembongkar rumah mengulangi “selamat siang, kami dari petugas pembongkar rumah dan kami ingin memberitahukan bahwa tanah ini sudah dibeli oleh pemerintah. Jadi rumah ini akan kami bongkar”.
“ gak bisa begitu dong!”. Kata Alice
“ tanah ini sudah dibeli pemerintah, jadi besok rumah ini akan kami bongkar” ucap petugas pembongkar rumah.
“ Jadi kami bagaimana? Hanya tempat ini satu-satunya yang kami bisa tinggal”, Kata Alice dengan bersuara keras.
“ Pemerintah sudah menggantikan rumah kalian dengan rumah yang lebih besar yang lokasinya tidak jauh dari sini”.
“OH GITU?,GIMANA BU?”. ucap Alice sambil tersenyum dan menatap ibunya
“ Ya bagaimana lagi, kalau kita nolak kita juga gak punya tempat tinggal lagi”. kata ibu dengan pasrahnya
“ berarti besok langsung kami bongkar ya jadi, langsung ambil barang kalian besok pagi, pukul 10 akan ada supir yang menjemput”. Ucap petugas pembongkar rumah.
Kemudian setelah petugas itu pergi Alice melihat bahwa muka ibu mulai cemberut, dan Alice bertanya kepada ibu
“ Ada apa bu? Kenapa mukamu cemberut?”.
Lalu ibu Alice menjawab “ibu sedih kita harus meninggalkan tempat ini, walaupun kita tinggal di rumah yang kecil ini, tetapi kenangannya begitu banyak.
“ iya juga sih, tapi ya gimana lagi ya kan?”. Ucap Alice yang mulai sedih juga
“ Ya sudah lah ya, itu juga rezeki kita untuk mendapatkan rumah baru”. Kata ibu
“PASTI NANTI ADA KENANGAN YANG LEBIH INDAH”. Ucap Alice
Lalu Alice dan ibu mulai mengemas barang – barang yang i dibawa. Keesokan harinya setelah mereka bangun dan mengeluarkan barang yang mereka kemas, Alice tidak lupa mengambil buku ajaibnya itu dan Alice bilang ke buku itu
“ MAKASIH YA BUKU AJAIB, BERKAT KAMU AKU BISA DAPAT BARANG YANG KUINGINKAN DAN RUMAH YANG LEBIH INDAH”.
Lalu Alice menaruh balik buku itu ke dalam sungai di tempat ia ambil itu. Alice sudah mempunyai semua yang ia mimpikan rumah baru.