Oleh Nita Juniarti
Aku mencintamu
dengan kecemasan sekat dada yang kosong,
Sanggupkah kau tahu, seperti Aku yang merindui dengan tikaman sepi?
Cuma, pada galau menyiksa
Menderu badai memporakkan harapan
meletakkan bunga layu pada jaring angin
sunyi yang merindu menyimpan bayangan menari-nari
buku menguning terpatri “habis gelap terbitlah terang”
Mengingat perbincangan dalam gerimis
musik dangdut penyerta menggoyang kaki dan kepala.
dalam gerimis menjelma pikiran-pikiran meruncing menikami ubun kepala
Obrolan mengalir melewati parit-parit.
merembes ke tanah
Galau itu beriak dalam matamu
entah apa yang membuatmu luka?
Wahai perempuan pembebas wanita
Tuban, 13 November 2023