SURAT DARI HULU (71)
Tak ada yang terfahami
Dari gerak semu dan laju keakuan
Seperti katamu elegan dan fantastis
Terlahir dari rahim inisiasi dan inovasi
Tak ada yang terfahami
Dari arogansi yang menaikkan bahu
Setapak lalu tak lagi bernama
Tak ada yang terfahami
Dari fluktuasi harga nyali
Siapa yang berpura-pura menjadi hero
Dari degradasi tatarasa
Banda Layung, 17 Desember 2019
Syarifuddin Aliza:
ABSTRAKSI PASI KARAM
Ianya negeri selingkar Teluk Meulaboh
Beralun ombak “lagee dara woe di mon”
Bayu merisik gelayut dedaunan juga deru ombak
Pasang musim purnama berkala membenam mata kaki
Ianya negeri selingkar Teluk Meulaboh
Penghuninya tegas beraura teduh berparas santun
Bergelar Teuku bersapa Ampon pengayom yang bersetia
Bergelar Said bersapa Waled penuntun yang bestari
Bergelar Teungku bersapa Abu pelurus titah agama
Ianya negeri selingkar Teluk Meulaboh
Negeri nyiur melambai berhawa tropis bertanah pasir
Orang-orang menggiring peradaban di jalur modernitas
Tak jarang malam benderang bagai siang urung redup
Ianya negeri selingkar Teluk Meulaboh
Negeri para pujangga beradab beradat dan berbudaya
“Tameh sarang-sareng Puteng jilop lam bara”
Syair terlahir setiap gerak
29 Oktober 2022
Penyair Pantai Barat Aceh