Terbaru

Puisi-Puisi Muzamir Abd Hamid

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

AKU MASIH ADA ANTARA RAKYAT JELATA

Karya, Muzamir Abd Hamid

Aku masih ada antara rakyat jelata.

Aku masih ada hanya untuk sekadar mengukir cerita

Menanti kepastian tiba dan

Harapan tak pernah lekang oleh peradaban yang silih berganti

Aku masih ada untuk bangsa dan agama

Meski seribu janji yang ditandatangani dan politik oligarki silih berganti menguasai

bahkan bahasa mengelilingi tipu para penunggang negri ini

Aku masih ada antara rakyat jelata

Darah dan semangatku  belum mati

Dia hanya berhenti sejenak sembari menanti penggerak yang sejati

Bertahun tahun hanya menatap tepian cerita para pecundang negri ini

Aku masih ada antara rakyat jelata

Lihatlah perhatikanlah dengan seksakma

Apa-apa yang telah terjadi atas tanah leluhur para wali

Sadar lah wahai sahabat

Bangkit lah untuk kita bisa bersama – sama lagi melawan kedzaliman ini

Ingat lah akan wasiat wali

Aku masih ada dan berdiri di antara kalian semua

Mengapa ada  yang tak pernah mau tau tentang bangsa ini

Bungkamku bukan karena sesuatu

Hanya aku ingin kita mengerti kemana mau kita bawa  janji – janji ini..

Wahai para pejuangan

Cobalah tengok sejenak kebelang yang pernah kita lalui jangan lagi kita tertipu dan terdzalimi sayangilah negri dan bangsa ini.

Aku masih ada yang selalu menulis tentang apa yang mesti aku tuliskan

Dan kinipun aku tetap ada  dan trus ada untuk Acehku tercinta…

 

PERJUANGAN YANG SIA SIA

Oleh:  Muzamir Abd Hamid

Kekacauan yang terjadi pada jiwa kami..

Apakah kau tahu dengan kami ini?

Kurasa kau tak mau tahu..

Karena kau sudah tidak  perdulikan nasib kami ..

Sikap dan perhatianmu entah kemana

Mungkin kursi dan jabatan?

Sikapmu yang dingin membuat kami tersisihkan

Seakan memang tidak pernah ada bersama berjuang kala itu.

Membuat semuanya seperti tak ada sama sekali…

Maaf bukan kami ingin diperhatikan

Diberikan kehidupan yang mapan,

Kami tidak berharap itu kepadamu

Karena kamipun tahu diri..

Setidaknya kau punya hati untuk itu

Semua perjuangan ini demi suatu capaian kemerdekaan.

Dan dalam perjuangan kala itu istilah mengatakan

Taduk tadong sapei pakat

Sang sineusab meu adeo a

Jatuh bangun kita dalam rimba bahkan nyawa melayang tanpa pusara

Desingan peluru merobek jiwa dan jiwa

demi memperjuangkan nasib bangsa.

Ketika itu tidak ada yang kami pedulikan selain perintah mu

Dan nasihat dari dimu

…..

Jangan berjuang bila hanya untuk diri apa lagi untuk mereka yang tidak punya hati..

Karena perjuangan itu akan sia sia

“Seperti halnya yang pantas diperjuangkan

Sebagaimana para pendahulu memperjuangkan negri ini.

Rayat menyambut dengan hangat kepulangan mereka dari pertempuran  pemimpin bersuka ria dengan rakyatnya

Sehingga adanya kemerdekaan dan keadilan yang merata..”

Dan sekarang dengan kami, 18 tahun sudah berlalu kami tak pernah dapat bertemu dengan pemimpin kami yang kami elu ketika itu

Bangsa pun

Tak menyambut hangat kepulangan kami

Dikernakan kebanyakan menggila jabatan bak serigala

Yang kelaparan…

Redaksi hanya melakukan penyuntingan teknis, seperti: - Mengoreksi kesalahan ejaan, tanda baca, dan struktur kalimat. - Mengatur format dan tata letak teks. - Memastikan konsistensi gaya penulisan. Namun, redaksi tidak melakukan perubahan pada: - Isi dan substansi teks. - Pendapat dan opini penulis. - Data dan fakta yang disajikan. Dengan demikian, penulis tetap bertanggung jawab atas isi dan substansi teks yang ditulis.

Pertarungan di Sebuah Gedung Tua
Ilustrasi
Revitalisasi Nilai Dasar HMI: Membangun Kader Berbasis Teologi, Kosmologi, dan Antropologi
Oleh: Amilda Risky, Peserta LK3 HMI...
Cinta di Era Modern; Solusi Atau Masalah?
Oleh M. Rival Sihab Cinta selalu...
Perempuan Sebagai Inspirator
Reza pernah menulis langsung puisi di...
Gerimis
“Rintik hujan kecil yang membawaku kembali...

SELAKSA

Welcome Back!

Login to your account below

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Add New Playlist