AKU MASIH ADA ANTARA RAKYAT JELATA
Karya, Muzamir Abd Hamid
Aku masih ada antara rakyat jelata.
Aku masih ada hanya untuk sekadar mengukir cerita
Menanti kepastian tiba dan
Harapan tak pernah lekang oleh peradaban yang silih berganti
Aku masih ada untuk bangsa dan agama
Meski seribu janji yang ditandatangani dan politik oligarki silih berganti menguasai
bahkan bahasa mengelilingi tipu para penunggang negri ini
Aku masih ada antara rakyat jelata
Darah dan semangatku belum mati
Dia hanya berhenti sejenak sembari menanti penggerak yang sejati
Bertahun tahun hanya menatap tepian cerita para pecundang negri ini
Aku masih ada antara rakyat jelata
Lihatlah perhatikanlah dengan seksakma
Apa-apa yang telah terjadi atas tanah leluhur para wali
Sadar lah wahai sahabat
Bangkit lah untuk kita bisa bersama – sama lagi melawan kedzaliman ini
Ingat lah akan wasiat wali
Aku masih ada dan berdiri di antara kalian semua
Mengapa ada yang tak pernah mau tau tentang bangsa ini
Bungkamku bukan karena sesuatu
Hanya aku ingin kita mengerti kemana mau kita bawa janji – janji ini..
Wahai para pejuangan
Cobalah tengok sejenak kebelang yang pernah kita lalui jangan lagi kita tertipu dan terdzalimi sayangilah negri dan bangsa ini.
Aku masih ada yang selalu menulis tentang apa yang mesti aku tuliskan
Dan kinipun aku tetap ada dan trus ada untuk Acehku tercinta…
PERJUANGAN YANG SIA SIA
Oleh: Muzamir Abd Hamid
Kekacauan yang terjadi pada jiwa kami..
Apakah kau tahu dengan kami ini?
Kurasa kau tak mau tahu..
Karena kau sudah tidak perdulikan nasib kami ..
Sikap dan perhatianmu entah kemana
Mungkin kursi dan jabatan?
Sikapmu yang dingin membuat kami tersisihkan
Seakan memang tidak pernah ada bersama berjuang kala itu.
Membuat semuanya seperti tak ada sama sekali…
Maaf bukan kami ingin diperhatikan
Diberikan kehidupan yang mapan,
Kami tidak berharap itu kepadamu
Karena kamipun tahu diri..
Setidaknya kau punya hati untuk itu
Semua perjuangan ini demi suatu capaian kemerdekaan.
Dan dalam perjuangan kala itu istilah mengatakan
Taduk tadong sapei pakat
Sang sineusab meu adeo a
Jatuh bangun kita dalam rimba bahkan nyawa melayang tanpa pusara
Desingan peluru merobek jiwa dan jiwa
demi memperjuangkan nasib bangsa.
Ketika itu tidak ada yang kami pedulikan selain perintah mu
Dan nasihat dari dimu
…..
Jangan berjuang bila hanya untuk diri apa lagi untuk mereka yang tidak punya hati..
Karena perjuangan itu akan sia sia
“Seperti halnya yang pantas diperjuangkan
Sebagaimana para pendahulu memperjuangkan negri ini.
Rayat menyambut dengan hangat kepulangan mereka dari pertempuran pemimpin bersuka ria dengan rakyatnya
Sehingga adanya kemerdekaan dan keadilan yang merata..”
Dan sekarang dengan kami, 18 tahun sudah berlalu kami tak pernah dapat bertemu dengan pemimpin kami yang kami elu ketika itu
Bangsa pun
Tak menyambut hangat kepulangan kami
Dikernakan kebanyakan menggila jabatan bak serigala
Yang kelaparan…